TEMPO.CO, Jakarta – Hari Epilepsi Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 26 Maret. Peringatan ini biasa disebut Hari Ungu. Purple Day bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan kesadaran terhadap epilepsi.
Epilepsy Foundation mendefinisikan epilepsi sebagai kelainan pada sistem saraf pusat yang diakibatkan oleh pola aktivitas otak yang tidak normal. Kondisi ini menyebabkan penderita epilepsi mengalami kejang mendadak, sensasi dan perilaku aneh, hingga pingsan. Kejang akibat epilepsi dapat mempengaruhi keselamatan pasien, mengganggu hubungan kerja, menyebabkan kecelakaan berkendara, dan masih banyak lagi.
Menurut Mayoclinic.org, seseorang dikatakan menderita epilepsi jika mengalami setidaknya dua kali kejang yang tidak diketahui penyebabnya dalam jangka waktu 24 jam. Seseorang yang hanya mengalami satu kali kejang belum tentu menderita epilepsi. Kondisi ini dapat diobati dengan pengobatan, pembedahan, atau pengobatan seumur hidup.
Epilepsi atau orang awam mengenalnya dengan sebutan epilepsi tergantung dari jenis kejangnya. Kategori kejang didasarkan pada efek otak, tingkat kesadaran dan pergerakan otot. Berikut gejala dan penyebab epilepsi.
Penyebab epilepsi
Menurut My.clevelandclinic.org, hampir 70 persen kasus epilepsi tidak diketahui penyebabnya. Namun, beberapa alasan telah diidentifikasi, termasuk:
1. Faktor genetik
Beberapa jenis epilepsi, seperti epilepsi mioklonik remaja dan epilepsi absen pada masa kanak-kanak, lebih mungkin disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik. Para peneliti percaya bahwa meskipun ada bukti bahwa gen tertentu terlibat, gen tersebut hanya meningkatkan risiko epilepsi, dan mungkin ada faktor lain yang terlibat. Ada beberapa jenis epilepsi yang disebabkan oleh kelainan yang mempengaruhi cara sel-sel otak berkomunikasi satu sama lain dan dapat menyebabkan sinyal otak tidak normal dan kejang.
2. Sklerosis temporal
Kelumpuhan temporal dapat menyebabkan serangan epilepsi. Sklerosis adalah jaringan parut yang terbentuk di bagian dalam lobus temporal seseorang dan dapat menyebabkan kejang fokal.
3. Cedera kepala
Cedera kepala yang parah juga bisa menyebabkan kejang. Hal ini biasanya terjadi setelah seseorang menerima pukulan keras di kepala, seperti kecelakaan atau terjatuh dari tempat tinggi.
4. Infeksi otak dan gangguan kekebalan tubuh
Infeksi otak seperti abses otak, meningitis, ensefalitis, dan neurocysticercosis juga merupakan penyebab epilepsi. Selain itu, kondisi ini bisa menjadi lebih buruk jika orang tersebut memiliki gangguan kekebalan tubuh yang menyebabkan mereka menyerang sel-sel otak.
5. Gangguan pertumbuhan
Cacat lahir yang mempengaruhi otak adalah penyebab umum epilepsi, terutama pada orang yang kejangnya tidak terkontrol dengan obat antikonvulsan. Cacat lahir tertentu diketahui menyebabkan epilepsi, termasuk displasia kortikal fokal, polimikrogyria, dan tuberous sclerosis.
Gejala epilepsi
Gejala utama epilepsi adalah kejang berkala. Namun, gejalanya bervariasi tergantung jenis kejangnya. Tanda dan gejala kejang meliputi hilangnya kesadaran atau ketidaksadaran sementara, gerakan otot yang tidak terkontrol, kejang otot, hilangnya tonus otot, berpikir lambat, dan kesulitan berbicara.
Selain itu, perubahan pendengaran, penglihatan, pengecapan, penciuman, mati rasa atau kesemutan. menjilat bibir, gerakan mengunyah, munculnya rasa takut, teror, cemas atau déjà vu dan peningkatan detak jantung. Kebanyakan penderita epilepsi cenderung mengalami jenis kejang yang serupa, sehingga setiap kejang memiliki gejala yang serupa.
DELPHI ANA HARACHAP | RACHEL FARRAHDIBA REGAR
Pilihan Editor: Lebih Banyak Serangan pada Wanita Lihat Penjelasan Migrain
Jadi, orang yang sangat sensitif mempengaruhi semua hubungan, termasuk pekerjaan. Di bawah ini adalah karakteristik terkait pekerjaan yang terlihat. Baca selengkapnya
Kesehatan Ruben Onsu yang kian memburuk diduga akibat sindrom sel kosong yang dideritanya. Baca selengkapnya
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif yang terjadi seiring dengan proses penuaan sistem saraf di otak, ketika kadar dopamin menurun. Baca selengkapnya
Sleep apnea adalah suatu kondisi di mana orang berhenti bernapas secara berkala saat tidur. Baca selengkapnya
Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot, tetapi tentang segalanya
Para ilmuwan telah menemukan bahwa beberapa faktor dan kebiasaan yang tampaknya tidak berbahaya dapat mempercepat penuaan otak. Baca selengkapnya
Dokter anak menjelaskan bahwa gejala lupus pada anak-anak biasanya lebih serius dibandingkan pada orang dewasa. Baca selengkapnya
Epinefrin atau dikenal juga dengan sebutan epinefrin merupakan hormon yang biasanya diproduksi ketika tubuh dihadapkan pada situasi tegang atau stres. Baca selengkapnya
Demensia pikun diartikan sebagai penurunan fungsi jaringan otak bagian luar atau korteks serebral yang menyebabkan menurunnya kemampuan intelektual. Baca selengkapnya
Gaya hidup membantu mengurangi risiko demensia dan penyakit Alzheimer. Baca selengkapnya