3 Ucapan Sungkeman dalam Tradisi Jawa Saat Lebaran

TEMPO.CO, Jakarta – Bulan Ramadhan telah usai. Beberapa jam lagi kita akan memasuki 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri, hari yang dinantikan umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Saat Idul Fitri, orang-orang akan saling meminta maaf. Keluarga seringkali memiliki tradisi senjata.

Melansir situs NU, ritual sungkeman biasa dilakukan anak di hadapan orang tua atau keluarga besarnya sebagai tanda kesetiaan dan rasa syukur atas bimbingannya sejak lahir hingga dewasa.

Sungkeman disuruh berlutut sambil mencium tangan lelaki tua itu untuk meminta maaf.

Ada berbagai jenis pengampunan menurut budaya dan tradisi setempat. Berikut 3 pidato khas Sungkeman saat Idul Fitri yang bisa ditiru.

1. Ini hari Riha, yang pertama aku ucapkan selamat Riha, dan yang kedua aku minta maaf atas kesalahan yang kuperbuat pada hari ini.

Sugeng Riyadi adalah bahasa Jawa yang secara harfiah dapat diartikan Selamat Hari Raya. Namun makna dari tuturan tersebut sangat dalam dan menunjukkan kearifan dalam budaya Jawa. Kata “Sugeng” berarti “kegembiraan” atau “kegembiraan”, sedangkan “Riyadi” berarti “hari raya” atau “hari raya”. Ucapan Sugeng Riyadi bukan sekadar sapaan biasa. Melainkan mengandung makna yang lebih dalam, antara lain rasa syukur, kedamaian, dan rasa hormat terhadap sesama.

Jawaban “Piroz ibe Riyadi” dapat berupa kata “Amin” sebagai wujud doa penegasan persetujuan atau ungkapan harapan. Ucapan selamat seharusnya dibalas dengan “Terima kasih atas ucapan selamatnya, maaf atas segala kesalahannya”. Arti dari kalimat tersebut adalah: “Terima kasih atas liburannya yang bahagia, saya mohon maaf atas segala kesalahannya.”

2. Saya merasa banyak tindakan atau perkataan saya yang mengganggu Anda. Saya minta maaf atas semua tindakan yang telah saya lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja

Artinya : Aku tahu banyak sekali tingkah laku dan perkataanku yang menyakiti hati ayahmu. Saya mohon maaf atas segala perbuatan yang telah saya lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja.

3. Memberikan ibadah saya. Jika saya melakukan kesalahan, jika saya melakukan sesuatu, jika saya mengatakan sesuatu tanpa izin Sarak, saya meminta maaf dengan tulus hari ini.

Begini bunyinya: Di hari raya ini, aku minta maaf atas segala kesalahanku, atas segala kesalahanku, dan atas segala kata-kata ceroboh yang kuucapkan.”

Pilihan Editor: Ketupat Lebaran Sudah Ada Sejak Abad ke-15, Ini Petunjuknya.

Badan Pusat Statistik mencatat laju inflasi sebesar 3 persen per tahun pada masa Lubaran yakni April 2024. Baca Selengkapnya

Psikolog mengingatkan kakek dan nenek untuk memahami teknik parenting saat membesarkan cucu. Apa yang harus dilakukan? Baca selengkapnya

Duel aktris Nirina Zubir melawan mafia dunia bawah yang merupakan asisten mendiang ibunya Riri Khasmita, patut menjadi contoh bagi mereka yang menghadapi kasus serupa. Baca selengkapnya

Director of Communications E-Commerce Tokopedia, Nuraini Razak membeberkan tren belanja sepanjang Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Baca selengkapnya

EVP Sekretaris Perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan, penjualan tiket KA Suite Class dan Luxury dijual pada peralihan Lebaran 2024.

Harga shalim 80.000 Dreri per kilogram. Kata Menteri Zulhas karena Idul Fitri. Baca selengkapnya

PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI telah mendaftarkan 20.944.000 penumpang commuter line Lebaran pada tahun 2024. Baca selengkapnya

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI resmi menutup pelaksanaan Angkutan Lebaran 2024 yang berlangsung selama 22 hari terhitung sejak 31 Maret. Baca selengkapnya

Presiden OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan banyak tips yang bisa dimanfaatkan ibu-ibu dalam menghadapi pelemahan rupiah. Baca selengkapnya

Toritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan para ibu untuk tidak membuat generasi sandwich. Apakah kamu? Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *