6 Dampak Fatal yang Berpotensi Terjadi saat Cabut Gigi

TEMPO.CO, Jakarta – Kasus pencabutan gigi baru-baru ini menghebohkan publik setelah menewaskan satu pasien di Ngawi, Jawa Timur. Korban Nira Pranita Asih, 31 tahun, menjalani operasi pencabutan gigi gerahamnya pada 28 Desember 2023. Setelah berkonsultasi dengan dokter terkait, usai operasi diketahui gusi Nira bengkak dan ia memeriksakan diri kembali ke dokter. Setelah meminum obat yang diberikan, gusi Nira menjadi sangat bengkak dan didiagnosis mengalami peradangan, dan sayangnya peradangan tersebut menyebar hingga ke leher korban, Nira meninggal pada tanggal 27 April 2024.

Gigi mempunyai peranan yang penting bagi manusia, sebelum memutuskan untuk melakukan pencabutan gigi pada pasien, sebaiknya dokter memperhatikan kondisi pasien dan kondisi umum seperti risiko kesehatan dan efek samping dari pencabutan gigi. Jika tidak dilakukan dengan baik, setidaknya ada enam kecelakaan fatal yang berpotensi berdampak buruk bagi pasien. Ada yang lain?

1. Pendarahan

Dilansir dari www.arizonadentalmalpractice.com, masalah umum yang sering ditemui pasien pasca pencabutan adalah pendarahan terus-menerus. Biasanya dokter akan meresepkan obat antikoagulan dan antiplatelet, antara lain aspirin, enoxaparin, heparin, warfarin, apixaban, rivaroxaban, dan edoxaban. Sayangnya, ada pasien yang tidak merespons dosis yang ditentukan sehingga pendarahan terus berlanjut. Oleh karena itu, sebaiknya dokter lebih memperhatikan risiko seperti ini dengan memahami lokasi gigi yang akan dicabut daripada berada pada risiko yang buruk.

2. Soket Kering

Istilah dry socket mengacu pada suatu kondisi yang menimbulkan rasa sakit pada pasien akibat hilangnya bekuan darah setelah gigi berhasil dicabut dari soketnya. Dikutip dari geekymediscs.com, soket kering memperlihatkan tulang alveolar pada burung, kasus ini jarang terjadi dan mungkin terjadi pada 3 persen dari seluruh gigi. Risiko terjadinya dry socket bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kebiasaan merokok, wanita yang berisiko tinggi mengalaminya, atau trauma saraf saat pencabutan gigi.

3. Fraktur Tuberositas Maksila

Rahang atas seseorang mempunyai tulang yang sangat lemah yang disebut tuberositas rahang atas, tulang inilah yang harus diperhatikan dokter ketika merawat pasien yang akan menjalani pengangkatan tumor posterior. Untuk penanganannya, dokter gigi biasanya akan melakukan pemeriksaan rontgen dan mencatat besar kecilnya tuberositas. Angka kejadian patah tuberositas umumnya rendah, dengan peluang terjadinya kasus hanya 0,08 hingga 0,15 persen. Namun Anda tetap harus berhati-hati saat ingin menghapusnya.

4. Gusi Bengkak

Gusi bengkak pasca pencabutan gigi merupakan respon alami ketika terjadi peradangan pada area gigi yang dicabut. Bengkak dapat dikurangi dengan meminum obat yang diresepkan oleh dokter gigi, mengompres dengan es batu, mengonsumsi makanan yang mudah hancur, atau menggunakan antiseptik setelah menyikat gigi. Jika gusi bengkak tidak kunjung mereda dalam 3 hari berikutnya, sebaiknya pasien memeriksakan diri ke dokter gigi terkait.

5. Cedera Emosional

Kerusakan saraf ditandai dengan nyeri, kesemutan, mati rasa di banyak bagian mulut, bahkan menjalar hingga ke pipi. Rasa sakit ini terkadang mengganggu kebebasan pasien untuk berbicara atau memakan sesuatu karena rasanya yang netral. Namun, jangan khawatir karena kerusakan saraf bisa mereda setelah beberapa minggu. Temui dokter terkait jika luka tidak kunjung sembuh meski sudah minum obat.

6. Kematian

Akibat yang paling fatal adalah kematian pada pasiennya, walaupun pencabutan gigi terkesan sepele, namun gigi terhubung dengan banyak saraf penting di kepala manusia. Menurut Dental Office, kematian akibat pencabutan gigi seringkali disebabkan oleh keterlambatan perawatan gigi karena infeksi, peradangan gusi dan wajah, alergi terhadap obat bius, dan kesehatan pasien. penurunan status karena masalah. Pasien dan dokter harus berkomunikasi mengenai kondisi tersebut agar dapat melakukan pencabutan gigi dengan benar.

Pilihan Editor: Jika Anda memiliki 4 penyakit ini, waspadai risiko cabut gigi

Chloe Buiting sedang mempertimbangkan penggunaan Apple Watch untuk mendeteksi detak jantung hewan sebagai cara untuk menghemat uang. Baca selengkapnya

Singapore Airlines menawarkan kompensasi mulai dari US$10.000 kepada penumpang penerbangan SQ321 yang mengalami insiden kekerasan bulan lalu. Baca selengkapnya

Kembar siam pertama di Indonesia yang berhasil dipisahkan adalah Yuliana dan Yuliani, keduanya dipisahkan berkat operasi yang dipimpin dokter Padmosantjojo pada tahun 1987. Baca selengkapnya.

Pasien tidak perlu takut gigi bungsunya dicabut. Komplikasi serius jarang terjadi dan kemungkinan kematian akibat pencabutan gigi sangat rendah. Baca selengkapnya

Berikut beberapa drama dokter Hollywood terbaik untuk ditonton. Ada Lulur Sampai Ini Sakit. Baca selengkapnya

Tinggal di rumah dinas BRIN (dulu Batan) sejak 1985, Tri Mayhayati dan para pensiunan lainnya kini harus meninggalkan kediaman yang telah mereka tinggali selama 38 tahun. Baca selengkapnya

Pijat atau pijat tidak dapat menyembuhkan otot yang robek atau otot yang terkilir. Berikut saran pakar kedokteran olahraga. Baca selengkapnya

Gedung Putih mengatakan pemerintah AS sedang berusaha mengevakuasi sekelompok dokter Amerika yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah.

Selain tuduhan pemerkosaan anak, pria Brasil ini sedang diselidiki atas percobaan pemerkosaan terhadap seorang anak muda

Ada banyak cara untuk membantu mencegah cedera dan menjaga lutut Anda tetap sehat dan kuat seiring bertambahnya usia. Berikut pendapat beberapa dokter ortopedi. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *