6 Tokoh Kebangkitan Nasional: Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, hingga Cipto Mangunkusumo

NEWS24.CO.ID – Hari Kebangkitan Nasional tidak bisa dirayakan tanpa beberapa orang yang berperan penting dalam acara ini. Di antara jajaran tokoh tersebut terdapat enam nama yang tak terlupakan dalam sejarah olahraga nasional ini.

Masing-masing tokoh mempunyai peran unik dalam membangkitkan semangat kebangsaan dan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia. Mulai dari aktivitas jurnalistik hingga pembangunan organisasi, dari upaya pendidikan hingga gerakan politik, mereka memberikan kontribusi yang signifikan terhadap terwujudnya cita-cita kemerdekaan.

Dr. Wahidin Sudirohusoso

Wahidin Sudirohusodo lahir pada tanggal 7 Januari 1852 di desa Slemanmulati, Yogyakarta. Dia dan saudara laki-lakinya bersekolah di sekolah desa yang didirikan oleh pemerintah kolonial. Pada tahun 1864, Wahidin masuk ke European Lower Class School (ELS) di Yogyakarta dan melanjutkan ke European Laguerre School di Tweed.

Pada tahun 1869, Wahidin melanjutkan studinya di Sekolah Kedokteran Jawa (STOVIA) dan lulus 22 bulan kemudian. Ia juga menjabat sebagai asisten pengajar selama beberapa tahun. Khawatir dengan terbatasnya anggaran pendidikan, pada tahun 1906 ia berkeliling Jawa untuk menggalang dana untuk beasiswa dan mendirikan Yayasan Pembelajaran atau Scholarship Foundation.

Pada tahun 1901, Wahidin menjadi direktur majalah Retnodhoemilah yang terbit dalam bahasa Jawa dan Melayu untuk kalangan priyayi. Ide pengumpulan beasiswa ditangkap oleh mahasiswa STOVIA Sutomo yang kemudian mendirikan organisasi Budi Utomo pada tahun 1908.

Dr. Su kamu

Kutipan dari buku tentang Ph.D. Soetomo diterbitkan oleh Museum Kebangkitan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Raden Soetomo lahir Soebroto pada tanggal 30 Juli 1888 di Ngepeh, Nganjuk, Jawa Timur.

Ia menghabiskan sebagian besar masa kecilnya bersama kakek dan neneknya karena ayahnya bekerja sebagai guru di Lembang. Setelah neneknya meninggal, Soetomo kembali ke orang tuanya dan bersekolah dengan nama Soetomo.

Setelah menyelesaikan studinya di ELS, ia memilih tetap bekerja di STOVIA di Batavia, meski kakeknya menginginkan ia menjadi pegawai pangreh praja. Soetomo diterima di STOVIA pada 10 Januari 1903 dan tamat pada 12 April 1911.

Pada akhir tahun 1907, Dr. Wahidin Soedirohoesoedono menginspirasi Soetomo dan rekan-rekannya di STOVIA untuk mendirikan organisasi yang mendorong kemajuan pendidikan dan budaya pemuda adat. Pada tanggal 20 Mei 1908, Sotomo bersama rekan-rekannya mendirikan Boedi Oetomo, dengan Sotomo sebagai ketuanya. Organisasi ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan nasional, dan kelahirannya kini ditetapkan sebagai “Hari Kebangkitan Nasional”.

Ji Hajar Dewantala

Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Suwardi Suryaningrat lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Dikenal sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia, putra dari keluarga bangsawan Pakualaman ini mengenyam pendidikan di ELS dan STOVIA sebelum menekuni dunia jurnalistik.

Tulisannya yang kritis terhadap penjajah menyebabkan dia diasingkan ke Belanda, bersama dengan Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo, yang merupakan bagian dari Tiga Serangkai. Meski terlahir dari keluarga Priyayi, Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang rendah hati dan ramah terhadap masyarakat.

Kecintaannya terhadap pendidikan dan budaya Jawa membawanya mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922. Ki Hajar Dewantara juga berperan dalam pencabutan undang-undang sekolah ilegal yang membatasi pendidikan di Indonesia. Jasanya diakui dengan gelar doktor kehormatan dari UGM dan dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Douwes Dekker atau Setiabudi

Ernest Douwes Dekker lahir di Pasuruan pada tanggal 7 Oktober 1879 dan meninggal pada tanggal 28 Agustus 1950. Ernest menempuh pendidikan di Harvard Business School di Batavia dan kemudian bekerja di perkebunan kopi Sumber Duren di Gunung Semeru di mana ia menyaksikan eksploitasi kolonial terhadap kopi. penduduk asli.

Pada bulan Februari 1900 ia melakukan perjalanan ke Afrika Selatan untuk menjadi sukarelawan membantu Boer melawan Inggris. Setelah ditahan oleh pemerintah Inggris pada tahun 1902, Ernest kembali ke Hindia Belanda dan terjun ke dunia politik dan jurnalisme.

Ernest kemudian menjadi reporter De Locomotief dan kemudian bergabung dengan Soerabaiasch Handelsblad dan Bataviaasch Nieuwsblad. Ia mendirikan majalah “Tijdschrift”, yang kemudian berganti nama menjadi “De Express”, di mana ia sering menerbitkan artikel-artikel pro-Indonesia dan pribumi serta artikel-artikel anti-kolonialis.

Pada tanggal 6 September 1912, ia mendirikan partai politik pertama di Indonesia, Partai India, bersama Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara. Setelah partai tersebut bubar pada tahun 1921, Ernest mendirikan Caesarian Institute di Bandung dan menjabat sebagai presidennya.

Dr. Siputo Mangukusumo

Dikenal dengan julukan “Dokter Rakyat”, Siputo lahir pada tanggal 4 Maret 1886 di Jepara. Ia dikenal karena prestasinya di bidang kedokteran dan perjuangan politiknya untuk kemerdekaan Indonesia.

Sebagai lulusan STOVIA, Cipto berhasil memberantas wabah penyakit di Malang hingga mendapatkan penghargaan dari Belanda. Namun dia menolak penghargaan tersebut karena prinsipnya. Cipto aktif di Partai India dan memberikan ide-ide penting kepada generasi muda.

Patriotismenya tercermin dalam semboyannya “Rawe-rawe rantas, putung malang”. Meski meninggal dunia, perjuangan dan kontribusinya tetap abadi dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Chocoro Aminoto

Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto adalah seorang tokoh besar asal Ponorogo, lahir pada tanggal 16 Agustus 1882. Ia merupakan cucu dari RM Adipati Tjokronegoro yang menjabat sebagai Bupati Ponorogo. Sebagai pendiri Sarekat Islam, ia memiliki ikatan keluarga dengan RM Mangoensoemo, Wakil Bupati Ponorogo, dan juga dengan Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pondok Pesantren Tegalsari.

Namanya kini diabadikan sebagai nama jalan kehormatan di Ponorogo sebagai apresiasi atas kontribusinya. Sebagai guru nasional, kiprah Chokro Aminoto sangat berkesan, apalagi saat memimpin rombongan tokoh-tokoh besar seperti Sukarno, Semaun, Tan Malaka dan lain-lain. Kostnya di Surabaya menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa yang kemudian memimpin gerakan kemerdekaan Indonesia.

Pilihan Redaksi: 20 Link Twibbon Merayakan Hari Kebangkitan Nasional

Mila adalah seorang wanita yang memiliki ketekunan dan dedikasi yang telah menorehkan prestasi membanggakan dari penampilannya sebagai atlet bela diri Malaysia hingga menjadi pilar utama keluarga dan lingkungan kerja PNM. Baca selengkapnya

Hari Pendidikan Nasional merupakan hari bersejarah yang bertepatan dengan hari lahir bapak pendidikan, Ki Hajar Dewantara. Baca selengkapnya

Mengenal Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Baca selengkapnya.

Tema Hari Pendidikan Nasional tahun 2024 adalah “Bertindak Bersama Melanjutkan Belajar Mandiri”. Berikut 10 Twibbonize Hari Pendidikan Nasional dan cara mendownloadnya. Baca selengkapnya

Makna Mendalam di Balik Ikon Pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani Baca selengkapnya

Hari ini UGM genap berusia 74 tahun. Sultan Hamon Kubuwono IX berperan penting dalam berdirinya Universitas Gadjah Mada. Baca selengkapnya

Nyi Ageng Serang memiliki darah pahlawan yang mengalir di dalamnya. Keturunan Sunan Kalijaga dan nenek buyut Ki Hajar Dewantara merupakan penasehat Pangeran Diponegoro. Baca selengkapnya

Mengapa H. Agus Salim disebut “orang tua agung”? Apa hubungannya dengan RA Kartini dan HOS Tjokroaminoto? Baca selengkapnya

KH Hasan Besari adalah seorang ulama besar di Ponorogo pada abad ke-19 dan pengurus Pondok Pesantren Gbang Tinata. Baca selengkapnya

Douwes Dekker meninggal 73 tahun lalu. Ia adalah salah satu pendiri partai politik pertama, Indisce Partij. Siapa yang mengubah nama mereka? Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *