68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

TEMPO.CO, JAKARTA – Pada 1 Mei 1956, seorang dokter di Jepang melaporkan adanya wabah penyakit sistem saraf pusat yang tidak diketahui. Hari itu adalah penemuan resmi penyakit Minamata. Penyakit ini adalah contoh umum kerusakan kesehatan akibat polusi di Jepang. Penyakit ini pertama kali muncul di sekitar Teluk Minamata, Prefektur Kumamoto, dan Lembah Sungai Igano, Prefektur Niigata.

Di healthandevironment.org, penyakit Minamata dimulai karena Jepang terpapar merkuri dari pabrik terdekat yang memproduksi bahan kimia asetaldehida (pipa limbah kimia Chisso Corporation) pada akhir tahun 1950an. Saat itu terjadi pencemaran di Teluk Manamata. Penyakit ini disebabkan oleh merkuri yang diubah menjadi metilmerkuri atau merkuri organik oleh bakteri yang ada di dalam air. Setelah itu, merkuri ini terakumulasi secara biologis di otot ikan dan terurai.

Sebelum diakui secara resmi oleh pemerintah pusat, Manamata dianggap sebagai penyakit misterius atau misterius karena tidak ada yang bisa memahami penyebab kematian atau penyakit tersebut. Kemudian, pada 21 April 1956, seorang gadis berusia 5 tahun bersama pasien lainnya menunjukkan gejala aneh, seperti ketidakmampuan berbicara dan berjalan.

Penyakit ini awalnya dianggap sebagai penyakit menular yang menimbulkan gejala aneh. Tiga tahun lalu, 45 insiden serupa dilaporkan pada tahun yang sama.

Awalnya, pencemaran tersebut disebabkan oleh kambing lokal yang memakan ikan yang mulai mati. Belakangan, masyarakat lokal yang bergantung pada ikan juga ikut terserang penyakit tersebut, terutama janin dan anak-anak. Faktanya, lebih dari 2000 orang telah meninggal dan ribuan orang menjadi cacat akibat mengonsumsi ikan ini.

Setelah seorang dokter di Jepang mendiagnosis penyakit Minamata, penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mencari penyebabnya. Kemudian pada tahun 1968, pemerintah Jepang mengumumkan bahwa penyakit Minamata disebabkan oleh konsumsi ikan dan kerang yang terkontaminasi senyawa metilmerkuri dari pabrik kimia.

Penyakit tersebut merupakan penyakit pada sistem saraf pusat dan memiliki berbagai tanda dan gejala, antara lain gangguan sensorik pada bagian distal keempat anggota badan, ataksia, dan distorsi fokus bidang penglihatan, seperti ditulis env.go.jp.

Menurut hg-nic, gejala penyakit Minamata lainnya juga bisa terjadi pada kondisi normal, seperti kejang, perilaku emosi yang aneh, kehilangan ingatan, dan lapang pandang yang sempit. Setelah munculnya gejala tersebut, pada beberapa kasus yang parah, penderita Manamata mengalami kegilaan, kelumpuhan, koma, dan kematian. Kondisi parah ini terjadi dalam beberapa minggu setelah timbulnya gejala. Faktanya, beberapa penderita penyakit ini tidak sempat mengucapkan kata-kata terakhirnya karena tidak dapat berbicara.

Saat ini, penyakit Minamata tidak lagi terjadi di Jepang karena tindakan klinis dan pencegahan segera dilakukan oleh pemerintah Jepang setelah penyakit tersebut ditemukan. Namun, setiap orang perlu menjaga dan menjaga lingkungan untuk mencegah penyakit ini. Sebagai upaya untuk memerangi pencemaran lingkungan, diperlukan lebih banyak upaya untuk menghilangkan emisi polutan dari angin dan sungai serta memantau kadar metilmerkuri pada ikan dan air limbah.

Pilihan Editor: Kisah Langsung Korban Keracunan Merkuri Minamata di Jepang

Kebijakan itu diterapkan setelah masuknya wisatawan yang mencari pemandangan spektakuler Gunung Fuji di depan toko Lawson. Baca selengkapnya

Pengaruh Jepang, Osina Mana salah menyebut nama desa Depok. Ia pun kaget melihat kemacetan di Diplo. Baca selengkapnya

Pasca kecelakaan bus di SMK Lingga Kencana Depok, YKS menggelar doa bersama dan mengundang influencer asal Jepang, Ishana Mana. Baca selengkapnya

Oleh karena itu, orang yang sangat sensitif memengaruhi semua hubungan, termasuk pekerjaan. Di bawah ini adalah ciri-ciri menonjol yang terkait dengan pekerjaan tersebut. Baca selengkapnya

Banyak warga yang mengeluhkan wisatawan yang membuang sampah sembarangan dan menodai tempat tersebut tanpa izin saat memotret Gunung Fuji. Baca selengkapnya

Li Qiang menegaskan hubungan baik negaranya dengan Jepang dan Korea Selatan tidak akan berubah pasca pertemuan trilateral Read More

Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kushida tiba di Seoul untuk menghadiri pertemuan trilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yul. Baca selengkapnya

Sanksi dijatuhkan kepada Jepang dan Korea Selatan setelah Korea Utara dituduh mengirimkan ribuan kontainer berisi bahan peledak ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina. Baca selengkapnya

Mohammed bin Salman akan membantu Jepang menstabilkan pasokan minyak mentah dan siap bekerja sama dengan Tokyo di bidang lain Baca Selengkapnya

Sebuah kota di Jepang memasang penghalang jaringan besar di atas pemandangan Gunung Fuji yang terkenal, Selasa, 21 Mei 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *