Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

TEMPO.CO, Jakarta – Gunung Fuji menjadi salah satu destinasi terpopuler di Jepang. Banyak wisatawan berburu foto dari berbagai tempat, termasuk Fujikawaguchiko. Namun, pemerintah setempat baru-baru ini berencana membangun penghalang untuk mencegah wisatawan mengambil foto Gunung Fuji.

Salah satu tempat favorit wisatawan adalah memotret megahnya Gunung Fuji dari depan department store Lawson. Banyak turis asing berkumpul di trotoar sebelah toko Lawson untuk mengambil foto terbaik Gunung Fuji, namun mereka tidak berperilaku baik. Ketinggian pembatas adalah 2,5 meter

Oleh karena itu, pemerintah daerah akan membangun penghalang hitam besar untuk mencegah wisatawan. Menurut seorang pejabat dari Fujikawaguchiko di Prefektur Jamanshi, penghalang sepanjang 2,5 meter dan panjang sekitar 20 meter akan mulai dibangun awal minggu depan.

“Sangat disayangkan kami harus melakukan ini karena ada beberapa wisatawan yang tidak menghormati aturan,” kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di belakang toko Lawson menarik perhatian wisatawan mancanegara. Mereka berkumpul di toko foto. “Ada rumor di media sosial bahwa tempat ini sangat khas Jepang, jadi ini adalah tempat berfoto yang populer,” kata pejabat tersebut.

Pejabat itu menambahkan bahwa banyak turis asing yang berperilaku buruk demi mendapatkan foto yang sempurna. Mereka memadati kawasan tersebut, meninggalkan sampah dan mengabaikan peraturan lalu lintas serta peringatan dari petugas keamanan.

Bahkan wisatawan memarkir kendaraannya tanpa izin di klinik gigi dekat lokasi. Tak sedikit orang yang nekat naik ke puncak klinik untuk mendapatkan foto gunung berapi tertinggi di Jepang tersebut.

Pembatas ini diharapkan dapat mengingatkan wisatawan untuk mematuhinya. Pemerintah berencana untuk terus memasang penghalang besar ini sampai perilaku wisatawan berubah dan situasi di Jepang membaik

Wisatawan yang mengunjungi Jepang mencapai rekor untuk pertama kalinya pada bulan Maret, dengan jumlah pengunjung melebihi 3 juta. Menurut Bloomberg, jumlah wisatawan ke Jepang akan mencapai 25 juta pada tahun 2023.

Peningkatan jumlah wisatawan ini terjadi sejak pencabutan pembatasan perbatasan di masa pandemi. Namun, hal ini terbukti memicu pariwisata berlebihan.

Sebelumnya, warga Kyoto mengeluhkan turis mengganggu geisha. Pemerintah setempat akhirnya melarang wisatawan memasuki beberapa jalan pribadi. Pada musim panas ini, wisatawan yang ingin mendaki Gunung Fuji akan dikenakan biaya USD 13 atau sekitar Rp 211 ribu per orang.

DALAM | ERA JEPANG

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menyenangkan dengan makanan yang bervariasi, bergizi, dan porsi yang terkontrol. Baca selengkapnya

Penyakit Minamata, bahaya kesehatan yang disebabkan oleh merkuri, pertama kali ditemukan di Jepang. Lalu bagaimana merkuri bisa masuk ke dalam tubuh? Baca selengkapnya

Hari ini, 68 tahun yang lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. apa alasannya Baca selengkapnya

Sebenarnya ini bukan kasus pertama, karena peretasan data di game Pokemon sedang marak terjadi di kalangan pemain curang. Baca selengkapnya

Masjid Indonesia di Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar. Baca selengkapnya

2 WNI mendapatkan penghargaan Service Star Spring 2024 atas jasanya dalam mempererat hubungan Jepang-Indonesia.

Pemerintah Jepang optimistis pada tahun ini mampu melampaui target 32 ​​juta pengunjung asing pada tahun 2025. Baca Selengkapnya

Rencana pemerintah memungut biaya wisata melalui tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya? Baca selengkapnya

Jepang vs Irak U-23 akan berlangsung pada Selasa dini hari pada laga semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad Doha, Qatar. Baca selengkapnya

Jepang memasang tembok pembatas untuk mencegah wisatawan mengambil foto dengan latar belakang Gunung Fuji. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *