Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

TEMPO.CO, Jakarta – Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengimbau masyarakat segala usia, mulai dari bayi hingga orang tua, untuk mendapatkan imunisasi untuk menjaga kesehatannya.

“Sejak dikembangkan konsep imunisasi berkelanjutan, fokusnya adalah pada seluruh kehidupan, bukan pada anak-anak dan orang dewasa,” kata Penasihat Tim Vaksin Dewasa PAPDI, Prof. Dr. Dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI di Jakarta pada Senin, 29 April 2024.

Dijelaskannya, seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan global, termasuk bidang imunisasi, sikap terhadap imunisasi atau vaksinasi mengalami perubahan tidak hanya pada bayi tetapi juga pada orang dewasa. Dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai vaksinasi pada orang dewasa sama bermanfaatnya dengan pada anak-anak.

Jenis vaksinasi yang diperlukan Vaksinasi dewasa merupakan kelanjutan dari vaksinasi anak dengan penambahan vaksin tertentu. Ia mencontohkan tingginya angka kejadian dan angka kematian pneumonia pada anak di bawah usia 5 tahun yang relatif tinggi. Pada saat yang sama, kejadian pneumonia pada orang di atas 50 tahun sangat tinggi dan angka kematiannya sangat tinggi.

Oleh karena itu, perlindungan terhadap risiko pneumonia melalui vaksinasi akan sangat bermanfaat. Selain itu, Samsurijal menjelaskan, minimal 44 tahun harus mendapat vaksinasi influenza minimal setahun sekali, pneumonia satu kali, dan tetanus, difteri, dan pertusis setiap 10 tahun.

“Setiap orang, berapa pun usianya, harus bertanya pada diri sendiri vaksinasi apa yang harus mereka dapatkan dan apakah mereka sudah mendapatkannya.

Di sisi lain, presiden kelompok vaksin PAPDI untuk orang dewasa, Dr. Dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, Imunisasi merupakan cara terbaik mencegah penyakit dibandingkan menyembuhkannya. Pada pneumonia, jika bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak dapat dibunuh dengan antibiotik, maka terdapat risiko terjadinya resistensi antibiotik. Tak hanya itu, biaya pengobatan penyakit tersebut lebih mahal dibandingkan biaya imunisasi.

“Banyak artikel yang menunjukkan biaya vaksin yang kita beli ketika kita sakit dibandingkan dengan pengobatannya, ketika orang sakit biayanya jauh lebih tinggi,” ujarnya.

Pilihan Editor: Pelajari tentang gejala imunodefisiensi yang mempengaruhi kesehatan anak Anda

Jemaah haji 2024 wajib mendapat 3 vaksin, namun ada tambahan vaksin polio khusus jemaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Baca selengkapnya

Para ahli epidemiologi menyimpulkan bahwa penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tidak akan berdampak pada pengobatan Covid-19 saat ini. Baca selengkapnya

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan untuk menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Kali ini bertepatan dengan persidangan kasus tersebut. Baca selengkapnya

Meningitis seringkali sulit didiagnosis dan berkembang sangat cepat. Jika anak-anak tidak diobati dalam waktu 24 jam, mereka bisa meninggal dunia

Para ahli merekomendasikan agar vaksin tetap dilanjutkan, namun jika masyarakat ragu dengan vaksin AstraZeneca, sebaiknya gunakan jenis lain. Baca selengkapnya

Para jemaah diingatkan akan pentingnya persiapan fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Baca selengkapnya

Pada tahun 2021, European Medicines Agency (EMA) menemukan efek samping vaksin AstraZeneca. Baca selengkapnya

Anak sebaiknya mendapat imunisasi terutama pada usia 1-2 bulan untuk menghindari risiko kesehatan. Lantas, jenis imunisasi apa yang sebaiknya diberikan pada anak? Baca selengkapnya

Anak sebaiknya diimunisasi karena beberapa alasan yang akan dibahas dalam artikel ini. Baca selengkapnya

Penting untuk memvaksinasi bayi secara teratur untuk menghindari risiko kesehatan di masa depan. Lalu apa saja risikonya bagi anak yang tidak diimunisasi? Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *