Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Aleksandar Marwata membeberkan nama-nama pegawai lembaga antirasuah yang diwawancarai Polda Metro Jaya. Masyarakat yang mengetahui Duma Luna (Pengaduan Masyarakat); Direktur Pelayanan Pelaporan Keuangan Negara (LHKPN); Ia didampingi staf Duma saat bertemu dengan Kepala Bea dan Cukai DIY Eko Darmanto dan asistennya.

Alex yang akrab disapa Alexander Marvata mengatakan, saat pemeriksaan di Polda Metro Jaya, para pihak membeberkan situasi dan kondisi pertemuannya dengan Eko Darmantos. “Mereka tahu kalau ketemu, saya bukan satu-satunya,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 24 April.

Menurut Alex, pihak yang diundang juga menyampaikan kepada Polda Metro Jaya bahwa apa yang dibicarakan tidak ada kaitannya dengan persoalan Eko Darmant yang lalu. Namun pertemuan tersebut menyikapi laporan Eko mengenai korupsi impor berbagai produk yang melanggar aturan.

Sebelumnya, Alexander Marwata mengaku dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas pertemuannya dengan mantan Direktur Bea dan Cukai Yogyakarta Eko Darmanto (ED). “Benar, saya setuju di ruang UGD dengan persetujuan dan sepengetahuan staf Duma (jaksa penuntut umum) dan pejabat lainnya. Waktunya sekitar tahun 2023. Sebelum Maret,” kata Alex kepada Tempo, Senin, 22 April 2024.

Laporan pertemuan Aleksas dan Eko Darmantos tercatat dengan nomor referensi: LI/171/IV/RES.3.3./2024/Ditreskrimsus 2024. 5 April Eko Darmanto menjadi tersangka dalam perkara yang diajukan ke Anti- Komisi Korupsi. kepuasan dan daya tarik finansial (TPPU).

Berdasarkan laporan tersebut, Alex mengaku tidak menerima telepon dari Polda Metro Jaya, melainkan hanya dari petugas. Alex tak hanya mengaku bertemu dengan jajaran Dumas, namun ia juga menjelaskan maksud pertemuan dengan Eko Darmantos. “ED telah melaporkan dugaan penyalahgunaan kekuasaan dalam impor emas, telepon seluler, dan baja,” kata Alex.

Alex kaget dengan laporan tersebut karena menurutnya pertemuan yang dilakukan PKC di Gedung Merah Putih itu sepengetahuan pemimpinnya. “Saya tidak habis pikir, siapa pun yang melaporkan ini sepertinya ingin mencari-cari kesalahan pemerintah dan ingin KPK terus membuat keributan,” kata Alex.

Pilihan Editor: Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tangkap Firli Bahuri, Bisa Jadi Pembukaan Kasus Lain

Presiden Jokowi diperkirakan serius mempertimbangkan pembentukan panitia seleksi calon pimpinan KPK. Baca lagi

Rahmady Effendy Hutahaean, Kepala Dinas Bea dan Cukai Purvakarta, dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga memiliki hubungan dengan dua rekan bisnis pencuri uang tersebut.

Kepala Bea dan Cukai Purvakarta Rahmady Effendy mengatakan, istrinya melaporkan Wijanto ke Polda Metro Jaya untuk diadukan ke TPPU. Baca lagi

Sejumlah nama anak muda mendapat banyak suara di Pilkada Kota Yogyakarta 2024. Baca lagi

Novel Baswedan, penyidik ​​senior Komisi Pemberantasan, mengatakan pembentukan panitia seleksi ini merupakan ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi. Baca lagi

Rahmady Effendy Hutahaean, Kepala Bea dan Cukai Purvakarta dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh seorang pengacara karena dianggap telah salah menyampaikan LHKPN. Baca lagi

Sepanjang poros filosofis, terdapat kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana.

Direktur IM57+ Institute Praswad Nugraha mengatakan pendekatan Presiden Jokowi kepada KPK akan ditentukan dalam proses pemilihan panitia seleksi. Baca lagi

Warga Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat bangkit setelah ada mayat ditemukan di dalam kotak pada 25 April. Ini adalah kasus pembunuhan lainnya. Baca lagi

Para ulama diperkirakan akan menghalangi seleksi calon pimpinan KPK karena kasus yang melibatkan mantan Ketua KPK Firli Bahuri. Baca lagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *