Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Institute for Economic Development and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan pemerintah harus bersiap mengatasi dampak konflik Iran-Israel. Menurutnya, pemerintah sebaiknya memprioritaskan anggaran yang dapat menciptakan sektor usaha lebih produktif dan berdampak jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi.

Perizinan dipercepat, lalu diberikan insentif ekspor, biaya logistik disubsidi untuk ekspor dan sebagainya. Bukan belanja konsumen seperti makan siang gratis, kata Esther kepada Tempo, Minggu, 21 April 2024.

Ia mengungkapkan, gejolak geopolitik antara Iran dan Israel menimbulkan sejumlah dampak negatif yang saling berkaitan terhadap perekonomian Indonesia. Pertama, berdampak pada harga minyak dunia yang meroket. Ingatlah bahwa Timur Tengah adalah produsen minyak terbesar di dunia.

“Akibat perang, pasokan minyak terhambat, sehingga pasokan minyak terbatas dan biaya logistik meningkat. Akibatnya, harga minyak pun naik.”

Esther mengatakan kenaikan harga minyak ini akan meningkatkan harga komoditas lainnya. Salah satunya adalah harga emas.

“Biasanya harga emas tinggi saat terjadi perang,” kata Esther.

Hingga saat ini, harga logam mulia Antam mencapai Rp 1.347.000 per gram. Minggu lalu tanggal 14 April 2024, harga emas Antam per gram Rp 1.310.000.

Pengaruh lainnya adalah meningkatnya anggaran dalam APBN Indonesia, seperti anggaran subsidi energi atau bahan bakar. Terakhir, ketegangan geopolitik juga akan berdampak pada melemahnya nilai tukar Rupee terhadap Dolar AS. Menurutnya, dampak tersebut akan terjadi dalam jangka waktu yang lama, mengingat perang baru saja dimulai.

Esther berpendapat bahwa Indonesia perlu memperkuat fondasi ekonominya agar tetap kuat ketika terjadi guncangan global seperti perang.

“Cara meningkatkan nilai tukar mata uang asing suatu negara adalah dengan meningkatkan ekspor dan mengurangi ketergantungan terhadap negara lain,” kata Esther.

Dolar AS menguat pada perdagangan akhir pekan Jumat 19 April 2024. Nilai tukar rupiah berakhir menguat 81 poin di Rp 16.260 terhadap dolar AS. Pada perdagangan hari sebelumnya, rupiah ditutup pada Rp 16.179 terhadap dolar AS. Pelemahan rupee yang terus berlanjut diyakini disebabkan oleh perselisihan Iran-Israel yang kini sedang berlangsung sengit.

Pilihan Editor: Penumpang di Ternate Manado transfer ke kapal feri antar pulau

TKN membenarkan pembahasan program makan siang gratis RAPBN 2025 dipimpin oleh Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Baca selengkapnya

Dalam kunjungannya ke Rusun Muara Baru, Gibran menyinggung soal makan siang gratis yang menjadi program utama Camp 02. Baca selengkapnya

KPU mengukuhkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden terpilih dan Wakil Presiden pemenang Pilpres 2024 dalam sidang paripurna pada Rabu 24 April 2024. Baca selengkapnya

LPDB-KUMKM sedang melakukan asesmen bersama industri gula nasional. Baca selengkapnya

Konflik antara Iran dan Israel di Timur Tengah mempengaruhi harga emas. Baca selengkapnya

CEO OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang bisa dilakukan ibu-ibu menyikapi pelemahan rupiah. Baca selengkapnya

Meski rupiah melemah, Airlangga menilai rupee masih lebih baik dibandingkan mata uang lainnya. IHSG juga diklaim lebih baik dibandingkan negara lain. Baca selengkapnya

Presiden dan CEO Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja memperkirakan pelemahan rupee bukan hanya akibat konflik Iran-Israel. Baca selengkapnya

Melemahnya nilai tukar rupee menambah beban karena sebagian besar utang pemerintah dalam mata uang dolar AS. Baca selengkapnya

Meski tidak terkait langsung dengan pangan Indonesia, konflik antara Iran dan Israel dapat mengguncang logistik global. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *