AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

TEMPO.CO, JAKARTA – Amerika Serikat akan mengerahkan peluncur rudal berbasis darat yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk di Pasifik untuk “segera” merespons “ancaman keamanan yang semakin meningkat”. Minggu.

Jenderal Charles Flynn, komandan Angkatan Darat A.S. di Pasifik, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Yonhap selama kunjungannya ke Korea Selatan bahwa militer A.S. telah mengembangkan “senjata presisi jarak jauh.”

Ia mengatakan, rudal pencegat SM-6 dan rudal serangan maritim Tomahawk merupakan rudal yang dapat diluncurkan dari sistem peluncuran baru.

Pengumuman tersebut bertepatan dengan latihan kontra-militer yang dilakukan Tiongkok, Amerika Serikat dan sekutu mereka di Laut Cina Selatan yang disengketakan dan menandai pertama kalinya pada tahun ini bahwa jenis sistem persenjataan yang akan digunakan di wilayah tersebut telah dikonfirmasi.

Ini adalah pertama kalinya sistem persenjataan tersebut dikerahkan di wilayah tersebut sejak Amerika Serikat dan bekas Uni Soviet menandatangani perjanjian untuk menghilangkan senjata nuklir jarak menengah pada tahun 1987.

Amerika Serikat menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah pada tahun 2019 karena dugaan pelanggaran Perjanjian oleh Rusia.

Ketika pengaruh Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik meningkat, militer AS telah mengembangkan dan mengerahkan rudal jarak menengah baru.

“Sistem ini akan segera diperkenalkan di wilayah ini. Saya tidak akan membicarakan kapan atau di mana sistem tersebut akan tersedia saat ini,” kata Flynn.

SM-6 mampu mencegat rudal balistik dengan jangkauan lebih dari 240 kilometer, dan rudal jelajah subsonik Tomahawk dapat mencapai sasaran pada jarak sekitar 2.500 kilometer.

Flynn, yang juga mengunjungi Jepang dan Thailand dalam tur tiga negara di Asia, menyatakan keprihatinannya atas serangkaian uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini.

Dia menyatakan keyakinannya pada “sistem pertahanan rudal berlapis terintegrasi” yang dimiliki aliansi tersebut.

“Inspeksi yang sedang berlangsung sangat memprihatinkan dan mengganggu stabilitas dalam banyak hal,” katanya.

Rabu lalu, Korea Utara menguji rudal balistik jarak menengah hipersonik jenis baru, mengklaim bahwa semua rudal menggunakan bahan bakar padat dan dapat mengendalikan hulu ledak nuklir.

Pilihan Editor: Prabowo memperingatkan ancaman konflik Indo-Pasifik yang semakin kompleks pada pertemuan para menteri pertahanan ASEAN

Anadolu

Kapal induk bertenaga nuklir AS USS Theodore Roosevelt telah mendarat di Korea Selatan sebelum menuju ke Laut Merah. Baca selengkapnya

Aespa akan menggelar konser di Jakarta. Klik di sini untuk mempelajari cara membeli tiket. Silakan baca artikel selengkapnya.

Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin digelar dengan upacara militer dan disambut hangat oleh para pemimpin Partai Komunis Vietnam. Baca selengkapnya

Sebanyak 22 korban tewas dalam kebakaran pabrik tersebut, antara lain 8 warga Tiongkok, 2 warga Korea, dan 1 warga Laos. Baca selengkapnya

Korea Utara telah mengirimkan balon sampah berisi kotoran manusia parasit dan pakaian bergambar karakter Winnie the Pooh, Mickey Mouse, dan Hello Kitty. Baca selengkapnya

Pemerintah Tiongkok telah menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan keamanan dan kedirgantaraan AS Lockheed Martin karena memasok senjata ke Taiwan.

Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil Duta Besar AS untuk Rusia Lynne Tracy untuk memprotes serangan rudal di Krimea. Baca selengkapnya

Mandiri Sahbatok berencana memberikan pelatihan kewirausahaan kepada pekerja migran asal Indonesia. Kami juga meluncurkan fitur “Perjalanan Keliling Dunia”. Baca selengkapnya

Jumlah pasti korban tewas akibat kebakaran pabrik baterai lithium di Korea Selatan saat ini belum diketahui. Baca selengkapnya

Kaspersky mengatakan pihaknya tidak terlibat dalam aktivitas apa pun yang mengancam keamanan nasional AS. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *