TEMPO.CO, Jakarta – Amerika Serikat menyatakan sedang mengkaji tanggapan Hamas terhadap permintaan gencatan senjata di Gaza. Para pejabat Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri tidak membeberkan isi perundingan pada Senin 6 Mei 2024. Namun mereka kembali menegaskan bahwa pembebasan tahanan Israel di Gaza tetap menjadi prioritas.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan Washington tidak dapat mengevaluasi tanggapan Hamas terhadap perjanjian tersebut sampai ada cukup waktu untuk meninjaunya sepenuhnya. “Saya dapat memastikan bahwa Hamas telah memberikan tanggapan. Sekarang kami sedang mengevaluasi tanggapan tersebut dan mendiskusikannya dengan mitra kami di kawasan,” katanya.
Miller menolak mengatakan apakah Hamas menyetujui proposal yang didukung AS atau bagian lain dari proposal tersebut.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah mendorong moratorium selama beberapa bulan, karena perjanjian ini mencegah tahanan Israel memasuki Gaza. Gencatan senjata memungkinkan lebih banyak bantuan mengalir ke wilayah tersebut dan memberikan peluang bagi solusi jangka panjang terhadap perang tersebut.
Hamas mengumumkan sebelumnya pada hari Senin bahwa mereka telah memberi tahu perunding Mesir dan Qatar bahwa mereka telah menyetujui perjanjian yang diusulkan oleh kedua negara.
Juru bicara Hamas, Khalil al-Haya, mengatakan perjanjian tersebut akan mencakup tiga bagian, dimulai dengan penghentian serangan yang memungkinkan masyarakat di Gaza dapat bergerak bebas di wilayah tersebut.
Hal ini akan mengakibatkan penarikan total pasukan Israel dari Gaza, gencatan senjata permanen dan pemulihan konflik.
Di ketiga wilayah yang terhubung, kata al-Haya, akan terjadi pertukaran tahanan Israel di Gaza dan tahanan Palestina di Israel. 12 Selanjutnya
Pengakuan terhadap negara Palestina merupakan salah satu janji dalam pengumuman Partai Buruh Inggris dalam rangka memenangkan pemilu dan membentuk pemerintahan. Baca selengkapnya
Pusat Pemilihan Umum Palestina menekankan bahwa dukungan terhadap Hamas di Palestina meningkat secara signifikan. Baca selengkapnya
Mantan Mayor Jenderal Yitzhak Brik kembali mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya, meminta mereka mengundurkan diri. Baca selengkapnya
AS menuduh Hamas mengganggu proses gencatan senjata yang telah disepakati Dewan Keamanan PBB. Baca selengkapnya
Tank-tank Israel telah maju ke kota Rafah, meskipun ada upaya Biden untuk melakukan gencatan senjata yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Baca selengkapnya
Anak-anak di Gaza menyumbang 40 persen anak-anak yang tewas dalam konflik di dunia tahun lalu, menurut laporan PBB.
Amerika Serikat meremehkan penempatan kapal perang Rusia di dekat perbatasannya, yang dipicu oleh meningkatnya ketegangan atas pengaruh Moskow di Ukraina. Baca selengkapnya
Warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel telah melaporkan kebrutalan otoritas penjara. Baca selengkapnya
Hamas telah meminta Amerika Serikat untuk mendorong Israel agar menerima proposal untuk mengakhiri perang di Gaza. Baca selengkapnya
Hizbullah menembakkan 250 roket sehari ke Israel, terbanyak dalam sejarah. Senjata-senjata ini membalas kematian komandannya. Baca selengkapnya