Badan Geologi Menaikkan Status Gunung Kelimutu Jadi Waspada, Kunjungan ke Danau Dibatasi

TEMPO.CO, Jakarta – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengubah status Gunung Kelimutu di Nusa Tenggara Timur menjadi “perhatian”. Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan aktivitas di Gunung Kelimutu meningkat.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan kepada Muhammad Wafid, “Hal ini akan menaikkan tingkat aktivitas Gunung Kelimutu dari Level I (Normal) menjadi Level II (Peringatan) mulai tanggal 24 Mei 2024 pukul 13.00 WITA. .” pemberitahuan tertulis, Sabtu, 24 Mei 2024.

Dengan situasi baru ini, pihak Taman Nasional (TN) Kelimutu membatasi wisatawan ke Danau Kelimutu. Daerah kunjungan memiliki radius aman 250 meter sesuai ketentuan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,” kata Kepala Taman Nasional Kelimutu Budi Mulyanto saat dihubungi dari Kupang. Sabtu, 25 Mei 2024, melansir Antara.

Karena situasi yang meninggi, Survei Geologi mengimbau warga untuk tetap berada dalam radius 250 meter dari tepi kawah Kelimutu. Gunung Kelimutu memiliki tiga danau kawah: Kawah Tivu Ata Polo, Kawah Tivu Kufai Nuwamuri dan Tiwa Ata Bupu. Potensi ancaman Gunung Kelimutu adalah letusan freatik dan magma yang mengeluarkan material dalam radius 250 meter. Hujan abu dapat bervariasi jarak dan intensitasnya tergantung arah dan kecepatan angin, kata Wafid.

Survei Geologi menemukan perubahan signifikan pada data pemantauan visual dan instrumental Gunung Kelimutu. Diantaranya adalah perubahan warna air di Danau Kawah Tivu Ata Polo dan sebaran sulfur air permukaan di Danau Tivu Koofai Nuwamuri.

Menurut Wafid, kawah Tivu Ata Polo berubah warna dari hijau menjadi hijau tua pada 17 Mei 2024. Saat itu, terlihat dua titik air di permukaan danau kawah timur laut, dan tercium sedikit bau. gas belerang dan suhu air saat itu 23 derajat celcius. “Pada tanggal 22 Mei 2024, warna air danau kawah berubah menjadi coklat tua. Suhu air di danau kawah diukur sebesar 21 derajat Celcius.

Sedangkan di kawah Tivu Koofai Nuwamuri, pada 17 Mei 2024, teramati warna air danau tidak berubah. Warna air Danau Tivu Kufai Nuwamuri tetap biru pucat. Sebaliknya, pipa belerang berwarna kuning keemasan yang tersebar di permukaan danau terlihat di bagian tengah arah timur, tenggara, barat laut, dan utara-timur laut. Bau gas belerang tercium samar, asap tidak terlihat dari kawah, dan suhu air danau kawah tercatat 22 derajat. Pengamatan yang dilakukan pada 23 Mei 2024 menunjukkan sebaran endapan belerang yang luas, dan suhu air di danau kawah tercatat 24 derajat Celcius.

Pengamatan di kawah Tivu Ata Bupu menunjukkan warna air di danau kawah tetap sama, yakni hijau tua. Wafid mengatakan, pengamatan visual menunjukkan batuan di Kawah Tivu Ata Polo mencair dan keluarnya magma cair ke permukaan akibat peningkatan suhu air di Kawah Tivu Koofai Nuwamuri. Pada saat yang sama, sebaran endapan belerang di permukaan kawah Tivu Kofai Nuwavuri semakin meluas, menandakan tumbuhnya sistem magma-hidrotermal di bawahnya.

Data observasi instrumental Observatorium Aktivitas Seismik Gunung Api Gunung Kelimutu menunjukkan adanya peningkatan meski tidak signifikan. Namun kenaikan tersebut menunjukkan adanya cadangan magma di permukaan. Perubahan warna air di kawah danau dan intensnya sebaran belerang menunjukkan adanya pasokan magma di permukaan dengan peningkatan aktivitas seismik, kata Wafid.

Gunung Kelimutu berada 1.384,5 meter di atas permukaan laut. Survei Geologi telah mendirikan observatorium Gunung Kelimutu di Desa Koa Nora dan Desa Kolorongo, Kabupaten Akhir, Nusa Tenggara Timur. Sejarah letusan Gunung Kelimutu tercatat sejak tahun 1867, dan masa letusannya sekitar 1-73 tahun. Letusan terakhir Gunung Kelimutu terjadi pada bulan Juni 1968, ketika permukaan air pecah di kawah Tivu Koofai Nuwamuri, sebelum air berwarna coklat tua mengalir ke sebelah barat danau.

Sebelum terjadi letusan, warna air danau kawah Dempo berubah selama berbulan-bulan. Baca selengkapnya

Setelah enam hari tidak meletus, Gunung Ibu kembali naik hingga ketinggian 6.000 meter. Baca selengkapnya

Menurut Badan Geologi, letusan gunung berapi Ile Levotolo masih terus terjadi hingga saat ini. Baca selengkapnya

Survei Geologi menyebutkan Gunung Suo meletus pada Juli 1983 sehingga menimbulkan letusan freatik. Baca selengkapnya

Tingkat aktivitas Gunung Kelimutu akan dimulai pada hari Jumat tanggal 24 Mei 2024 pukul 13.00 WITA. Baca selengkapnya

Dalam kondisi normal, warga diminta membatasi aktivitas di sekitar Kawah Kelimutu. Baca selengkapnya

Badan Geologi mencatat gempa terus terjadi di Gunung Ile Levotolok. Kondisi gunung masih dalam level waspada. Baca selengkapnya

Peralatan yang dipasang di stasiun baru tersebut selanjutnya akan digunakan untuk memantau rekaman aktivitas seismik di Gunung Ibu. Baca selengkapnya

Malam harinya, Ibu dan Semeru meledak secara bergantian. Survei Geologi merekomendasikan penetapan kawasan berbahaya melalui PVBMG. Baca selengkapnya

Sejak Oktober lalu, status aktivitas Gunung Slamet masih pada Level II atau Waspada, namun sudah dikeluarkan imbauan. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *