Bakar Belasan Kios di Kampung Madi Paniai, TPNPB-OPM: Jadi Informan TNI Polri dan Untuk Simpan Senjata

JAKARTA TEMPO.CO – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM), organisasi Papua yang disebut kelompok kriminal bersenjata (KKB) oleh TNI dan polisi, menjelaskan alasan mereka membakar puluhan kios di distrik Panai. sedang melakukan. , Papua tengah.

“TPNPB-OPM menyadari bahwa kios-kios tersebut sebagian besar dikelola oleh personel militer dan polisi,” kata juru bicara Komando Militer Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) Sebi Sanbom. Hubungi Tempo pada Sabtu malam, 25 Mei 2024.

Sebi menuding pengelola kios kerap menimbun senjata api baik berupa pistol maupun senjata serbu. Mereka juga kerap menjadi informan anggota polisi TNI. Dia mengatakan kelompok sipil bersenjata juga telah menyatakan wilayah tersebut sebagai zona pertempuran. Jika itu adalah zona perang, tidak ada yang boleh menduduki wilayah tersebut, katanya.

Ia mengatakan, jika “migran Indonesia” terus menduduki wilayah yang ditetapkan sebagai zona tempur atau melakukan kegiatan ekonomi, maka mereka akan dianggap sebagai anggota kelompok mata-mata. “Mereka adalah bagian dari pasukan keamanan Indonesia dan siap menentang TPNPB-OPM.” Mereka akan mengambil risiko,” katanya.

Sebelumnya, TNPPB OPM sempat baku tembak dengan aparat TNI-Polri. Baku tembak terjadi setelah kelompok sipil bersenjata membakar 12 kios di pertigaan Kopo di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Panjai, Provinsi Papua Tengah. Selain bangunan kios, kelompok juga membakar gedung PAUD, SD, dan SMA YPPGI Kepas Kopo.

Dua insiden melibatkan pembakaran kios dan gedung sekolah. Hal ini terjadi saat TPNPB-OPM melakukan penyerangan selama dua hari pada tanggal 21 Mei dan 22 Mei 2024. Sebuah kios dan sebuah sekolah dibakar, disusul penembakan. Salah satu anggota Komando Pertahanan Daerah TPNPB-OPM atau Kodap VIII Intan Jaya, Bapak Detius Kogoya (21) tewas dalam baku tembak tersebut.

Pilihan Editor: Kesaksian pegawai RSUD Paniaj: Pihak berwenang mengubah rumah sakit tersebut menjadi pangkalan militer

Korban dikabarkan dikepung sekitar 10 anggota kelompok bersenjata pimpinan Undius Kogoya di Paniyai, Papua tengah. Baca selengkapnya

Komite Khusus Perdamaian Kartenz mengatakan TNPPB-OPM sekali lagi menembak mati warga sipil di provinsi Panyay. Baca selengkapnya

Satgas Operasi Penjaga Perdamaian Kartenz mengatakan OPM selalu menggunakan informasi TNI sebagai alasan untuk membunuh warga sipil. Baca selengkapnya

Buripda AM, anggota Polsek Jarimo di Dataran Tinggi Papua, menyita empat pucuk senjata api laras panjang milik Polri. Baca selengkapnya

Senus Repitalen, warga yang tewas ditembak TPNPB-OPM, juga menjadi salah satu korban situasi penyanderaan yang menimpa karyawan PT IBS tahun lalu.

TPNPB-OPM mengaku tidak mengetahui adanya pencurian senjata api yang diduga dilakukan anggota Polsek Jarimo di Dataran Tinggi Papua. Baca selengkapnya

Satgas Operasi Penjaga Perdamaian Kartenz mengatakan TNPPB-OPM hanya mencari alasan untuk menembak warga sipil. Baca selengkapnya

TPNPB-OPM pada Kamis 6 Juni 2024 mengaku menembak warga yang diduga mata-mata pemerintah Indonesia. Baca cerita lengkapnya

Senus Repitalen, warga pegunungan Papua, ditembak mati di rumahnya oleh TPNPB-OPM karena dicurigai sebagai mata-mata pemerintah Indonesia.

Pejabat TPNPB-OPM Okbuu Amatus Dau mengatakan anggotanya selalu bertahan hidup dari makanan dari hutan di Papua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *