Baru Sepekan, Layar Penutup Panorama Gunung Fuji di Jepang Sudah Dilubangi Orang Iseng

TEMPO.CO, Jakarta – Layar hitam berukuran besar dipasang untuk mencegah wisatawan yang malas memotret Gunung Fuji dengan minimarket di depannya yang terletak di Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi, Jepang. Hanya seminggu setelah pemasangan, layarnya berlubang. Menurut Japan Today, sepuluh lubang kecil ditemukan di layar.

Layar dipasang karena pariwisata yang berlebihan atau pariwisata yang berlebihan. Banyak masyarakat yang mengeluhkan banyaknya turis asing yang masuk tanpa izin dan melanggar peraturan lalu lintas. Seorang pejabat kota mengatakan layar hitam tersebut dimaksudkan untuk membubarkan wisatawan di trotoar sempit di luar toko Lawson.

Ia mengatakan, meski ada aparat keamanan antara pukul 10.00 hingga 16.00, namun ternyata lubang-lubang kecil tampak dibuat oleh masyarakat secara acak pada pagi dan sore hari, tanpa ada tentara dan yang melihat.

Wisatawan berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji di dekat toko Lawson di Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi, Jepang, 21 Mei 2024. Keberadaan spot foto populer ini menjadi salah satu alasan mengapa Jepang bisa merasakan pariwisata internasional. Reuters/Kim Kyung-Hoon

“Ini masalah etiket. Ini memalukan,” kata gua tersebut, yang cukup besar untuk dimasuki jari, tapi mungkin terlalu kecil untuk menangkap gambar gunung es yang meletus dari belakang toko.

“Saya mencoba memasang kamera di salah satu lubang. Apakah saya mendapatkan gambar yang bagus? Sebenarnya, menurut saya jaringnya masuk ke dalam bingkai,” kata pejabat tersebut.

Sejak pemasangan jaring sepanjang 2,5 dan 20 meter pada Selasa, banyak orang yang datang untuk melihat layar tersebut. Namun kami telah mencapai tujuan untuk mencegah orang pergi ke sana. Panduan tempat lain untuk memotret Gunung Fuji

Kota yang terletak di sebelah danau vulkanik yang indah ini kini berencana memasang kode QR pada pembatas untuk menyarankan tempat wisata lain di area tersebut, termasuk tempat opsional untuk memotret Gunung Fuji.

Ketika mal tidak menjadi tujuan wisata maksiat, maka kota tersebut berencana untuk memamerkannya. Daftarkan wisatawan asing

Jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Jepang mencapai angka tertinggi sepanjang masa, dengan pengunjung bulanan melampaui 3 juta untuk pertama kalinya pada bulan Maret dan April. Namun kedatangan banyak wisatawan kurang disambut baik karena dianggap meresahkan masyarakat sekitar.

Di Kyoto, Jepang, warga mengeluhkan adanya turis yang mengancam geisha terkenal di kota tersebut. Jalan pendakian Gunung Fuji dinilai masih sangat ramai, berbahaya bagi wisatawan dan lingkungan. Oleh karena itu, pendaki yang menggunakan jalur terpopuler Gunung Fuji musim panas ini akan dikenakan biaya 2.000 yen atau sekitar Rp 205.000 per orang ditambah opsional donasi sebesar 1.000 yen atau Rp 103 ribu per orang untuk jumlah tiket masuk dibatasi 4.000 orang per orang. . satu hari.

Pilihan Editor: Gunung Fuji yang spektakuler di Jepang ditutup, mengapa?

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan telah memanggil duta besar Rusia untuk memprotes perjanjian antara Rusia dan Korea Utara.

Infeksi STSS, infeksi bakteri yang langka dan fatal, menyebar dengan cepat di Jepang. Penyakit apa ini? Baca selengkapnya

Tahun lalu, Jepang menarik lebih dari 25 juta wisatawan asing, setelah mencabut pembatasan kunjungan selama epidemi. Baca selengkapnya

KJRI Osaka bertemu dengan Ibu. Revi Cahya, warga negara Indonesia yang dilaporkan hilang pada 10 Juni. Ternyata Revi ditangkap aparat Jepang

KJRI bertemu dengan Bpk. Revi Cahya Windi Suvisiun, WNI yang dilaporkan hilang di Osaka, Jepang. Baca selengkapnya

Dalam surat tersebut tertulis pihak berwenang Jepang menangkap seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Revi Cahya Windi. Baca selengkapnya

Jepang melalui Program Bantuan Keamanan Kemanusiaan Yayasan telah memberikan bantuan kepada Rumah Sakit Kusta dan Disabilitas Umum NTT Baca Selengkapnya

Dengan adanya jalan melingkar yang gemuk, diharapkan wisatawan beralih ke kunjungan wisata yang kurang populer di Portugal.

Direktur Perlindungan Sipil Indonesia Judha Nugraha mengatakan, berdasarkan informasi dari keluarga Revi Cahya, ia ingin bekerja penuh waktu di Jepang.

Kabar hilangnya WNI bernama Revi Cahya Widi Suvisikin di Jepang ramai diperbincangkan di media dan dibaca selengkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *