Begini Kondisi Bangunan Masjid Al Barkah yang Mangkrak Ditinggal Kontraktor

TEMPO.CO , Jakarta – Gedung Masjid Al Barakah di Kecamatan Kakung Timur, Jakarta Timur, kosong total pada Senin, 6 Mei 2024. Hanya dua orang yang tinggal di lantai dasar dari ketiganya, menjaga makam dan berjualan bunga kepada jamaah. – gedung bertingkat. “Dulu Presiden ada di sana, tapi sekarang sudah kembali,” kata seorang penjaga masjid saat Tempo berkunjung.

Yang dimaksud dengan “Ketua” adalah Ahmad Satiri, Ketua Pengurus Masjid Al Barakah. Sebelumnya, Ahmed mengaku pembangunan masjid sempat dihentikan. Kontraktor yang mengerjakan proyek ini tidak pernah mampu membangun gedung tersebut. Bahkan, menurut Ahmad, pengurus masjid Wa Nadji mengaku mengumpulkan dana sebesar 9,75 miliar untuk pengusaha Ahsan Hariri.

Saat itu, Ahmed mengatakan akan menelepon Ahsan. Mereka akan membahas kelanjutan pembangunan dengan mengikutsertakan warga. “Kami ingin mengadakan pertemuan dengan kontraktor dan warga. Kami mengajak warga untuk datang dan menyaksikan pertemuan tersebut,” kata Ahmed saat ditemui, Jumat, 3 Mei 2024, di Teras Al Barakah.

Tempo memasuki gedung ini. Batang bambu masih berserakan di sepanjang dinding masing-masing dinding. Ember cat di lantai. Pakaian longgar para pekerja juga digantung di sana. Di lantai dasar, di sebelah tangga, ada Molen – alat pengaduk semen. Di dekatnya ada puluhan tumpukan semen. Tempat tidur tempat biasanya penjaga kuburan beristirahat.

Pergi ke lantai dua juga sama. Gedung itu kosong. Dinding bangunan masjid ini diplester semen. Tidak ada jendela yang macet. Bambu pada dinding luar masih berdiri sebagai tempat berdirinya para pekerja. Di ruangan ini, di sisi kiri, dekat tangga, terdapat gerabah biasa berukuran 600×1.200 mm.

Bagian bawah lantai dua masih berpasir dan berdebu. Di sini Anda dapat melihat dua pria duduk dan melihat layar ponsel mereka. Ada yang duduk di kursi besi. Di pojok kanan ada yang keramik. Dua penjaga kuburan. Bangunan Masjid Al Barakah ini terletak di sebuah pemakaman.

Hal serupa juga terjadi di lantai tiga. Ruang di sini kosong. Tidak ada tanda-tanda seorang pekerja. Tidak ada pekerja di sini. Cat hanya ember yang berserakan di lantai. Masih belum ada listrik. Kabel baru dipasang di atap. Ada tempat tidur di dekat jendela. Papan adalah tempat tidur bagi para pekerja yang memilih untuk tinggal di sana.

Tempo menemui kedua pekerja tersebut. Kedua pria tersebut menolak menyebutkan nama mereka. Salah satu dari mereka bercerita kepada saya tentang bangunan yang ditinggalkan ini. Oknum tersebut mengatakan pimpinan masjid memberikan uang sebesar 9,75 miliar kepada kontraktor atau Ahsan Hariri. Ia meyakini, 20-40 persen dari total biaya pembangunan harus dialihkan.

Semua uang diberikan, apa gunanya? Saya tidak tahu bagaimana bisa memberikan 9,75 miliar sekaligus,” ujarnya dalam pertemuan usai salat Jumat. Dia mengatakan, kontraktor sebenarnya mendapat modal untuk pembangunan Al Barakah.

Menurut dia, jika dana miliaran rupee dimanfaatkan dengan baik maka pembangunan Al Barakah bisa selesai dalam waktu tiga bulan. Namun karena bangunan ini tidak bisa dibangun, pengurus masjid memberi waktu empat bulan lagi. “Kalau uangnya sudah siap semua, bisa jadi dalam tiga bulan,” kata pria yang mengaku mengerjakan proyek itu selama enam bulan.

Menurut dia, tim kepolisian menghubunginya setelah adanya kabar penghentian pembangunan masjid ini. Kalau tidak salah, kata dia, dari Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Kakung. Yang dia tahu, polisi pernah menemui Ahsan untuk menanyainya soal proyek mangkrak itu. “Polisi sudah datang, dia tahu ini tanggal 21 April,” ujarnya.

Masjid Al Barakah RT 01 RW 02 di Cakung Timur berdiri di sepanjang Jalan Rai Bekasi KM 23, tepat di belakang bangunan masjid tua. Bina Marg dipindahkan kembali ke Al Barakah setelah adanya pelebaran jalan dari DKI Jakarta. Pengerjaan gedung ini dimulai pada 4 Juli 2022 dan dijadwalkan selesai pada 4 Juli 2023.

Namun rencana itu dibatalkan. Bahkan setelah mencapai target 565 hari, gedung ini belum bisa digunakan untuk beribadah. Pengurus masjid sudah menyerahkan biaya pembangunan sebesar Rp 9,75 miliar kepada Ahsan. Dari sana, masjid diberi waktu lebih lama pada Januari hingga 21 April 2024, namun Ahsan tidak bisa mencapai target tersebut.

Kesepakatan dicapai antara Ahsan dan pengurus masjid untuk empat bulan berikutnya. Ahsan harus menyelesaikan pembangunan masjid dengan biaya sendiri. Dia akan ditindak jika pembangunannya tidak selesai pada 21 April 2024. Pernyataan tertulis ditandatangani oleh Ahsan dan Ahmed pada 4 Januari 2024 bersama para saksi.

Saat pembangunan ini terhenti, Ahsan dituduh warga mencuri uang pembangunan masjid. Seorang warga mengatakan, masyarakat baru ingin menyelesaikan pembangunan masjid tersebut. Namun kenyataannya di luar dugaan, uang itu dibagikan dan diambil oleh pemilik proyek PT Segara Bangun Sejahtera Bapak Hassan Hariri, kata Rahim saat ditemui di Kakung Timur, tanpa menyebutkan nama sebenarnya.

Tempo mencoba menguatkan tudingan Ahsan yang melakukan pencurian uang dengan membangun masjid. Namun, dia tidak membalas pesan dan panggilan telepon yang masuk ke nomornya. Warga sekitar rumahnya di Gang Jeruk, Kayu Tinggi RT 005 RW 03, Jakarta Timur, mengaku tak pernah melihat Ahsan di rumah orangtuanya usai terkendala pembangunan masjid.

Sementara itu, seorang perempuan berambut lurus sebahu mengatakan Ahsan tidak ada di rumah. Ia menolak memberikan nomor telepon dan alamat rumah Ahsan kepada pria kelahiran Mei 1993 itu. Tempo sempat meminta menemui ayahnya, Masikur, untuk mengonfirmasi hal tersebut. Setelah bertemu ayahnya di rumah, adik perempuan Ahsan berkata: “Kamu tidak mau.

Pilihan Editor: Mobil Polisi Tabrak Minibus di Tol MBZ, Sopir Diduga Sedang Tidur

Otoritas Pengawas Keuangan (OJK) mengungkap beberapa metode penipuan baru. Baca selengkapnya

Pengurus Masjid Al Barakah berencana melaporkan kontraktor Ahsan Hariri ke polisi karena menggelapkan uang pembangunan masjid. Baca selengkapnya

Federasi Serikat Pekerja Logam Indonesia cabang Purwakarta memastikan 233 pekerja yang dipecat dari pabrik sepatu Bata akan menerima pesangon pada Senin. Baca selengkapnya

Mantan Kepala Bea Cukai dan Pajak Rahmadi Effendi dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena melaporkan harta kekayaannya secara tidak benar.

Proyek pembangunan Masjid Al Barakah di Kakung, Jakarta Timur terhenti dengan biaya 9,75 miliar. Baca selengkapnya

Mantan Kepala Bea Cukai dan Pajak Rahmadi Effendi Hutahain dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi, di mana dua rekan bisnisnya diduga melakukan penggelapan uang.

Proyek pembangunan Masjid Al Barakah senilai Rp 9,7 miliar di Kakung Timur terhenti sejak 2022. Baca selengkapnya

Ahmed Satiri, Ketua Pengurus Masjid Al Barakah mengaku, mereka membagikan uang tersebut kepada masing-masing pengurus masjid. Jumlah penggantian dari rute tanpa DKI. Baca selengkapnya

Pelajari sejarah singkat Masjid Agung. Masjid tertua di dunia ini awalnya dibangun dengan bentuk yang sederhana. Kemudian pekerjaan konstruksi selesai. Baca selengkapnya

Masjid Al Barakah dibongkar karena ada proyek. Ada ahli waris yang menginginkan model mendapatkan kuncinya, ada pula yang menuntut ganti rugi finansial. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *