BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Peneliti Ahli Pusat Penelitian Elektronika (PRE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Robeth Viktoria Manurung, mengatakan BRIN sedang mengembangkan penelitian biosensor berbasis elektrokimia dengan menggunakan komposit nanoply graphene/ZnO. .

Produk yang dihasilkan digunakan untuk mendeteksi tingkat biomarker SAA manusia untuk pengobatan kanker paru-paru dan tingkat keparahan pasien yang menderita COVID-19.

Selain itu, Robeth juga mengembangkan biosensor berbasis elektrokimia untuk deteksi virus demam berdarah menggunakan oksida logam transisi nikel-kobalt. Harapannya perangkat ini dapat digunakan sebagai perangkat wearable yang dapat dihubungkan dengan smartphone, kata Robeth dalam siaran persnya, Senin, 8 April 2024.

Selain penelitian biosensor, Robeth dan timnya juga telah menghasilkan prototipe sensor untuk mendeteksi kandungan unsur hara tanah dan mendeteksi pencemaran lingkungan. “Hasil ini telah dipublikasikan di jurnal global dengan reputasi menengah atau tinggi,” ujarnya.

Menurut Robeth, biosensor adalah perangkat analitik yang menggabungkan komponen biologis dengan detektor fisikokimia untuk mendeteksi zat kimia tertentu sehingga menghasilkan keluaran yang terukur.

Keunggulan perangkat ciptaannya adalah portabel, mudah dioperasikan, dan tidak memerlukan persediaan cadangan. Biosensor yang dikembangkan juga dapat diintegrasikan dengan Internet of Things dan machine learning.

Namun, kata Robeth, peralatan yang dikembangkannya masih memiliki kelemahan yakni bahan bakunya masih mengandalkan impor. “Bahan baku pembuatan biosensor sebagian besar merupakan produk impor. Hal ini menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi,” kata Robeth.

Oleh karena itu, lanjut Robeth, perlu adanya kerja sama interdisipliner antara ilmuwan dan insinyur atau aktivis dari berbagai bidang, seperti biologi, kimia, ilmu material, dan elektronika.

Robeth menambahkan bahwa inovasi dalam desain sensor, material, teknik pemrosesan sinyal, dan metode analisis data sangat penting untuk mengatasi tantangan ini dan memajukan bidang biosensor. “Kerja sama ini bisa dilakukan dengan pihak-pihak di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.

Tantangan lainnya, kata Robeth, adalah bagaimana mencapai sensitivitas dan selektivitas tinggi dengan tetap menjaga stabilitas dan reproduktifitas.

Sensitivitas ini penting untuk memastikan bahwa biosensor dapat mendeteksi analit target dengan konsentrasi rendah secara andal. “Faktor-faktor seperti noise, interferensi dari senyawa lain, dan efisiensi transduksi sinyal dapat mempengaruhi sensitivitas biosensor,” kata Robeth.

Selektivitas adalah kemampuan biosensor untuk membedakan target analit dari molekul lain yang ada dalam sampel. “Mencapai selektivitas yang tinggi dapat menjadi sebuah tantangan, terutama dalam sampel biologis yang kompleks dimana terdapat banyak zat yang mengganggu,” katanya.

Stabilitas produk ini adalah kestabilan komponen biosensor terhadap waktu. Hal ini penting untuk penggunaan jangka panjang dan hasil yang dapat diandalkan. “Faktor-faktor seperti degradasi unsur biologis, hilangnya aktivitas enzim, atau perubahan sifat fisik bahan sensor dapat mempengaruhi kestabilan biosensor,” ujarnya.

Sedangkan reproducibility adalah kemampuan suatu biosensor untuk memberikan hasil yang konsisten dan dapat direproduksi pada sampel yang berbeda (batch). Hal ini sangat penting untuk penggunaan praktisnya.

Variabilitas yang dimaksud pada produk ini adalah pada proses pembuatannya dimana komponen sensor atau kondisi lingkungan dapat mempengaruhi reprodusibilitas pengukuran biosensor.

Investigasi penyebab turbulensi ekstrem pada penerbangan Singapore Airlines SQ321 masih berlangsung. Kecurigaan menunjukkan adanya turbulensi udara yang jelas. Baca selengkapnya

BRIN sedang mengembangkan teknologi penginderaan jauh berbasis satelit yang dapat mendeteksi ladang ganja. Baca selengkapnya

BRIN meresmikan penggunaan Sistem Informasi Danau atau “Danau SI”. Portal ini dibangun untuk menjadi tempat penyimpanan seluruh data pemantauan danau. Baca selengkapnya

Keributan di rumah dinas BRIN di Puspiptek Serpong. Apa aturan tinggal di rumah pedesaan, apa hak dan kewajiban warga negara? Baca selengkapnya

Permintaan keluar rumah dinas Puspiptek Serpong tidak hanya diperuntukkan bagi para pensiunan, namun juga pegawai aktif BRIN. Siapa yang berhak mendapatkan rumah pedesaan? Baca selengkapnya

Selain melihat dampak bencana hidrologi terhadap perekonomian negara, penelitian ini juga mengungkap variasi spasial luas permukaan air. Baca selengkapnya

Perumahan dinas bisa dibeli oleh warga, namun harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti Perpres Nomor 11 Tahun 2008. Baca selengkapnya.

Peneliti BRIN sedang mengembangkan kombinasi ozon dan nanobubbles untuk mengurangi potensi mikroba pada bahan olahan pertanian. Baca selengkapnya

BRIN mengajak para pensiunan untuk mengosongkan rumah dinas yang masih mereka tinggali di Kompleks Puspiptek Serpong.

Setelah menetap di rumah dinas BRIN (dulu Batan) sejak tahun 1985, Tri Mayhayati dan para pensiunan lainnya kini harus meninggalkan kediaman yang telah ada selama 38 tahun tersebut. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *