Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Gula Darah

TEMPO.CO, Jakarta – Tes gula darah merupakan prosedur medis yang umum dilakukan untuk mengukur kadar glukosa darah seseorang. Hal ini penting karena kadar gula darah yang tidak normal dapat menjadi tanda awal penyakit seperti diabetes atau hipoglikemia.

Menurut Klinik Cleveland, glukosa darah tinggi terjadi ketika kadar gula darah naik di atas normal. Ini mungkin mengindikasikan pra-diabetes atau diabetes. Pradiabetes terjadi ketika kadar glukosa darah antara 100 dan 125 mgdL (5,6 dan 6,9 mmol/L).

Diabetes didiagnosis ketika kadar glukosa darah mencapai 126 mg/dl (7,0 mmol/L) atau lebih pada beberapa tes. Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin melakukan tes hemoglobin terglikasi (A1c), yang menunjukkan rata-rata kadar gula darah selama beberapa bulan.

Tes gula darah merupakan langkah penting dalam manajemen diabetes. Namun, kapan waktu terbaik untuk melakukan tes ini dan bagaimana cara melakukannya?

Dari Mayo Clinic Reports, berikut panduan lengkap untuk menguji gula darah Anda: Kapan Anda Harus Menguji Gula Darah Anda?

1. Diabetes tipe 1

Jika Anda menderita diabetes tipe 1, seseorang perlu memeriksa gula darahnya 4 hingga 10 kali sehari. Ini termasuk sebelum dan sesudah makan, sebelum dan sesudah berolahraga, sebelum tidur, dan terkadang di malam hari. Seseorang mungkin perlu menjalani tes lebih sering jika mereka jatuh sakit, mengubah rutinitas hariannya, atau memulai pengobatan baru.

2. Diabetes tipe 2

Jika insulin digunakan untuk mengendalikan diabetes tipe 2, seseorang mungkin perlu memeriksa gula darahnya beberapa kali sehari, tergantung pada jenis dan jumlah insulin. Jika seseorang tidak menggunakan insulin, mereka mungkin tidak perlu melakukan tes setiap hari, terutama jika mereka mengendalikan diabetesnya hanya melalui pola makan dan olahraga.

1. Pemantauan Glukosa Berkelanjutan (CGM)

CGM merupakan pilihan bagi banyak penderita diabetes, terutama diabetes tipe 1, yang menggunakan sensor yang ditempatkan di bawah kulit untuk mengukur gula darah setiap beberapa menit. Beberapa CGM memiliki pemancar nirkabel yang mengirimkan data ke perangkat untuk memantau kadar gula darah. Seseorang perlu melakukan tes darah pada jari untuk mengoreksi dan memastikan keakuratan pembacaan.

2. Pengukuran gula darah

Alat pemantau gula darah merupakan alat yang umum digunakan jika Anda tidak menggunakan CGM atau perlu menyesuaikannya. Cara kerjanya adalah dengan memasukkan strip tes ke dalam meteran, menusuk ujung jari dengan lanset yang terpasang, dan mengambil setetes darah pada tes tersebut. Meteran menunjukkan tingkat gula darah.

Sebelum melakukan tes ini, bicarakan dengan tim kesehatan Anda untuk menetapkan kisaran target gula darah yang sesuai. Faktor-faktor seperti jenis diabetes, gejala, usia dan kondisi kesehatan lainnya mempengaruhi sasarannya. Catat dengan cermat hasil tes gula darah, termasuk obat yang diminum, informasi pola makan, dan olahraga yang dilakukan.

Pilihan Redaksi: Pentingnya cek gula darah dan kolesterol usai libur lebaran

Penderita diabetes mudah lapar karena perubahan kerja insulin. Baca selengkapnya

Pemeriksaan gula darah secara rutin bermanfaat tidak hanya bagi penderita diabetes. Baca selengkapnya

Akupunktur dapat menjadi metode alternatif untuk mengurangi risiko hipoglikemia, penyebab utama diabetes. Baca selengkapnya

Orang dewasa dengan diabetes dua kali lebih mungkin terkena serangan jantung atau stroke dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes. Baca selengkapnya

Pencegahan tekanan darah rendah dapat dilakukan dengan cara alami berikut ini. Baca selengkapnya

Pemeriksaan kesehatan jamaah merupakan langkah penting untuk menjamin efisiensi dan keamanan ibadah haji. Apa itu pemeriksaan kesehatan? Baca selengkapnya

Gangguan makan pada pasien diabetes tipe 1 meningkatkan risiko komplikasi diabetes, rawat inap, dan kematian, para peneliti memperingatkan

Dengan persiapan dan pengelolaan diabetes yang tepat, penderita diabetes dapat menunaikan ibadah haji tanpa membahayakan kesehatannya. Baca selengkapnya

Hanya beberapa hari bekerja dengan jadwal shift malam dapat menyebabkan kondisi metabolisme kronis seperti diabetes dan obesitas. Baca selengkapnya

Menurut pakar penyakit dalam, pasien diabetes yang hendak menunaikan ibadah haji sebaiknya mempersiapkan hal-hal berikut ini. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *