Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

TEMPO.CO, Jakarta – Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Jalan Raya Bekasi KM 23, Kecamatan Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, disebut terlilit utang. Kisah ini dituturkan warga yang tinggal di sebelah rumah orang tua Ahsan di Gang Jeruk, Kayu Tinggi, Cakung Timur, RT 005 RW 03, sekitar seratus meter dari Masjid Jami Ar-Rahman.

“Dia sudah lama tidak terlihat di sini,” kata Jauhari, tetangga tetangga orang tua Ahsan, pada Senin, 6 Mei 2024 malam.

Jauhari mengaku mengenal Ahsan. Keduanya bahkan bercerita tentang aktivitas Ahsan sebagai kontraktor Masjid Al Barkah. Ahsan membeli masjid tersebut dengan harga Rp 9,75 miliar. Namun, ketika batas waktu pembangunan berakhir pada 4 Juli 2023, masjid tiga lantai itu belum selesai dibangun. Saat ini keadaan masjid sedang lumpuh.

Menurut Tojauhari, Ahsan mulai menghilang setelah muncul permasalahan pembangunan masjid. Namun pria asal Madura, Jawa Timur ini belum mau merinci permasalahan yang diketahuinya terkait kegagalan penyelesaian pembangunan tempat ibadah tersebut. Beberapa warga yang ditemui Time menuding Ahsan mencuri uang pembangunan.

Jauhari mengaku juga ditipu oleh Ahsan. Saat itu, Jauhari membeli tanah dari Ahsan di Kayu Tinggi seluas 50 meter seharga Rp 400 juta. Namun setelah pelunasan, Ahsan tidak mengubah nama pemilik tanah dalam akta tanah tersebut. “Dia janjinya sampai dua tahun. Ternyata dia menggadaikannya ke orang lain,” kata Jauhari.

Sudah dua tahun atau sejak 2022, Jauhari tak bertemu Ahsan. Ahsan jarang kembali ke rumah orang tuanya. Setelah akta tanah ditebus dari pegadaian, Ahsan menyerahkannya kepada Jauhari. Saat ini akta jual beli hanya membutuhkan tanda tangan Ahsan dan istrinya. Namun, Jauhari mengaku kesulitan untuk bertemu dengan pria kelahiran 1993 itu. “Sulit mencari dia dan istrinya untuk menandatangani,” ujarnya.

Tak hanya dengan Jauhari, Ahsan pun sempat terkendala utang dan piutang dengan warga lainnya. Ia bercerita, suatu hari ada empat debt collector yang datang ke rumah orangtuanya. Karena keempat orang tersebut marah karena tidak bertemu Ahsan, orang tuanya pun menelepon polisi. Mendengar penjelasan tersebut, polisi mendukung keempat orang tersebut, kata Jauhari.

Sejak runtuhnya Masjid Al Barkah, Ahsan tidak pernah lagi muncul dalam proyek tersebut. Bangunan yang menempati lahan seluas 500 meter persegi di atas kuburan itu dikunjungi Ahsan dua hari menjelang Idul Fitri 2024. Selain itu, ada empat orang kalangan terpelajar yang datang meninjau bangunan tersebut. “Memeriksa kubah, ke mana pekerjaan itu berlangsung,” kata seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya.

Ketua Pengurus Masjid Al Barkah Jakarta Timur Ahmad Satiri menyatakan, dirinya mentransfer uang sebesar Rp 9,75 miliar kepada Ahsan. Uang itu diberikan sebanyak tiga kali. Diakui Ahmad, pembangunan masjid terhenti. Ia menyatakan akan mengajak masyarakat berkumpul untuk membahas kegagalan pembangunan tersebut.

Selain warga, Ahmad mengaku akan memanggil Ahsan sebagai kontraktor bangunan tersebut. Pertemuan dengan kontraktor disaksikan masyarakat, kata Ahmad, Jumat, 3 Mei 2024. Namun, dia tidak menjelaskan kapan pengurus masjid akan merundingkan kasus ini. “Selanjutnya saya ingin bertanya kepada kontraktor mengapa pembangunannya bisa seperti itu.”

Ahmad mengaku bertanya kepada Ahsan mengapa pembangunan tidak mengalami kemajuan. Namun Ahsan, kata dia, tidak menjawab secara gamblang mengapa pembangunan itu stagnan. Ahsan menyatakan, bangunan tersebut akan selesai pada 21 April 2024. Namun, setelah melewati waktu yang lama dari pihak pengelola masjid, pembangunan tersebut tidak kunjung selesai. “Kami ingin menghitung bagaimana hal ini akan terjadi,” katanya.

Tempo mendatangi rumah orang tua Ahsan untuk meminta konfirmasi terkait hal tersebut. Namun ayah Ahsan Masykur enggan berkomentar. “Enggak mau,” kata perempuan yang mengaku adik Ahsan itu usai menemui Masykur di rumahnya, Senin, 6 Mei 2024 malam, Senin, 6 Mei 2024 malam. Tempo pun sempat mengirim pesan dan menelepon nomor Ahsan, namun tidak ada jawaban. koneksi

Pilihan Redaksi: Kapolres Jaktim Tak Tahu Pembangunan Masjid Al Barkah Dibatalkan

Pengurus Masjid Al Barkah di Jalan Raya Bekasi KM 23, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, membela pengusaha Ahsan Hariri. Baca selengkapnya

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Baca selengkapnya

Kementerian PUPR sedang mengerjakan runway, sedangkan Kementerian Perhubungan sedang mengerjakan gedung terminal bandara VVIP IKN. Baca selengkapnya

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Tiongkok untuk memainkan peran yang lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang berhutang budi. Baca selengkapnya

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berhasil meraih Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahun 2024 dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappnas. Baca selengkapnya

Pemerintah menyerap dana Rp7,025 miliar dari lelang tujuh seri surat utang yakni Obligasi Syariah Negara (SBSN). Baca selengkapnya

Pekerja Masjid Al Barkah mengaku polisi datang untuk menanyakan proyek pembangunan tempat ibadah yang mangkrak itu. Baca selengkapnya

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memuji pemerintahan Presiden Jokowi yang pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil di kisaran 5 persen. Baca selengkapnya

Kontraktor proyek Masjid Al Barkah tidak pernah menyelesaikan pembangunannya. Padahal pihak pengelola masjid menyerahkan Rp 9,75 miliar. Baca selengkapnya

Dana pembangunan Masjid Al Barkah di Cakung diduga dicuri kontraktor. Warga geram dan pasrah, tak mau turun tangan. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *