Di Dubai, Ramadan Terasa Kurang Lengkap tanpa Sirop Ini

TEMPO.CO, Dubai – Buka puasa dengan sirup tidak hanya ada di Indonesia, tapi juga di Dubai. Di kota terbesar di Uni Emirat Arab ini, ada sirup yang membanjiri pasar menjelang Ramadhan bernama Vimto.

Sirup botol kaca ini terbuat dari campuran blackcurrant dan raspberry dengan bahan asam dan manis. Namun, yang membuatnya memiliki cita rasa unik adalah kombinasi berbagai herba, malt, barley, dan rempah-rempah.

Arva Ahmad, operator tur kuliner di Dubai dan pendiri Frying Pan Adventures, mengatakan sirup tersebut memasuki pasar dua minggu sebelum Ramadhan. Penduduk setempat membuat minuman pertama mereka saat istirahat. Harga per botolnya sekitar 29 dirham atau sekitar 125 ribu.

“Tidak ada Ramadhan tanpa Vimto di sini,” kata Arva yang mendampingi jurnalis asal Indonesia meliput hiburan Ramadhan dalam Dubai Souks Iftar Tour di kawasan Old Souk Deira Dubai. Kunjungan ke Dubai ini. Ia diundang oleh Departemen Ekonomi dan Pariwisata di Dubai.

Sirup Vimto adalah minuman yang mirip dengan Ramadhan di Dubai. (TEMPO/Mila Novita)

Arva mengatakan sirup ini sangat populer di Dubai dan beberapa negara di Timur Tengah. “Ini pertama kali populer di India, dibawa oleh orang Inggris, kemudian dibawa ke Dubai oleh orang India,” ujarnya. Sejarah Vimto

Menurut Nicholsplc.co.uk, minuman tersebut diciptakan oleh John Noel Nichols pada tahun 1908 di Manchester, Inggris. Secara khusus, ini tidak dibuat sebagai minuman biasa, tetapi sebagai minuman herbal yang diiklankan memberikan “Wim dan Energi”.

Setelah pertama kali diperkenalkan di luar Inggris ke Guyana pada tahun 1919, Vimto tiba di India, kemudian diperkenalkan ke Arab Saudi oleh Distributor Aujan pada tahun 1928. Arab Saudi, menurut media nasional.

Di satu sisi, minuman ini menjadi identik dengan Ramadhan di negara-negara Teluk, khususnya di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Faloodah dengan Sirup Vimto (Khusus) Variasi Minuman Vimto

Popularitas Vimto membuat sirup ini tersedia dalam banyak variasi. Salah satunya adalah falooda yang saya cicipi sebagai salah satu hidangan berbuka puasa di Dubai Souks Iftar Tour bersama Frying Pan Adventures. Makanan tersebut dijual di toko kecil Deira di pintu masuk atau Dubai Creek.

Faloodeh adalah mie anggur yang disajikan di atas es dan sirup dan disajikan dalam mangkuk plastik kecil. Rasa dari sirup berwarna ungu tua ini sangat khas, perpaduan antara asam dan manis dengan aroma yang berbeda-beda. Bukan hanya Vimto, pilihan lainnya adalah lemon. Namun varian Vimto lebih diutamakan.

Hidangan ini lebih cocok dijadikan hidangan penutup karena rasanya yang manis dan segar seperti wine. Namun saat Ramadhan, warga Dubai menjadikan ini sebagai salah satu pilihan mereka untuk berbuka puasa.

Pilihan Editor: Dubai Mall Diklaim Sebagai Destinasi Paling Banyak Dikunjungi di Dunia Dengan 105 Juta Pengunjung

Setiap negara memiliki masakan khasnya masing-masing, termasuk Inggris. Berikut 11 masakan Inggris terpopuler untuk referensi Anda. Baca selengkapnya

Museum Al Shindagha menampung rumah-rumah tua masyarakat Dubai, termasuk tempat tinggal keluarga Al Maktoum. Baca selengkapnya

BI memperkirakan penjualan pada April 2024 akan terus tumbuh didorong oleh Hari Raya Idul Fitri. Baca selengkapnya

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 menunjukkan kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian meningkat. Baca selengkapnya

Taksi penerbangan disebut dapat mengurangi waktu perjalanan antar destinasi di Dubai hingga 70 persen. Pengendara bisa menikmati pemandangan kota dari atas. Baca selengkapnya

Danau cantik ini konon memberikan sensasi melayang di atas air tenang yang mencapai langit di Neom, Arab Saudi. Baca selengkapnya

Festival kuliner ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan potensi kuliner daerah sekaligus memperkuat promosi Solo sebagai Food Smart City. Baca selengkapnya

Merayakan Ramadhan dan Idul Fitri juga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Baca selengkapnya

Banyak pengecer membatasi penjualan gula pasir karena kenaikan harga gula. Baca selengkapnya

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirat dan pengalaman Edge Walk dalam inisiatif pariwisata baru Dubai. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *