Dilarang Beroperasi di Yerusalem, Menlu Spanyol: Konsulat Kami Sudah Ada di Sebelum Israel Berdiri

TEMPO.CO, JAKARTA – Pemerintah Spanyol menolak pembatasan yang dilakukan Israel terhadap konsulatnya di Yerusalem sebagai respons atas pengakuan Madrid terhadap negara Palestina.

Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Alvarez menegaskan, konsulat di Yerusalem sudah ada sejak tahun 1850. “Jauh sebelum berdirinya Israel,” kata Albarez pada konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sam Shoukry pada hari Senin, Al Arabiya melaporkan.

“Kami telah mengirimkan pesan lisan kepada pemerintah Israel untuk menolak pembatasan apa pun terhadap aktivitas normal Konsulat Jenderal Spanyol di Yerusalem, karena statusnya dijamin oleh hukum internasional dan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik,” kata Alvarez kepada stasiun radio Onda Cero. dikutip oleh The Times of Israel.

“Israel tidak dapat mengubah status ini secara sepihak,” kata Arbel, sambil menekankan bahwa Madrid meminta Israel untuk “membatalkan keputusan ini.”

Tindakan Israel, yang dikutuk sebagai hadiah kepada Hamas, terjadi sehari setelah Spanyol, Irlandia, dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina. Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 memicu Perang Gaza. Serangan tersebut menyebabkan 1.139 orang tewas dan 252 orang disandera.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel mengatakan mulai 1 Juni 2024, konsulat Spanyol harus berhenti memberikan layanan kepada warga Palestina yang datang dari Tepi Barat. Israel hanya mengizinkan konsul Spanyol untuk “memberikan layanan konsuler secara ketat kepada penduduk Yerusalem.”

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz, menulis di X, membantah klaim Albarez dan bersikeras bahwa pembatasan akan ditegakkan dengan “ketat”. Katz memperingatkan bahwa pelanggaran apa pun dapat menyebabkan “penutupan konsulat Spanyol di Yerusalem”.

“Setiap hubungan antara Konsulat Spanyol di Yerusalem dan individu di Otoritas Palestina merupakan ancaman terhadap keamanan nasional Israel,” tulis Katz.

“Dalam menghadapi pengakuan sepihak pemerintah Spanyol terhadap Negara Palestina, keputusan pimpinan Hamas, dan pernyataan anti-Semit Yolanda Diaz bahwa dia ingin menghancurkan Israel dan menggantinya dengan negara Palestina dari sungai hingga ke dunia. barat, Israel tidak bisa tinggal diam.

Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Spanyol Díaz yang beraliran kiri meluncurkan slogan “Palestina akan bebas dari sungai hingga laut.” Kata-kata tersebut telah berulang kali dikutuk oleh para pejabat Israel, yang menyerukan agar negara tersebut dihapus dari peta.

Slogan tersebut mengacu pada perbatasan Mandat Inggris di Palestina, yang membentang dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania dan mencakup seluruh Israel sebelum berdirinya Israel pada tahun 1948.

Beberapa hari kemudian, Katz memposting video online

Spanyol mengatakan postingan tersebut “memalukan dan menjijikkan” dan menjanjikan tanggapan “tegas” terhadap “provokasi” online Israel dan Katz melalui tindakan bersama dengan Irlandia dan Norwegia.

Pilihan Editor: Israel melarang Spanyol melayani warga Palestina di Tepi Barat setelah mengakui negara Palestina

Arab |. Zaman Israel

Prabowo diutus Jokowi untuk menghadiri pertemuan puncak yang membahas masalah Gaza di Yordania. Baca selengkapnya

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengutuk aksi vandalisme gedung konsulat AS di Sydney yang diduga merupakan bentuk protes yang menguntungkan Palestina. Baca selengkapnya

Prabowo Subianto akan mewakili Indonesia pada pertemuan tingkat tinggi atau summit mengenai krisis kemanusiaan di Gaza dan Palestina yang akan digelar di Yordania. Baca selengkapnya

Tentara Israel melancarkan operasi militer di Gaza untuk menyelamatkan empat sandera, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 274 warga Palestina

Militer Israel membantah laporan bahwa truk penyelamat digunakan oleh pasukan yang menyelamatkan sandera dan memasuki Gaza

Pada tanggal 7 Oktober, komandan divisi Gaza tentara Israel mengundurkan diri, dengan alasan “kegagalan melindungi” Israel dari serangan Hamas. Baca selengkapnya

Pemerintah Israel memperpanjang larangan operasi Al Jazeera di Gaza selama 45 hari. Baca selengkapnya

Pelapor khusus PBB mengatakan merayakan pembebasan sandera Israel di Gaza adalah sebuah kegagalan moral dan mengabaikan penderitaan warga Palestina.

Korban tewas di Gaza mencapai 37.000 pada hari Minggu setelah pembantaian di kamp pengungsi Nuseirat

Perdana Menteri Belgia Alexandre De Croo adalah salah satu pemimpin Eropa yang menentang keras serangan brutal Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *