TEMPO.CO, Jakarta – Istilah doomscrolling pertama kali muncul pada awal tahun 2020, saat dunia memasuki pandemi akibat Covid-19. Istilah ini sering merujuk pada kebiasaan menyebarkan berita buruk atau negatif secara terus-menerus di jejaring sosial atau Internet dalam jangka waktu yang lama.
Kemunculan periode ini bertepatan dengan semakin banyaknya waktu yang dihabiskan banyak orang di rumah dan di depan layar untuk mendapatkan informasi terkini mengenai situasi global yang tidak menentu. Menurut laporan Verywell Mind, sensus dapat digambarkan sebagai kebiasaan yang sulit dihilangkan, di mana seseorang dibombardir dengan berita atau konten negatif yang tiada habisnya.
Perilaku tersebut menyebabkan perlunya memperbarui informasi secara terus-menerus, terutama dalam situasi krisis seperti epidemi, yang memerlukan informasi yang cepat dan akurat. Namun dampaknya terhadap kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh.
Perilaku penarikan diri dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan mental. Berikut beberapa di antaranya:
1. Stres dan kecemasan
Seringnya terpapar berita negatif dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Berita tentang epidemi, bencana, atau peristiwa tragis lainnya dapat menimbulkan perasaan takut dan tidak aman. Perasaan cemas ini dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan membuat seseorang sulit fokus pada hal lain.
2. Kemarahan
Terlalu banyak terpapar stres atau kecemasan dapat memperburuk suasana hati dan berkontribusi pada berkembangnya gejala depresi dalam jangka panjang. Rasa putus asa yang timbul karena melihat kabar buruk bisa membuat seseorang merasa dunia adalah tempat yang buruk dan tanpa harapan.
3. Penyakit tidur
Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar, terutama sebelum tidur, dapat mengganggu pola tidur. Cahaya biru dari layar elektronik dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Selain itu, pikiran negatif dapat menyebabkan seseorang tertidur atau mengalami gangguan tidur seperti insomnia.
4. Merasa tidak berdaya
Statistik seringkali membuat seseorang merasa tidak berdaya atau putus asa menghadapi masa depan karena fokus pada hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan. Perasaan ini bisa sangat melemahkan dan orang tersebut merasa seperti kehilangan kendali atas hidupnya.
5. Menurunnya produktivitas
Perilaku ini dapat mengurangi waktu dan energi yang seharusnya dihabiskan untuk aktivitas produktif atau menyenangkan, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Ketika begitu banyak waktu dihabiskan untuk menelusuri berita negatif, peristiwa dan aktivitas penting yang membawa kebahagiaan sering kali terabaikan.
Mengatasi review negatif membutuhkan kesadaran dan strategi yang tepat. Menurut Organizational Behavioral Health, beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku tersebut, antara lain:
1. Batasi waktu pemakaian perangkat
Tetapkan batas waktu harian untuk berita atau media sosial. Misalnya, Anda dapat mengatur jadwal untuk mengecek berita satu atau dua kali sehari.
2. Atur waktu dan tempat
Hindari membaca berita atau menggunakan media sosial sebelum tidur atau saat bersantai. Cobalah untuk menjauhkan waktu menatap layar dari waktu tidur dan fokuslah pada aktivitas santai seperti membaca buku atau mendengarkan musik.
3. Pilih sumber berita yang terpercaya
Fokus pada sumber berita otentik dan jauhi informasi yang sensasional atau tidak dapat diandalkan. Memilih sumber terpercaya dapat membantu mengurangi kekhawatiran terhadap berita palsu atau berlebihan.
4. Fokus pada praktik yang baik
Fokus pada aktivitas positif dan menenangkan seperti olahraga, meditasi, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman. Kegiatan ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood.
Pilihan Editor: Alasan dan Pengaruh Penentuan Statistik
Idul Adha 2024 di Indonesia berbeda dengan Arab Saudi yang tinggal satu hari lagi. Inilah cara untuk membantu menghidupkan kembali Idul Haji tahun ini. Baca selengkapnya
Polisi Malaysia telah menangkap lima orang yang mempromosikan prostitusi online, video seks, dan narkoba seks di media sosial. Baca selengkapnya
Citayam Fashion Week tahun 2022 ini akan mengambil konsep yang hampir sama dengan Harajuku di Jepang. Inilah kembalinya kekerasan. Baca selengkapnya
Kini aplikasi BlueSky telah terungkap, akan menyaingi Twitter atau X. Inilah aplikasi BlueSky dan cara kerjanya. Baca selengkapnya
Generasi Z menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. Baca selengkapnya
Ahli saraf mengatakan bahwa wanita lebih mungkin mengalami migrain dibandingkan pria, yang memiliki risiko kekambuhan lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama. Baca selengkapnya
Mahkamah Konstitusi (CJ) mengabulkan 44 perkara perselisihan pemilu 2024
Judi online dikatakan sangat merugikan dan berbahaya
Stres dapat menimbulkan efek negatif pada fisik, perilaku, dan psikologis yang secara signifikan mempengaruhi kesehatan. Baca selengkapnya
Stres dapat menimbulkan dampak negatif pada fisik, perilaku, dan psikologis yang sangat mempengaruhi kesehatan, termasuk jantung dan sistem pernapasan. Baca selengkapnya