Duduk Perkara Proyek Masjid Al Barkah di Cakung Mangkrak dan Dugaan Dana Dibawa Kabur

TEMPO.CO, Jakarta – Proyek pembangunan Masjid Al Barka yang berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km. 23, Rt. 001, RW. 02, Cakung Timur Upazila, Jakarta Timur, kini menjadi pemberitaan karena dihentikan sementara. Kontraktor diduga menerima uang untuk membangun masjid tersebut.

Pembangunan masjid ini dimulai oleh Bina Marg DKI Jakarta dengan melakukan pelebaran jalan hingga tahun 2022 mendatang, 70 persen masjid akan selesai dibangun. Pemprov DKI memberikan penggantian kepada pimpinan sekitar Rp12,5 miliar yang akan digunakan untuk pembangunan masjid. Di belakang gedung lama ada gereja baru.

Dari Rp 12,5 miliar, rencana pengelola masjid selesai pada 4 Juli 2023 atau berdasarkan Surat Perintah Kerja Nomor 02/SPK/M/ untuk Ahsan Hariri sekitar Rp 9,75 miliar. durasi. 16/VI/2022.

Pembangunan masjid belum selesai hingga masa pembangunannya berakhir. Pihak pengelola masjid memberikan tambahan waktu kepada kontraktor untuk menyelesaikan puncak pembangunan hingga 21 April 2024. Namun pada Mei 2024, hanya bangunan tiga lantai yang masih berdiri.

“Saya mau klarifikasi ke kontraktor. Makanya pembangunannya (dibangun),” kata Kepala Pengelola Masjid Al Baraka Ahmed Satiri saat ditemui Tempo, Jumat, 3 Mei 2024 di masjid tersebut. ,

Ahmed mengatakan, kontraktor siap mengambil tindakan hukum jika pembangunan masjid tidak selesai dalam waktu yang ditentukan.

TEMPO membenarkan tudingan Ahsa mencuri uang pembangunan masjid. Namun, dia tidak membalas pesan dan panggilan telepon yang masuk ke nomornya. Warga sekitar rumahnya di kawasan Gang Jeruk, Kangu Tinggi, Kecamatan Kakung, Jakarta Timur, mengatakan Ahsa belum pernah terlihat di rumah orang tuanya sejak pembangunan masjid terhenti.

Sementara itu, perempuan kelahiran 1993 yang mengaku sebagai adik Ahsa itu mengatakan, perempuan kelahiran 1993 itu tidak ada di rumah orang tuanya. Tempo meminta perempuan tersebut menemui ayahnya, Masikur, untuk mengonfirmasi hal tersebut. “Aku tidak mau,” kata wanita berambut gondrong itu setelah menemui ayahnya di rumahnya.

Pekerja : Pembangunan Masjid Al Barka bisa selesai dalam 3 bulan

Tempo berkesempatan ikut serta dalam proyek pembangunan Masjid Al Barka. Bambu masih berserakan di dinding di setiap sudut. Ember cat tergeletak di mana-mana. Pakaian kotor para pekerja digantung di dekatnya. Di lantai satu, dekat tangga, terdapat alat pengaduk semen. Di dekatnya ada puluhan tumpukan semen. Itu juga merupakan tempat peristirahatan penjaga makam.

Hal yang sama berlaku untuk naik ke lantai dua. Gedung itu kosong. Dinding bangunan masjid ini baru dilapisi semen. Tidak ada jendela. Bambu pada dinding luar masih berfungsi sebagai tempat berdiri para pekerja. Ruangan dekat tangga kiri ini berisi keramik berukuran 600×1.200 milimeter.

Bagian bawah lantai dua masih berpasir dan berdebu. Di sini terlihat dua orang sedang duduk memandangi layar ponselnya. Beberapa orang sedang duduk di kursi besi. Di pojok kanan ada seseorang yang duduk di atas porselen. Dua penjaga kuburan. Bangunan yang menampung Masjid Al Baraka ini terletak di dalam kuburan.

Hal yang sama berlaku untuk lantai tiga. Sepertinya ada ruang kosong di sini. Tidak ada tanda-tanda orang sedang bekerja. Tidak ada staf di sini. Hanya ada tong-tong yang berserakan di lantai. Belum ada listrik. Kabel baru dipasang di atap. Ada tempat tidur di dekat jendela. Singgasana adalah tempat tidur bagi para pekerja yang memilih untuk tinggal di sana.

Waktu membutuhkan dua pekerja. Kedua pria ini menolak untuk mendaftarkan nama mereka. Salah satu dari mereka bercerita kepada saya tentang bangunan yang ditinggalkan ini.

Menurut dia, jika dana miliaran rupee itu dimanfaatkan dengan baik maka pembangunan Al Barka bisa selesai dalam waktu tiga bulan. Namun, bangunan tersebut tidak dapat diselesaikan dan pihak masjid memberikan tambahan waktu empat bulan. “Kalau dananya sudah siap semua, bisa selesai dalam tiga bulan,” kata pria yang mengaku mengerjakan proyek itu selama enam bulan.

Menurut dia, petugas kepolisian datang setelah informasi penghentian pembangunan masjid ini tersebar. Katanya dia dari Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Kakung kalau tidak salah. Yang dia tahu, polisi pernah menemui Ahsan dan menanyakan proyek mangkrak itu. “Polisi datang, mereka tahu tanggalnya 21 April,” ujarnya.

Pilihan Editor: Pemimpin Masjid Al Baraka mengaku menerima santunan Rp 70 juta untuk setiap pemimpin

BNN menangkap seorang pengedar narkoba usai menerima paket di sebuah kompleks di Jakarta Timur. Nikmati julukan JL. Baca artikel

Ketua Rukun Warga 02 Kakung Timur Upazila Jakarta Timur, Amir Muchlis kontraktor Masjid Al Baraka Ahsan Hariri berharap bisa memberitahu polisi. Baca artikel

Mereka akan melaporkan kontraktor Masjid Al Baraka ke polisi jika tidak mengembalikan sisa pembangunan sebesar 3,6 miliar. Baca artikel

Pembangunan Masjid Al Barka Kakung terhenti. Pimpinan masjid memerintahkan kontraktor segera menyelesaikan pembangunannya. Baca artikel

Kontraktor pembangunan Masjid Al Barka diberikan waktu tambahan untuk menyelesaikan pembangunan masjid tersebut. Tapi ini belum berakhir. Baca artikel

Kontraktor pembangunan Masjid Al Barka mengaku berniat menyelesaikan proyek tersebut

Pembangunan Masjid Al Barka yang baru masih berlangsung. Namun pihak manajemen menerima sejumlah kompensasi dari Bina Marg DKI. Baca artikel

Ia mengatakan uang Rp 70 juta yang diterima beberapa pimpinan Masjid Al Baraka berasal dari dana tambahan pembongkaran makam. Baca artikel

Kontraktor berjanji akan menyelesaikan pembangunan Masjid Al Barka di Jalan Raya Bekasi KM 34, Kakung Timur, Kakung, Jakarta Timur. Baca artikel

Sekelompok ojek online (Ozol) diduga menyerang bengkel ban dan memasang ranjau paku di tempat kerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *