Duit Rp 70 Juta yang Masuk Kantong Pengurus Masjid Al Barkah Berasal dari Dana Bongkar Makam

TEMPO.CO, Jakarta – Sumber dana Rp 70 juta yang disalurkan kepada pengurus Masjid Al Barqa terungkap. Dua pengurus masjid mengaku mengambil uang puluhan juta dari biaya kompensasi pembelian tanah masjid. Tujuan pelepasan lahan ini adalah untuk pelebaran jalan depan masjid yang terletak di Jalan Raya Bekasi KM 23, RT 001 RW 02, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur.

Pertama, pengakuan Ahmad Sanusi, salah satu pengurus masjid. Diakuinya, setiap pemulung mengantongi uang sebesar Rp 70 juta yang diambil dari sisa biaya pembongkaran makam. Karena gedung baru Al Barqa akan dibangun di atas kuburan tersebut, beberapa kuburan yang terkena dampak telah dipindahkan ke bagian lain di halaman masjid.

Uangnya (Rp70 juta per orang) terlalu banyak untuk pindah kuburan, kata Sanusi saat ditemui di rumahnya di Perumahan Cakung Residence 1 Nomor C7, Jalan Kayu Tinggi, RT 03 RW 09, Cakung, Jakarta Timur, Rabu, Mei . 15 Agustus 2024.

Menurut Sanusi, pihak manajemen menerima uang tersebut. Namun, kata dia, satu nama, Asmaru juga mendapat uang. Namun namanya tidak tercantum dalam laporan tersebut. “Silsilah keluarga (ahli waris) paling tua,” ujarnya. Asmaru merupakan salah satu keturunan yang menyumbangkan tanah untuk pembangunan Al Barqa pada tahun 1850.

Jadi pengurus masjid membagi uang sisa pemindahan makam. Jumlah tersebut berasal dari kompensasi pelebaran jalan yang dilakukan Bina Marga DKI Jakarta. Perpanjangan jalan menempati bangunan masjid. “Saya tidak tahu sama sekali,” ujarnya sambil menjawab berapa biaya pemindahan makam tersebut. Sebelumnya, mereka menawarkan masing-masing pembongkaran dan kuburan baru seharga 2 juta rubel. Namun, hasil dari penawaran kepada karyawan adalah 800 ribu rubel.

Kabarnya, Bina Marga telah mengajukan kompensasi sebesar 12,5 miliar untuk perluasan jalan. Uang untuk membangun masjid baru yang kini beberapa meter di belakang bangunan lama. Di masyarakat, informasi penggantian modal berjumlah 13,5 miliar rubel. Dari sana, sebagian uangnya dialokasikan untuk pembongkaran kuburan. “Ada biayanya,” katanya.

Uang transfer ini diberikan kepada pekerja yang bertanggung jawab memindahkan kuburan dan menggali lubang untuk kuburan baru. “Bayar galinya, sampahnya bayar, kami siapkan biayanya,” ujarnya. Menurut dia, sudah lebih dari 300 kuburan yang dipindahkan.

Tamami, Bendahara Pengurus Masjid Al Barkah, akhirnya tak bicara soal penerimaan uang sebesar 70 juta rubel tersebut. Awalnya, saat informasi pembagian uang ini tersebar, pihak pengelola mengeluarkan dana sebesar 80 juta rubel dari uang masjid. Tamami membantah uang hasil pembangunan masjid masuk ke kantong pengurus. Bohong, kata Tamami saat ditemui di rumahnya di Ujung Krawang, Pulogebang, RT 001 RW 05, Cakung, Jakarta Timur, Rabu, 8 Mei 2024.

Tamami menyebarkan informasi untuk menggulingkan pemerintahan. Isu ini sengaja diangkat karena banyak orang yang ingin menjadi pengurus masjid. “Ini akan digunakan untuk mencemarkan nama baik pemerintah,” katanya ketika ditanya tentang penerimaan Sh80 juta.

Penyaluran uang masjid terungkap setelah Ketua Pengurus Masjid Al Barqa Ahmad Satiri membenarkan masing-masing pengurus menerima Rp 70 juta. Namun, biayanya bukan 80 juta rubel. “Ini bukan 80 juta rubel, tapi 70 juta rubel. Inilah yang sebenarnya saya dapatkan. Semua pengelola sudah menerimanya,” kata Ahmed kepada Tempo melalui telepon, Jumat, 10 Mei 2024.

Saat itu, dia mengatakan, jumlah yang disalurkan ke kantong pengurus merupakan kompensasi pelebaran Jalan Masjid Al Barqa di Jalan Raya Bekasi Km. 23, Rukun Tetangga 001 Rukun Warga 02 Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur. Ia mengatakan, jumlah tersebut berasal dari biaya kompensasi sekitar 12,5 miliar orang Eskiki.

Menurut Ahmed, selang dua pekan, saat uang Binu Marga sudah berada di tangan manajemen, sekitar Agustus 2020, ketujuh pengelola langsung melakukan negosiasi. Perundingan mereka berlangsung secara tertutup di rumah ibadah. Setelah negosiasi, mereka pindah ke tempat lain.

Manajemen Al Barkah mendatangi Restoran Jalan Harapan Indah Raya FB Nomor 59, Medan Satria, Bekas, Jawa Barat. Sore harinya, mereka membagikan 70 juta rubel per orang. “Bukan saya yang menyalurkan (70 juta rubel), tapi Sanusi dan Tamami,” kata Ahmed menjawab siapa yang paling berperan dalam pembagian uang tersebut.

Tamami baru mengaku menerima uang tersebut pada Rabu, 15 Mei 2024. Tempo menemui Tamami yang duduk di belakang Al Barqa. Tamami menghindari pertanyaan tentang 70 juta yang ada di kantong semua manajer, termasuk dirinya sendiri. Mendengar pertanyaan ini, dia dengan terampil bangkit dari kursi kayu.

Tamami segera menyalakan sepeda motornya dan meninggalkan area masjid menuju KM 23 Jalan Raya Bekas. “Bohong,” teriak Tamami sambil mengendarai sepeda motor. itu menghilang. Lima menit kemudian, dia kembali dengan dalih melupakan sesuatu di halaman masjid.

Tempo kembali mempertanyakan apakah benar uang 70 juta itu untuk biaya pemindahan makam. “Ya, benar,” kata Tamami masam. Mengapa kamu berbagi dengan bajingan itu? Jawabnya sambil mengendarai sepeda motor: “Uang super (membongkar makam).”

Desas-desus bahwa pengelola masjid membagikan uang pembangunan masjid di kantongnya sendiri juga dibenarkan oleh seorang warga setempat. Mendengar hal tersebut, warga pun berang. Masyarakat hanya ingin menyelesaikan pembangunan masjid tersebut. tidak berhenti. Namun kenyataannya di luar dugaan, uang itu dipecah dan diambil oleh pemilik proyek PT Segara Bangun Sejahtera, Pak Ahsan Hariri, kata Rahi – bukan nama sebenarnya – saat ditemui di Kakung Timur, Jumat, 3 Mei.

Menurutnya, pengelola masjid juga menerima 80 juta manat untuk perluasan bangunan secara merata. “Ada tujuh orang di masjid. Setiap orang menerima 80 juta rubel dari pajak deportasi,” katanya.

Rahi membeberkan nama ketujuh pengurus Masjid Al Barqa, yakni Ahmad Satir, Tamami, Ahmad Sanusi, Muliad, Naqnula, Kahiyo dan Hassan Nawi. Sekarang Hassan sudah mati. Sedangkan Asmari merupakan kakak Hasan Nawi. “Saya berharap bajingan dan kontraktor Hassan Hariri dll cepat dihukum. Saya muak melihat kelakuan mereka yang sebenarnya hanya sekedar mencuri uang masjid,” ujarnya.

Pilihan Redaksi: Ketua Pengurus Masjid Al Barqa Akui Tiap Pengurus Dapat Kompensasi 70 Juta Rubel

Kontraktor pembangunan Masjid Al Barqa diberikan waktu tambahan untuk menyelesaikan pembangunan masjid tersebut. Tapi ini belum berakhir. Baca selengkapnya

Kontraktor pembangunan Masjid Al Barqa mengaku masih menunggu proyek tersebut selesai seluruhnya.

Pembangunan Masjid Al Barqa baru masih ditangguhkan. Meski pengelola mendapat kompensasi dari DKI Binu Marga. Baca selengkapnya

Kontraktor berjanji akan menyelesaikan pembangunan Masjid Al Barka di Jalan Raya Bekasi KM 34, Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur. Baca selengkapnya

Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan masuknya zat-zat ilegal. Sertifikasi produk halal dapat meningkatkan rasa aman konsumen. Baca selengkapnya

Kelompok ojek online (ojol) menggerebek toko ban karena diduga memasang ranjau paku di sekitar tempat usahanya

Penjaga Masjid Al Barqa berencana mengajukan pengaduan ke polisi terhadap perusahaan kontraktor Ahsan Hariri karena diduga menggelapkan dana pembangunan masjid. Baca selengkapnya

Proyek pembangunan Masjid Al Barqa di Kakung, Jakarta Timur senilai Rp 9,75 miliar terhenti. Baca selengkapnya

Pelaku pencurian ditangkap dengan memblokir ATM. Di tasnya ada lebih dari 50 kartu ATM Baca Selengkapnya

06 Angkutan umum rute Jatinegara-Gandaria bertabrakan dengan ojek online (Ojol) dan penumpangnya berhenti di Jalan Raya Bogor, Chirakas, Jakarta Timur Baca Selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *