E-Voting di Indonesia: Pernah Dipakai 1752 Desa, Saat Ini?

TEMPO.CO, Jakarta – Di Indonesia, setidaknya 27 kabupaten dan 1.752 desa telah melaksanakan pemilihan kepala desa (Pilcades) secara elektronik atau e-voting. Pengalaman pemanfaatan teknologi e-voting dalam pesta demokrasi Tanah Air diungkap Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam rangkaian webinar ke-5 Pusat Riset Data dan Informatika, “Menuju pemilu elektronik, dimulai dari pemimpin desa di Indonesia.” Pemilu.

“Kami telah melakukan penelitian tentang pemungutan suara elektronik sejak tahun 2009. Kami sudah memulainya dan sedang menguji serta menerapkannya di beberapa daerah,” kata Budi Pravara, Kepala Lembaga Penelitian Elektronika dan Ilmu Komputer BRIN. Channel YouTube BRIN Kamis 20 Juni 2024

Budi mengatakan e-voting merupakan inovasi teknologi dalam pemilihan umum atau pemilu. Dasar penggunaannya harus tetap berpegang pada asas luber jurdil atau singkatan dari langsung, biasa, bebas, rahasia, adil dan adil, ujarnya. Budi menambahkan, sebenarnya proses mengatasi juri dilakukan mulai dari pembuatan sistem hingga tampilan hasil pemilu.

“Pemilu yang diamanatkan undang-undang dan pemungutan suara elektronik yang dikembangkan BRIN sempat diuji materiilnya pada tahun 2009 oleh Mahkamah Konstitusi. Dikatakan bahwa memilih dengan penanda pada pemilu langsung sama dengan menyentuh mata di komputer,” ujarnya. . Bangun.

E-voting yang dikembangkan BRIN tidak hanya memanfaatkan pengetahuan yang ada di Indonesia. Budi mengatakan pihaknya sudah berkali-kali melihat pemungutan suara elektronik digunakan secara internasional. Budi mengklaim, melalui kajian dan penelitian terkini terhadap aplikasi tersebut, BRIN mampu mengembangkan standar teknis dan profesional e-voting berdasarkan prinsip luber jurdil di Indonesia.

Sistem e-voting telah dikembangkan sebagai program teknis yang dapat disimulasikan di banyak daerah sebagai pembuktian konsep, ujarnya. “Kabupaten Banten pada tahun 2012, dan setelah sukses, banyak bupati yang ingin menerapkannya dalam pemilihan desa, dan pemilihan desa dengan pemungutan suara elektronik pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Boyolali pada tahun 2013,” ujar Budi mencontohkan.

Namun agar pemungutan suara elektronik berhasil, kata Budi, BRIN membutuhkan mitra industri untuk mengembangkan komputer dan peralatan pendukung lainnya. Budi mengatakan, dalam hal ini BRIN bekerja sama dengan anak usaha PT INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia). Peristiwa terkini di dunia siber diyakini memerlukan perhatian dari sektor keamanan. Kemudian: “Bagaimana teknologi ini dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi geografis, sosial dan budaya masyarakat Indonesia.”

Budi menilai penggunaan sistem pemungutan suara elektronik BRIN di seluruh daerah merupakan hal yang lumrah karena adanya kebutuhan peralatan teknologi. Namun hambatan tersebut diharapkan dapat diatasi sehingga inovasi e-voting yang dikembangkan BRIN nantinya dapat digunakan lebih luas bahkan di negara lain.

Webinar ini juga menghadirkan pembicara dari Kabupaten Banyuasin yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Erwin Ibrahim. Ia menjelaskan, pasca Pilkada 2015, pemungutan suara elektronik diluncurkan di 160 desa. Namun dalam perkembangannya jumlah desa semakin berkurang.

Erwin mengaku tidak mengetahui alasannya, karena dirinya sudah tidak menjabat lagi di Dinas Komunikasi dan Informatika. “Sekarang banyak bupati dan direktur pelayanan baru, dan ada beberapa kelemahan dari pemungutan suara elektronik,” ujarnya.

Meski pemungutan suara elektronik di Banyusin sudah menurun tajam sejak awal digunakan, Erwin menjelaskan masih ada desa yang bersedia memanfaatkannya. Sebab setiap desa berhak menggunakan sistem pemungutan suara secara elektronik atau langsung dalam pemilihan desa.

Erwin juga kerap melihat pemilu di Desa Banyuasin berakhir kontroversi dan ricuh. “Kami mencoba menerapkan inovasi yang digagas BRIN agar proses ini menjadi proses demokrasi yang efektif dibandingkan dengan cara tradisional yang berpotensi menimbulkan kekacauan. Kami bahkan menghemat biaya dengan pemungutan suara elektronik.”

Pilihan Editor: Cuaca hari ini di Jabodetabek dan Indonesia menurut BMKG

Kebanyakan model prakiraan cuaca menunjukkan bahwa La Niña terjadi pada bulan September. Baca selengkapnya

Pada tanggal 23 Juni 2024, akibat hujan deras, ketinggian air di Desa Sepaku mencapai dua meter. Baca selengkapnya

Anggota Komisi IX DPR Edi Wurianto masih menunggu pemeriksaan BRIN didampingi BPOM terkait legalisasi kratom. Baca selengkapnya

KIKA mengkritisi banyaknya peneliti dan ilmuwan Indonesia yang mempublikasikan jurnal predator dengan jaminan kualitas rendah. Baca selengkapnya

BRIN mengembangkan PLTS terapung mobile pertama. Memanfaatkan potensi besar energi surya dan mengatasi keterbatasan lahan. Baca selengkapnya

Untuk mengurangi polusi udara, Pemprov DKI bersiap menggunakan kabut air saat memasuki musim kemarau. Baca selengkapnya

Peneliti BRIN memperkirakan curah hujan sepanjang musim kemarau di Kalimantan, termasuk wilayah IKN. Baca selengkapnya

BNN melaporkan, kratom memiliki efek samping yang berbahaya, terutama jika dosis yang digunakan tidak tepat. Baca selengkapnya

Ekspedisi tim BRIN ke Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barung mengungkap 7 temuan baru penghuni pulau di tepian terluar Samudera Indonesia. Baca selengkapnya

BRIN di Barus mengulangi kejadian di Tangsel. Suhu panas di Tanah Suci pada tahun 2040 diprediksi akan semakin mematikan. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *