Erupsi Gunung Ibu dan Gunung Semeru Bersautan, Begini Rincian Daerah Berbahaya Rekomendasi Badan Geologi

TEMPO.CO, Jakarta – Survei Geologi mencatat dua gunung berapi meletus malam ini, Sabtu, 18 Mei 2024. Setelah letusan Gunung Semeru di Jawa Timur yang tercatat pada pukul 17:34 WIB, kembali terjadi letusan Gunung Ibu. Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, 20.08 WIB.

Letusan Gunung Ibu tadi malam terdengar di Observatorium Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu, Provinsi Halmahera Barat. Dinas Geologi mencatat, letusan tersebut terekam dalam gambar seismik dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 9 menit 12 detik.

Letusan tersebut menghasilkan gumpalan abu setinggi 4.000 meter di atas puncak atau setara 5.325 meter di atas permukaan laut, dengan intensitas tebal dan condong ke arah barat dan barat laut Gunung Ibu. Petir juga terlihat di dalam gumpalan abu.

Sebelumnya, pada Kamis, 16 Mei, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menaikkan status erupsi Gunung Ibufjall menjadi IV atau Watch. Bagian kerja Institut Geologi merekomendasikan agar tidak ada aktivitas manusia di zona bahaya, yaitu. dalam radius 4 kilometer dari puncak gunung dan pada perpanjangan sektor 7 kilometer menuju bukaan kawah di bagian utara kawah aktif. Gunung Ibu. Masyarakat juga diimbau untuk memakai pelindung hidung, mulut, dan mata saat beraktivitas di luar rumah saat hujan abu.

Sedangkan letusan Gunung Semeru pada pukul 17.34 WIB menghasilkan gumpalan abu sekitar 800 meter di atas puncak atau setara 4.476 meter di atas permukaan laut. Letusan ini disebut menimbulkan awan panas dengan jarak hanyut 3 kilometer ke arah tenggara dari puncak gunung. Dinas Geologi mencatat, letusan tersebut terekam dalam gambar seismik dengan amplitudo maksimum 23 milimeter dan durasi 2 menit 56 detik.

Untuk saat ini aktivitas Gunung Semeru berada pada level III atau status waspada. Karena bahaya bebatuan yang berkilauan, maka zona bahaya yang direkomendasikan adalah dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Semeru. Masyarakat diminta tidak melakukan perjalanan ke arah tenggara sepanjang Besuk Kobokan, 13 kilometer dari puncak Gunung Semeru, pusat letusan.

Selain jarak tersebut, Survei Geologi juga mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari sempadan Sungai Besuk Kobokan. Wilayah perbatasan Besuk Kobokan yang terletak 17 kilometer dari Puncak Gunung Semeru berpotensi terdampak meluasnya awan panas dan aliran lahar.

Catatan observasi aktivitas seismik vulkanik di Ibu selanjutnya akan menggunakan peralatan yang dipasang di stasiun baru. Baca selengkapnya

Warga tujuh desa dievakuasi pasca dua kali Gunung Ibu meletus pada Sabtu, 18 Mei 2024. Baca selengkapnya

Gunung Semeru dilaporkan meletus pada Sabtu, 18 Mei 2024. Situasi masih tegang. Baca selengkapnya

Letusan pertama Gunung Semeru terjadi pada pukul 05.06 WIB dan tidak terlihat adanya letusan secara visual. Baca selengkapnya

BNPB telah mengirimkan tim penanganan darurat dan perencanaan erupsi Gunung Api Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Baca selengkapnya

Status Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat dinaikkan dari Waspada menjadi Waspada pada Kamis, 16 Mei 2024 pukul 15.00 WIB. Pemerintah sedang mengevakuasi warga. Baca selengkapnya

Rekomendasi tersebut dikeluarkan meski status aktivitas Slametfjall tidak berubah pada Level II atau Waspada sejak Oktober lalu. Baca selengkapnya

Baru 10 hari lalu, status Gunung Ibu dinaikkan menjadi peringatan. Pemkot diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir lahar. Baca selengkapnya

BMKG akan memercikkan awan hujan sebelum memasuki wilayah bencana banjir lahar Marapi. Volume endapan vulkanik di puncak Marapi masih 1,3 juta meter kubik

Survei Geologi mengimbau masyarakat mewaspadai bahaya abu vulkanik Gunung Ile Levotolok. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *