TEMPO.CO, Jakarta – Mesir pada Minggu, 12 Mei 2024 menyatakan akan mengikuti jejak Afrika Selatan dengan mengajukan kasus terhadap Tel Aviv ke Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida yang dilakukan tentara Israel. akan melakukan jalur Gaza Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan, langkah ini diambil mengingat parahnya serangan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza dan rencana serangan terhadap warga sipil serta hancurnya infrastruktur di Jalur Gaza.
“Tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, hukum humaniter, dan Konvensi Jenewa Keempat tahun 1949 tentang Perlindungan Warga Sipil di Saat Perang,” kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan.
Mesir meminta Israel, yang menduduki wilayah Palestina, untuk memenuhi kewajibannya dan menerapkan tindakan sementara yang diminta oleh Mahkamah Internasional, khususnya untuk memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka meminta Dewan Keamanan PBB dan para pemangku kepentingan untuk segera melakukan intervensi guna mencapai gencatan senjata di Gaza, menghentikan operasi militer di Rafah dan memberikan keamanan bagi warga sipil Palestina.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, serangan mematikan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 76.600 lainnya. Pekan lalu, kelompok Hamas menerima proposal dari Mesir dan Qatar untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza. Namun Israel mengatakan tawaran gencatan senjata yang diterima Hamas tidak memenuhi tuntutan utamanya.
Oleh karena itu, Israel memutuskan untuk melanjutkan operasi di Rafah, tempat tinggal 1,5 juta pengungsi saat ini, “untuk memberikan tekanan militer pada Hamas agar melepaskan sandera dan membuat kemajuan dalam tujuan perang lainnya.” Lebih dari tujuh bulan setelah perang Israel dimulai, sebagian besar Jalur Gaza telah hancur akibat blokade yang melumpuhkan pangan, air bersih dan obat-obatan.
Keputusan awal Mahkamah Internasional yang bermarkas di Den Haag pada Januari 2023 mengatakan “cukup besar” bahwa Tel Aviv melakukan genosida di Gaza. Mahkamah Internasional meminta Tel Aviv untuk menghentikan tindakan ini dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan menjangkau warga sipil di Gaza. Sebelumnya, pada Jumat 10 Mei 2024, Afrika Selatan meminta Mahkamah Internasional memerintahkan Israel menarik diri dari Rafah sebagai bagian dari tindakan darurat tambahan terkait perang.
Sumber: Anadolu
Pilihan Editor: Kementerian Agama: 23 rombongan jemaah haji akan berangkat ke Madinah hari ini
Ikuti berita terkini Tempo.co di Google News, klik di sini
Sebagai lembaga terpenting dalam sistem hukum internasional, Mahkamah Internasional memainkan peran penting dalam mempromosikan perdamaian dan keadilan antar bangsa. Baca selengkapnya
Mulai dari reaksi Palestina dan Israel terhadap keputusan Mahkamah Internasional hingga dukungan berbagai negara. Baca selengkapnya
35 orang tewas dan puluhan luka-luka dalam serangan Israel di Rafah. Israel mengklaim Rafah adalah benteng Hamas. Baca selengkapnya
Pelapor Khusus PBB untuk Palestina meminta negara-negara anggotanya untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel pada Sabtu, 25 Mei 2024.
Pakistan meyakini upaya penerapan keputusan Mahkamah Internasional untuk menghentikan operasi militer Israel akan membuka jalan bagi perdamaian di dunia.
Sayap bersenjata Hamas melancarkan serangan “misil besar-besaran” ke Israel yang memicu sirene di Tel Aviv. Baca selengkapnya
Berita perkembangan perang Gaza masih masuk tiga besar dunia. Pada 26 Mei 2024, Hamas dan Israel dilaporkan membuka kembali pintu perundingan. Baca selengkapnya
Terlepas dari keputusan Mahkamah Internasional, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa Israel terus menargetkan Rafah dengan berbagai serangan udara. Baca selengkapnya
Kementerian Luar Negeri mengatakan Indonesia mendukung perintah pengadilan internasional agar Israel menghentikan serangan terhadap Rafah. Baca selengkapnya
Sebanyak 200 truk bantuan kemanusiaan dipindahkan dari perbatasan Rafah menuju Kerem Shalom. Baca selengkapnya
