Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Vargio mengungkapkan prediksinya terhadap arah suku bunga acuan The Fed atau Federal Reserve Rate (FFR). Menurut perkiraan BI, FFR bisa turun mulai Desember 2024 atau bahkan hingga 2025.

Perhitungan risiko dan probabilitas penurunan FFR di masa depan dilakukan dengan menggunakan tiga asumsi. Asumsi pertama disebut skenario baseline atau dasar.

“Kalau probabilitasnya di atas 75 persen, kita masukkan sebagai base level. Kalau probabilitasnya antara 50 hingga 75 persen, kita sebut sebagai potensi risiko. Kalau probabilitasnya di bawah 50 persen, kita sebut sebagai tail risk.” , kata Perry. Rabu, 24 April 2024 Konferensi Pers Hasil Rapat Direksi BI.

Langkah kedua adalah mengukur dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Dampak terhadap stabilitas nilai tukar rupee, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan diteliti secara khusus.

Ketiga, BI membentuk respons bauran kebijakan untuk menghindari potensi risiko dan kembali ke skenario baseline. Perry mengatakan, respons terhadap bauran kebijakan yang diambil BI adalah untuk mengantisipasi dan mencegah potensi skenario risiko kembali ke skenario semula.

“Skenario kami, untuk skenario baseline dengan probabilitas lebih tinggi dari 75 persen, FFR akan turun sebesar 25 basis poin satu kali pada kuartal keempat. Kemungkinan pada Desember 2024,” ujarnya.

Selain itu, FFR potensi risiko pada tahun 2024 tidak mengalami penurunan, artinya akan tetap seperti sekarang. “Ini akan turun menjadi hanya 50 basis poin pada kuartal pertama atau kedua tahun 2025.”

FFR untuk tail risk akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama pada tahun 2024. Dalam skenario terburuk ini, FFR baru akan turun sebesar 25 basis poin pada tahun depan.

“Ini tentang kemungkinan-kemungkinan yang kami lakukan untuk mengatur ulang potensi risiko,” kata Perry.

Hari ini, Perry mengumumkan akan menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6,25 persen. Kebijakan ini diambil untuk memperkuat stabilitas rupee terhadap dolar AS.

“Langkah proaktif dan berwawasan ke depan untuk memperkuat stabilitas rupee terhadap kemungkinan meningkatnya risiko global dan memastikan inflasi tetap dalam kisaran target 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024 dan 2025.”

Pilihan Editor: BI naikkan suku bunga acuan, Bank Mandiri: Kunci di tengah ketidakpastian dan volatilitas global

Perkembangan perekonomian provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan tumbuh positif pada tahun 2023. Baca selengkapnya

Pada perdagangan hari ini, rupee melemah 4 poin menjadi Rp 16.259 per dolar AS. Baca selengkapnya

PNM mengatakan, meski BI akan menaikkan BI rate menjadi 6,25 persen, namun tidak akan menaikkan SBDK. Baca selengkapnya

Daftar negara dengan mata uang terlemah membuat para pengamat ekonomi dan pelaku pasar khawatir. Baca selengkapnya

Bank Rakyat Indonesia atau BRI menyatakan Alipay berwenang memproses transaksi pengguna. Baca selengkapnya

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi peristiwa geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, dan suku bunga. Baca selengkapnya

AdaWe fokus pada pembiayaan usaha mikro dan kecil. Baca selengkapnya

Pada tiga bulan pertama tahun 2024, kredit BNI terutama akan dialokasikan pada segmen kredit korporasi swasta. Baca selengkapnya

BCA belum menaikkan suku bunga setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen. Baca selengkapnya

Rupee melemah 45 poin menjadi Rp 16.255 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *