Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

TEMPO.CO, Jakarta – Pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan fenomena cuaca panas di Indonesia yang dimulai awal Mei 2024 berpotensi menghambat pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Sekarang sedang ramai dibicarakan suhu panas di berbagai negara, dan mungkin juga akan melanda negara kita,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Ia mengatakan cuaca panas mudah membuat Anda lelah karena kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Hal ini juga dirasakan oleh tenaga medis (fasyankes) di fasilitas kesehatan, meski bekerja di dalam gedung. Akibatnya, dalam mengakses layanan kesehatan, mereka cenderung lebih ceroboh dalam mengakses layanan kesehatan.

Akibat lain dari cuaca panas adalah kemungkinan lebih seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja. Menurut dia, dehidrasi saat cuaca panas bisa disebabkan oleh terbatasnya ketersediaan air bersih, serta makanan yang dikonsumsi tidak dicuci dengan benar.

Oleh karena itu, konsumsi makanan yang tidak bersih menimbulkan berbagai penyakit, mulai dari diare hingga keracunan makanan, ”ujarnya.

Dampak kesehatan Selain dehidrasi, dampak cuaca panas terhadap kesehatan secara umum antara lain: kejang otot (kram panas), kelelahan berlebihan (kelelahan akibat panas), bahkan serangan panas berupa gangguan saraf. Di sisi lain, fenomena tersebut dapat memperburuk kondisi pemilik penyakit kronis atau masalah kesehatan yang pernah ada sebelumnya.

Penyakit mereka bisa bertambah parah jika terkena panas tinggi, kata Tjandra.

Ia berpesan kepada para petugas kesehatan dan masyarakat untuk menjaga kesehatan, tetap tenang menghadapi situasi saat ini dan menunggu informasi perkembangan cuaca terkini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Di sisi lain, perlu menerapkan pola hidup sehat, menjaga keseimbangan asupan gizi dan kebutuhan mineral, agar terhindar dari penyakit, termasuk berolahraga agar tubuh tetap bugar.

“Penting juga untuk tetap terhidrasi dengan minum enam hingga delapan gelas air sehari,” kata mantan direktur Penyakit Menular di Asia Tenggara ini.

Sebelumnya, Wakil Meteorologi BMKG Guswanto membenarkan, fenomena udara panas yang melanda Indonesia dalam beberapa hari terakhir bukanlah panas, melainkan cuaca panas yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus atau September akibat pergerakan semu matahari. BMKG menilai hal tersebut merupakan siklus normal dan terjadi setiap tahun sehingga potensi suhu hangat tersebut bisa terulang pada waktu yang sama setiap tahunnya.

“Kenaikan suhu ini tidak sama dengan yang dialami negara-negara Asia lainnya seperti Myanmar, Thailand, India, Bangladesh, Nepal, dan China,” ujarnya.

Ia juga menyarankan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di bawah sinar matahari antara pukul 10.00 dan 16.00 dan mengoleskan tabir surya SPF 30+ setiap dua jam untuk melindungi permukaan kulit.

Pilihan Editor: Kelompok Rentan terhadap Cuaca Panas dan Dampaknya

Berikut tiga alasan mengapa kopi dan teh tidak boleh dikonsumsi bersamaan. Baca selengkapnya

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jemaah haji saat beraktivitas di cuaca panas guna menjaga kesehatannya. Baca selengkapnya

Pemerintah memberangkatkan 241.000 jemaah haji 2024. Kementerian Kesehatan mengimbau jemaah haji tetap menjaga kesehatan di Arab Saudi. Baca selengkapnya

Cuaca panas melanda Meksiko, puluhan monyet mati dan jatuh dari pohon. Baca selengkapnya

Kafein secara teknis bersifat diuretik, artinya menghilangkan banyak cairan dari tubuh. Jadi, apakah minum teh membuat Anda dehidrasi? Baca selengkapnya

Cuaca tetap hangat akibat peralihan El Nino ke La Nina, serta peralihan musim hujan ke musim kemarau. Baca selengkapnya

Selama berada di Tanah Suci, jamaah haji harus menyesuaikan diri dengan cuaca yang panas. Jagalah kesehatan Anda, terutama dengan meminum obat secara teratur. Baca selengkapnya

Pelaku Ruben Onsu dikabarkan pingsan saat menggelar sebuah acara di Majalengka, Jawa Barat. Apa penyebab seseorang tiba-tiba pingsan? Baca selengkapnya

Cuaca panas tentu berdampak pada anak-anak, terutama lansia yang harus berada di luar ruangan. Baca selengkapnya

Pemerintah menyatakan sistem kelas BPJS Kesehatan diubah menjadi KRIS dengan fasilitas yang lebih baik untuk memudahkan pelayanan kesehatan. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *