Hari Film Nasional Momen Tepat untuk Tingkatkan Literasi dan Apresiasi Film

TEMPO.CO, Jakarta – Hari Film Nasional bisa menjadi momen untuk menyoroti berbagai program peningkatan pengetahuan dan apresiasi terhadap film, seperti film Indonesia dan program lain yang memperkaya keterampilan dan jaringan sineas muda Indonesia. “Strategi ini bertujuan untuk menjaga minat penonton, meningkatkan kehadiran film Indonesia di kancah internasional, serta meningkatkan kualitas tenaga dan produksi film,” demikian siaran pers yang dikeluarkan Direktur Film, Musik, dan Media Ahmad Mahendra. dengan tempo. 30 Maret 2024.

Di tahun 2023, sinema Indonesia berhasil mengambil banyak langkah. Tercatat 50 judul film ditayangkan secara mengesankan di 24 festival film di 18 negara.

Ahmed Mahendra mengatakan pihaknya telah mengambil langkah strategis untuk mendukung literasi dan promosi film melalui berbagai program. Salah satunya adalah Film Indonesia, sebuah lokakarya penulisan skenario yang dipimpin oleh para profesor di University of Southern California, yang berfokus pada pengembangan cerita lokal Indonesia. “Program ini bertujuan untuk menghasilkan cerita yang kuat dengan moral dan kecerdasan lokal, serta akan meningkatkan eksposur dan pendapatan daerah yang difilmkan,” kata Mahendra. Sejauh ini Bank Naskah Film Indonesia telah memproduksi 33 naskah, yang meliputi 4 naskah pada tahun 2020, 10 naskah pada tahun 2021, 9 naskah pada tahun 2022, dan 10 naskah pada tahun 2023.

Untuk mengasah kemampuan para sineas muda, terdapat juga program seperti Layar Indonesiana yang menyelenggarakan kompetisi pembuatan film pendek bagi para sineas muda, dan Lock x Full Circle Lab yang memperluas kekuatan penceritaan sinematik dan jaringan global. MyLab+@Jogja 2023 berperan sebagai inkubator bagi penulis skenario, sutradara dan produser untuk mengembangkan proyek dengan bantuan para ahli internasional, yang menyeleksi 6 proyek dengan total 17 peserta pada tahun itu.

Sedangkan Idoclab 2023 merupakan program khusus untuk mendukung sineas Indonesia dalam mengembangkan kemampuan cerita dan produksi. “Program-program ini menunjukkan upaya berkelanjutan pemerintah dalam mengembangkan industri film yang tidak hanya kreatif tetapi berdaya saing global,” kata Mahendra.

Untuk menarik minat konsumen pecinta film lokal, berbagai layar khusus bisa digunakan untuk menontonnya bersama. “Hal ini untuk menjaga minat penonton, menjaga akses dan mempromosikan film Indonesia,” ujarnya. Penerapan program NOBAR yang tersebar di seluruh tanah air membuktikan hal tersebut.

Acara ini diadakan di 29 kota pada tahun 2020 hingga 2023 dan jumlah penonton terus meningkat dari 6.332 penonton pada tahun 2020, menjadi 5.095 pada tahun 2021, menjadi 9.186 pada tahun 2022, dan menjadi -10.952 pada tahun 2023.

Film-film yang memperkaya jalinan budaya seperti ‘Nyanyan Akar Gras’, ‘The Science of Fiction’ dan ‘Perempuan Tanah Jahanam’ yang mencerminkan kekayaan dan keberagaman perfilman Indonesia diputar. Tak hanya berhasil menggalakkan aktivitas dalam negeri, namun juga meningkatkan minat dan dukungan masyarakat terhadap industri film nasional. Kegiatan serupa juga dilakukan di luar negeri bekerja sama dengan beberapa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sebagai bagian dari upaya pemerintah memajukan sinema Indonesia ke kancah dunia.

Di sisi lain, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menyadari pentingnya peran komunitas film lokal melalui program AFI (Apresiasi Film Indonesia) yang bermitra dengan Cinema Poetica dan Rangkai.id untuk mendaftarkan komunitas film.

Sejak diluncurkan pada tahun 2022, program ini telah menjangkau 79 komunitas di 10 kota. Pada tahun 2023, program ini akan diperluas dengan penelitian di 5 kota baru dan 3 kota dengan program lanjutan.

Pada tahun 2023, akan ada lebih dari 20 film dengan lebih dari satu juta penonton, seperti: ‘Sewu Dino’ (4.891.609), ‘Tears at the Edge of Sajadah’ (3.127.671) dan ‘Petualangan Sherina 2’ (2.414.141) (504) ). “Di banyak film, kami membantu menggunakan anggaran Kemendikbud untuk menyelenggarakan acara-acara khusus atau nobar. Kami ingin menjaga animo penonton, dan jumlah penonton yang diraih pada tahun 2023 menunjukkan peningkatan apresiasi masyarakat. film nasional dan menunjukkan stabilnya pertumbuhan industri film di Indonesia.

Pilihan Editor: Di Hari Film Nasional, Riri Riza melihat potret Usmar Ismail

Framework SNPBM sudah ada sejak tahun 2023, layanan ini dapat digunakan untuk mencari bagian soal dan mengecek soal UTBK tahun 2024.

Raisa sempat mengungkapkan ketakutannya sebelum memutuskan membuat film dokumenter berjudul Herta Raisa. Baca selengkapnya

Serial dokumenter Thank You, Goodnight: The Bon Jovi Story akan tayang perdana di layanan streaming Disney+ dan Hulu pada Jumat, 26 April 2024. Baca selengkapnya.

I Am: Film dokumenter Celine Dion akan tayang di Prime Video pada 25 Juni 2024 Baca selengkapnya

Cuplikan Dokumenter Bon Jovi mengikuti sejarah Bon Jovi, menampilkan video pribadi, foto, dan musik yang berkaitan dengan kehidupan Jon Bon Jovi Baca selengkapnya.

Sebuah buku tentang The Beatles diluncurkan sebelum film Let It Be Read dirilis secara keseluruhan.

Sandiaga mengatakan, melihat perkembangan film Indonesia, jumlah penontonnya setiap tahunnya melebihi target. Baca selengkapnya

Dalam rangka Hari Film Nasional, Reza Rahadian berharap siapa pun penerusnya bisa membawa keindahan bagi perfilman Tanah Air. Baca selengkapnya

Riri Riza juga menyebut karya-karya Usmar Ismail mirip dengan Indonesia. Baca selengkapnya

Sako Academy menyelenggarakan pameran film produksi Usmar Ismail di Kota Bukittinggi. Nama filmnya adalah Jendral Kantjil. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *