Hasil Investigasi: Tank Israel Tembak Mobil Keluarga Hind Rajab dari Jarak Dekat

TEMPO.CO, Jakarta – Sebuah tank Israel menembaki mobil keluarga gadis Palestina berusia enam tahun Hind Rajab dari jarak dekat, dan peluru tersebut langsung mengenai ambulans yang dikirim untuk membantunya, menurut penyelidikan. dilaksanakan.

Pembunuhan seorang anak dan keluarganya di Kota Gaza pada akhir Januari menuai kecaman internasional.

Rajab, yang selamat dari tembakan pertama, memohon bantuan ketika darah menetes dari tubuh kerabatnya yang meninggal saat dia berbicara dengan tim penyelamat dan ibunya melalui telepon selama tiga jam.

Dalam penyelidikannya atas pembunuhan warga sipil dalam perang Gaza, TV Al Jazeera memberikan rekonstruksi rinci tentang apa yang terjadi, yang dikumpulkan bekerja sama dengan kelompok investigasi Arsitektur Forensik dan Earshot.

Penyelidikan menemukan bahwa tank Israel hanya berjarak 13 hingga 23 meter ketika menembak Rajab dan kerabatnya di dalam mobil mereka.

Melalui wawancara dengan keluarga, personel Keamanan Nasional Palestina, dan dokter, film dokumenter ini menyajikan rekaman video terlengkap mengenai insiden tersebut hingga saat ini.

Video ini untuk pertama kalinya memperlihatkan posisi tank Israel ketika kendaraan ditembaki, serta kemungkinan lintasan peluru dari tank tersebut yang mengenai ambulans dengan tembakan langsung saat berusaha menyelamatkan Rajab.

Militer Israel menolak menjawab pertanyaan Al Jazeera tentang rincian insiden tersebut. Namun, bukti baru ini bertentangan dengan klaim tentara Israel sebelumnya bahwa pasukannya tidak berada di wilayah tersebut.

“Saya tidak akan pernah bertemu pahlawan seperti mereka lagi, pahlawan yang tahu bahwa mereka akan mati dan tetap pergi,” kata Omar al-Qam, petugas medis di Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), yang berbicara melalui telepon. .

‘Perasaan tersulit’

Tim penyelamat Palestina dan keluarga Rajab membutuhkan waktu 12 hari untuk mencapai lokasi serangan di Kota Gaza di Jalur Gaza utara.

Ibu Rajab, Wissam Hamada, mengatakan suara putranya melemah di akhir percakapan.

Hamada mengatakan Rajab mengatakan kepadanya bahwa dia tidak dapat berbicara karena mulutnya berdarah, namun dia tidak ingin mengelapnya sehingga ibunya tidak perlu membersihkannya.

Aku bilang padanya, ‘Tidak apa-apa, bersihkan mulutmu, aku akan mencucinya sayang.’ Dia setuju. Dia menyekanya dengan tangannya dan suara itu menghilang. Tepat pukul 7 malam, suara itu berhenti,” kata Hamada kepada Fault Lines.

“Perasaan tersulit di dunia adalah mendengar putriku memohon padaku untuk menjemputnya ketika aku tidak bisa menghubunginya. Sayangku, aku bersumpah aku tidak bisa menghubungimu. Maafkan aku, sayang.”

Kematian Rajab menuai kecaman dari seluruh dunia, termasuk dari Amerika Serikat, yang mendukung perang Israel di Gaza.

Salah satu dari dua pilot aktif Amerika yang ingin meninggalkan militer dan sangat menentang dukungan Washington terhadap upaya perang Israel mengatakan pembunuhan Rajab menandai titik balik baginya.

AL JAZEERA

Pilihan Editor: Jika perang pecah, inilah situs-situs Israel yang paling dibutuhkan Hizbullah

Ketua UNRWA mendesak mitra-mitranya untuk menolak upaya Israel untuk membongkar lembaga tersebut. Baca selengkapnya

Tentara Israel melancarkan serangan di dekat pusat medis Gaza setelah diduga menargetkan komandan Hamas. Baca selengkapnya

Netanyahu telah menegaskan bahwa dia tidak akan menerima perjanjian apa pun yang menyerukan gencatan senjata selama delapan bulan. Baca selengkapnya

Serangan udara Israel kembali menewaskan pengungsi Palestina yang mencari bantuan. Baca selengkapnya

Ia terinspirasi oleh Aaron Bushnell dan Hind Rajab, dua pilot lainnya yang tidak ingin lagi bertugas di AS karena dukungan AS terhadap Israel dalam perang Gaza. Baca selengkapnya

Aktivis pro-Palestina mengorganisir demonstrasi sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Jalur Gaza. Baca selengkapnya

Pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan ingin menghindari perang antara Israel dan Hizbullah. Baca selengkapnya

Israel terus menyerang daerah aman di Gaza, kali ini sedikitnya 42 orang tewas setelah serangan terhadap kamp pengungsi bersejarah. Baca selengkapnya

Perdana Menteri Qatar mengatakan upaya untuk merundingkan gencatan senjata antara Hamas dan Israel terus berlanjut tanpa gangguan dalam beberapa hari terakhir. Baca selengkapnya

Pada 21 Juni 2024, Armenia mengakui negara Palestina, setelah Slovenia, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *