Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

TEMPO.CO, Jakarta – Dokter Spesialis Bedah Pembuluh Jantung RSUD Fatmawati Ermono Superaya mengatakan asap rokok dapat meningkatkan risiko utama kanker paru hingga 20 kali lipat, pada perokok aktif dan liabilitas.

“Mengapa rokok menyebabkan kanker paru-paru? “Karena ada bahan kimia dalam segala hal, itu hanya kesenangan sementara, tapi bisa menimbulkan komplikasi seumur hidup bagi Anda dan keluarga,” ujarnya dalam diskusi kesehatan “Tumor Paru-Paru Akibat Merokok, Bagaimana Cara Merokoknya?” di Jakarta, Kamis, 18 April 2024.

Ia mengatakan, risiko terbesar bagi pasien kanker paru-paru terjadi pada pria berusia 50 tahun ke atas yang sering terpapar asap atau polusi di tempat kerja. Ermono menambahkan, perempuan, baik pekerja maupun ibu rumah tangga, tidak menutup kemungkinan terkena risiko kanker paru akibat paparan asap rokok di rumah meski tidak merokok.

Karsinogenik atau Teratogenik: Ada dua zat berbahaya yaitu zat karsinogenik atau teratogenik yang dapat menyebabkan tumor paru-paru dengan ciri-ciri asap rokok yang dihirup sebagai asap utama dan berasal dari asap sampingan. Ermono menambahkan, asap rokok tidak hanya meninggalkan bau tak sedap di mulut, tapi bisa menempel di seluruh lingkungan dan furnitur di rumah, seperti menempel di bantal, baju, atau dinding.

“Jadi harus kita pertimbangkan, perbaiki semuanya, berhenti merokok di rumah,” imbaunya.

Ia menambahkan, prevalensi perokok pada usia mulai menurun, bahkan anak-anak berusia 5 hingga 9 tahun sudah mulai mencoba merokok. Artinya, anak tersebut bisa terkena kanker paru-paru pada usia 14 tahun dan yang termuda pada usia 10 tahun karena terus-menerus terpapar asap rokok dalam keluarga. Hal ini juga bisa terjadi karena anak merasa bosan dan mencoba hal baru karena sering melihat orang tua atau orang disekitarnya merokok untuk menghilangkan rasa bosan.

Selain asap rokok, kanker paru juga bisa terjadi karena faktor risiko lain, seperti radiasi sinar X, polusi udara, gas radon dari tanah, TBC, riwayat tumor dan kanker dalam keluarga, pekerja pertambangan, dan paparan asap rokok. tembakau Ermondo mengingatkan Anda untuk memeriksakan kesehatan Anda jika Anda merasa berisiko dan menjauhi semua produk yang menghasilkan asap melalui pembakaran. Kenakan masker untuk menyaring polusi dan virus, dan berolahraga untuk meningkatkan pernapasan.

Pilihan Editor: Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Mengonsumsi daging merah seperti daging sapi dan domba dalam jumlah berlebihan memang berbahaya. Penyakit apa saja yang datang? Baca selengkapnya

Para ahli menjelaskan bahwa tumor ganas adalah tumor kanker yang dapat tumbuh tidak terkendali dan menyebar ke bagian tubuh lain. Baca selengkapnya

Setelah menghilang dari pandangan publik setelah didiagnosis menderita kanker, Kate Middleton berbagi kondisi kesehatan terkininya. Baca selengkapnya

Top 3 Dunia 15 Juni 2024, termasuk berita Volodymyr menolak proposal gencatan senjata Vladimir Putin Baca selengkapnya

Kate Middleton dan ketiga anaknya menghadiri parade militer tahunan untuk memperingati ulang tahun resmi raja Inggris. Baca selengkapnya

Kate Middleton akan tampil pertama kali di depan publik setelah mengumumkan dirinya menderita kanker. Namun bukan berarti Kate akan kembali bertugas penuh. Baca selengkapnya

Diharapkan pemerintah Indonesia akan lebih terdorong untuk melarang penggunaan timbal dalam cat di pasaran. Risiko kanker dan non-kanker meningkat. Baca selengkapnya

Grup Rumah Sakit Siloam merayakan keberhasilan prosedur transplantasi sel induk hematopoietik untuk multiple myeloma, atau kanker sel plasma darah, di MRCCC Rumah Sakit Siloam Semanggi. Baca selengkapnya

Lebih dari 61.000 pelanggan produsen kosmetik Johnson & Johnson melaporkan adanya dugaan zat karsinogenik dalam produk bedaknya. Baca selengkapnya

Pneumonia masih menjadi penyakit nomor satu yang paling sering diobati di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *