Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

TEMPO.CO, Jakarta – Pada kuartal kedua tahun 2024, pemerintah diminta untuk memberikan perkiraan konsumsi rumah tangga relatif terhadap PDB.

Riza Anisa Pujarama, Peneliti Center for Makroekonomi dan Keuangan Indef, dalam diskusi publik Catatan Kritis mengatakan, “Konsumsi masyarakat mungkin akan menurun pada kuartal II, karena tidak ada Ramadhan dan Idul Fitri, dan ini harus dipikirkan terlebih dahulu.” Tentang Perekonomian Indonesia: Respon terhadap Kinerja Perekonomian Kuartal I Tahun 2024” diulas secara online pada Selasa, 7 Mei 2024 di Jakarta.

Selain itu, dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan masih terus terjadi, dengan penurunan sebesar 3,54 persen terjadi pada sektor pertanian, kehutanan, dan perdagangan perikanan.

Selain itu, awal tahun ajaran baru di bidang pendidikan dapat mempengaruhi pengeluaran masyarakat.

“Setelah Idul Fitri, masyarakat dihadapkan pada anak-anak yang memasuki tahun ajaran baru. Lalu ada Idul Adha. “Saya kira seperti edukasi dan pembatasan konsumsi saat Idul Adha,” kata Riza.

Tekanan terhadap kinerja konsumsi rumah tangga tidak hanya berasal dari dalam negeri. Perekonomian global sedang mengalami banyak perubahan, termasuk tingginya suku bunga The Fed dan meningkatnya konflik geopolitik.

Berikutnya: Karena itu, Riza berharap pemerintah bisa melakukan langkah-langkah proaktif….

Oleh karena itu, Riza memperkirakan pemerintah akan mengambil langkah proaktif untuk mengatasi tekanan terhadap kinerja konsumsi rumah tangga pada kuartal II mendatang.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 4,91 persen pada triwulan I tahun 2024, terutama didukung oleh Ramadhan dan pemilu tahun 2024.

Menurut Plt Kepala BPS Amalia Adangar Vidyasanti, konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 54,93 persen.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah memperkirakan risiko perekonomian global ke depan. Otoritas moneter dan sektor keuangan akan terus memperkuat kerja sama dan koordinasi untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional.

“Pemerintah akan terus memantau dan menilai potensi dampak volatilitas global terhadap kondisi perekonomian dan fiskal dalam negeri. Shri Mulyani mengatakan APBN akan menjadi pilihan shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.”

Pilihan Editor: Jerry Sambuga menyerukan agar Jokowi mengakhiri IEU-CEPA sebelum lengser sebagai presiden

Bhima Yudhishthira, Direktur Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum, Bambang Susantono Ketua IKN, membacakan tekanan selengkapnya.

Shri Mulyani dikenal sebagai orang yang berintegritas dan sebagai Menteri Keuangan ia adalah orang yang berintegritas. Namun, para ekonom mengakui ada dua kelemahan

Pemerintah mengalokasikan APBN langsung kepada negara melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang dibaca Sumbangan Masyarakat Penuh (PMN).

Sri Mulyani optimistis program gizi pemerintahan Indrawati Prabowo-Gibran akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun 2045. Baca semuanya

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Menteri Keuangan Shri Mulyani menyerukan penurunan defisit APBN menjadi 1,5-1,8% PDB pada tahun 2025.

Menurut Menteri Keuangan Sri Muliani, Indonesia perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 6-8 persen untuk keluar dari zona berpendapatan menengah. Baca selengkapnya

Para ekonom indeterminate berpendapat bahwa jika pengembangan IKN tidak dilaksanakan dengan baik, maka akan menimbulkan kesenjangan baru. Baca selengkapnya

Menteri Keuangan Shri Mulyani Prabowo mengatakan program gizi gratis penting untuk meningkatkan ketenagakerjaan. Baca selengkapnya

Menurut BPS, 9,89 juta orang berusia antara 15 dan 24 tahun, yang dikenal sebagai Gen Z, termasuk dalam kelompok Bukan Pekerjaan, Pendidikan dan Pelatihan (NEET).

Pasca pengunduran diri Bambang Susantono pada Senin 3 Juni 2024, pimpinan IKN belum disebutkan namanya. Baca semuanya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *