NEWS24.CO.ID – Demensia pikun atau yang dalam istilah medis disebut demensia adalah suatu kondisi di mana kita sering melupakan sesuatu saat beraktivitas. Demensia pikun biasanya terjadi pada orang lanjut usia atau lanjut usia. Namun, ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap depresi di usia muda.
Dilansir dari yankes.kemenkes.go.id, pikun diartikan sebagai penurunan fungsi bagian luar korteks serebral atau korteks sehingga menyebabkan penurunan intelektual. Penurunan kognitif ini mempengaruhi cara seseorang dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti bahasa, komunikasi, dan pengendalian emosi.
Tahap lebih ringan yang biasanya terjadi adalah penurunan daya ingat secara tiba-tiba yang menyebabkan penderitanya melupakan hal-hal yang baru saja terjadi. Menurut American Academy of Family Physicians, berikut tanda-tanda pikun yang patut diwaspadai:
– Hilang ingatan seketika, bukan sekedar lupa
– Lupa tata bahasa yang benar
– Perubahan suasana hati, perubahan kepribadian secara tiba-tiba, atau kurangnya minat dalam aktivitas pertunjukan
– Aku tidak ingat jalan pulang
– Saya tidak ingat bagaimana melakukan tugas sehari-hari.
Menurut Rahul Jandial, seorang ahli bedah saraf di Los Angeles, Amerika Serikat, ada banyak penyebab terjadinya penuaan atau menurunnya kesehatan otak, antara lain:
1. Duduk sepanjang hari
Duduk seharian membuat tubuh dan otak bekerja tidak efisien sehingga bisa berujung pada hilangnya ingatan. “Duduk adalah ketidakaktifan dan ketidakaktifan berdampak buruk bagi otak,” kata Jandial, seperti dilansir Livestrong.
Ketika tubuh tidak aktif, darah tidak disuplai ke arteri di otak, sehingga menghambat aktivitas otak. Pada saat yang sama, dengan pergerakan tubuh, arteri terbuka dan neuron mikroskopis menerima darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi penting ke otak.
2. Penyalahgunaan
Persahabatan bisa membuat kita merasa kesepian. Menurut Jandial, kesepian meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi. Setelah itu, penurunan kognitif pada otak menjadi kemungkinan terburuknya. The Journals of Gerontology: Seri B, Antisosialitas atau kurangnya aktivitas sosial dapat menyebabkan hilangnya integritas materi abu-abu yang menyebabkan depresi.
3. Mendengarkan musik terlalu keras
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan dapat mengganggu kemampuan otak untuk mengenali suara ucapan, lapor Ear and Hearing Research edisi November/Desember 2014. Kemudian, otak akan mengubah caranya memproses ucapan. Jandial juga mengatakan, gangguan pendengaran pada manusia ada kaitannya dengan depresi.
4. Kurang tidur
Orang dewasa biasanya membutuhkan lebih dari tujuh atau delapan jam tidur. Jika Anda tidur kurang dari yang seharusnya, kinerja kognitif terkait memori, penalaran, pemecahan masalah, dan keterampilan komunikasi akan menurun.
5. Merokok
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aliran darah ke otak sangat penting dalam mengantarkan oksigen dan nutrisi ke otak. Menurut Jandial, merokok merusak lapisan pembuluh darah dan mempersempit arteri. Sebab, aliran darah dan oksigen akan terhambat.
6. Terlalu banyak gula
Menurut laporan dari Harvard Medical School, gula yang dikonsumsi subjek penelitian (hewan) telah dikaitkan dengan penuaan sel dan gangguan memori. Hal ini juga berlaku pada manusia karena terlalu banyak gula mempengaruhi konektivitas fungsional otak, mengecilkan otak dan menyempitkan pembuluh darah.
7. terlalu banyak garam
Jumlah garam yang disarankan untuk orang berusia 14 tahun ke atas adalah 1.500 miligram per hari. Jika Anda mengonsumsi lebih banyak garam daripada yang dibutuhkan tubuh, hal itu menyebabkan tekanan darah tinggi dan menurunkan tekanan darah ke otak.
8. Alkohol
Menurut laporan National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA), alkohol dapat menyebabkan kerusakan otak yang serius dan permanen. Konsumsi alkohol secara kronis membuat otak menyusut dan otak kekurangan materi putih, yaitu serat yang membawa informasi di antara materi abu-abu. Pada tingkat yang lebih ringan, alkohol juga berdampak pada tubuh, seperti penglihatan kabur, bicara tidak jelas, dan waktu reaksi yang lebih lambat.
Pilihan Editor: Serupa tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Alzheimer dan Demensia
Kesehatan Ruben Onsu kian menurun kabarnya akibat penyakit sindrom sel sabit yang dideritanya. Baca terus
Para ahli biologi menjelaskan, kurang tidur menyebabkan tubuh mencari energi dari makanan sehingga selalu merasa lapar. Baca terus
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif akibat proses penuaan sistem saraf di otak ketika dopamin habis. Baca terus
Kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan bakteri tumbuh di rongga mulut dan meningkatkan risiko kanker mulut
Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas secara berkala saat tidur. Baca terus
Olahraga bukan hanya tentang membangun tubuh atau memperkuat otot Anda
Para ilmuwan telah menemukan bahwa banyak faktor dan kebiasaan yang tidak berbahaya dapat mempercepat penuaan otak. Baca terus
Adrenalin atau dikenal juga dengan nama epinefrin merupakan hormon yang biasanya diproduksi saat tubuh sedang stres atau stres. Baca terus
Gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko demensia dan demensia Alzheimer. Baca terus
Bukan hanya ikan tuna, berikut daftar makanan lain yang sebaiknya dihindari penderita asam urat. Baca terus