Jalur Mudik Pantura Sayung Demak Masih Tergenang Banjir Rob

TEMPO.CO, Jakarta – Di tengah arus mudik Lebaran 2024, beberapa jalur mudik di pesisir utara Pulau Jawa (Panchura) masih tergenang banjir rob. Hingga Senin malam, 8 April 2024, banjir rob telah merendam 10 desa di Kecamatan Saiung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Agus Nugroho, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, mengatakan banjir rob atau keluarnya air laut terjadi di kawasan Saiung beberapa hari lalu. Dia mengatakan, perampokan terus terjadi di wilayah tersebut. Oleh karena itu, dilakukan upaya pengurangan air berupa penyedotan dengan pompa selama 10 hari terakhir.

Menurut Agus, kendaraan yang hendak mudik melalui Jalan Pantura lewat Sayung juga ikut terendam banjir. Namun ketinggian dasar sungai saat ini masih memungkinkan kendaraan roda dua dan empat bisa melintas. Kalau jalan (layang) (Pantura Marg) sudah relatif tinggi. Yang paling terdampak adalah pemukiman, kata Agus dilansir Antara, Senin malam, 8 April 2024.

Pantauan BPBD Kabupaten Demak menyebutkan banjir rob terbesar terjadi di depan RSI Demak dan pabrik Polytron. “Tetapi sepeda motor dan mobil kecil masih bisa melaju,” kata Agus.

Diaz, 32, warga Sayung, mengatakan, air laut di wilayahnya sudah lama muncul dan surut. Di hari-hari terakhir, Rob bangkit kembali. “Tingginya bervariasi, dari beberapa meter hingga setengah betis orang dewasa. Sebelumnya, banyak kendaraan yang antri untuk berpindah ke jalur kanan untuk menghindari perampokan,” kata Diaz.

Sementara itu, Jalan Kaligawe Semarang, jalan utama menuju Pantura, Jawa Tengah, kembali terendam banjir akibat gelombang pasang, setelah itu banjir yang menggenangi kawasan tersebut surut. BPBD Kota Semarang memastikan tidak ada bangunan pemukiman yang terendam gelombang pasang di kawasan tersebut. Namun dampaknya terhadap moda transportasi, khususnya arus kendaraan dari arah Timur ke Barat yaitu menuju Semarang, kata Kepala BPBD Kota Semarang Andro P. Martanto.

Pilihan Editor: Ulasan Profesor Astronomi BRIN tentang Posisi Hilal dan Idul Fitri pada 10 April 2024.

Endro menjelaskan, gelombang pasang menggenangi Jalan Kaligawe hingga ketinggian sekitar 20 sentimeter di Kota Semarang. Kendaraan melambat karena genangan air. “Kami masih menelusuri lokasinya malam ini,” kata Endro. Menurut dia, Jalan Kaligawa yang mengarah ke timur atau menuju Demak, Kudus, dan Pati terpantau relatif kering sejak sore hari.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kemungkinan terjadinya banjir rob di beberapa wilayah pesisir Indonesia pada periode libur Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H. Pasang surut diperkirakan akan terjadi pada 9 April 2024 yang bertepatan dengan gerhana matahari dan fase bulan perigee, yaitu saat bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi sehingga dapat meningkatkan pasang surut air laut. BMKG menyebutkan beberapa wilayah pesisir di Semarang telah mengalami gelombang pasang yang diperkirakan berlangsung hingga 14 April 2024.

BMKG mengingatkan NTT mengenai potensi kebakaran di darat akibat angin kering kencang hingga 13 Mei 2024. Baca selengkapnya

Penetapan status bandara tidak berdampak terhadap pelayanan haji melalui Bandara Adi Somarmo. Lebih terinci

BMKG mengingatkan dunia pelayaran, termasuk operator kapal dan perahu nelayan, untuk memperhatikan peringatan dini gelombang setinggi 2,5 m. Lebih terinci

Potensi awan hujan di sekitar benih siklon tropis, sirkulasi siklon dan di sepanjang daerah konvergensi atau konvektif. Lebih terinci

Gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas deformasi batuan pada suatu lempeng merupakan gempa bumi berukuran sedang. Lebih terinci

Pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan, diperkirakan cuaca cerah dan berawan. Lebih terinci

Berita top 3 tekno terpopuler adalah topik kota-kota besar yang meramalkan akan turunnya hujan akibat sirkulasi tri-siklon dan Siklon Benih 91P. Lebih terinci

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha perajin di Bojolali, terlibat hubungan sesama jenis. Irvan marah karena permintaan uang Rp 500 ribu tidak dipenuhi. Lebih terinci

Berdasarkan analisis BMKG, gempa M4,8 di Pacitan disebabkan oleh deformasi batuan lempeng Indo-Australia. Lebih terinci

Bukan hanya gelombang panas yang mengancam daratan Indonesia. Lihat hasil penelitian tim peneliti BRIN di bawah ini. Lebih terinci

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *