Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

TEMPO.CO, Jakarta – Fenomena gerhana matahari akan terjadi pada 8 April 2024. Astronom sekaligus astrofisikawan Thomas Djamaluddin dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan fenomena tersebut merupakan gerhana matahari cincin yang akan dirasakan di banyak negara. termasuk Kanada dan Amerika Serikat.

Gerhana matahari terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi sejajar seluruhnya atau sebagian. Ini biasanya hanya memakan waktu beberapa menit. Namun tahukah Anda kalau ada fenomena gerhana matahari di alam semesta yang berlangsung hingga 3,5 tahun?

Tidak ada sinar matahari selama 3,5 tahun

Ini terjadi di sistem bintang biner yang berjarak 10.000 tahun cahaya dari Bumi. Sistem dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 ini memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

“Sekarang, ini adalah durasi terpanjang dan orbit terpanjang dalam sistem bintang biner yang pernah kami temukan,” kata penemu sistem tersebut, Joey Rodriguez dari Vanderbilt, seperti dilansir Phys, Minggu, 21 Februari 2016.

Hasil ini dipublikasikan di Jurnal Astronomi. Gerhana matahari di TYC 2505-672-1 terjadi setiap 69 tahun dan berlangsung selama 3,5 tahun. Rodriguez memperkirakan jalur antara kedua bintang ini sekitar 20 unit astronomi, yang merupakan jarak yang sama antara Matahari dan Uranus.

TYC 2505-672-1 terdiri dari sepasang bintang raksasa merah, salah satunya telah kehilangan lapisan luarnya sehingga hanya menyisakan intinya. Pada akhirnya, bintang telanjang ini menjadi material padat yang mampu menghalangi cahaya bintang pendampingnya.

Para peneliti memperkirakan bahwa “matahari” sistem bintang biner 2000 derajat Celcius lebih panas daripada matahari Bumi. Namun ukurannya lebih kecil.

Karena letaknya yang jauh dari Bumi, para peneliti belum bisa memberikan informasi lebih detail mengenai TYC 2505-672-1. Sejauh ini, banyak kesimpulan yang dapat ditarik dari citra satelit, namun hal tersebut masih sangat terbatas. Oleh karena itu, Rodriguez berharap akan ada lebih banyak pengamatan ketika gerhana matahari terulang kembali pada tahun 2080.

“Saat ini belum ada teleskop yang bisa mengamati kedua objek tersebut secara bersamaan. Semoga kemajuan teknologi bisa lebih tepat sasaran di masa depan,” ujarnya.

Keivan Stassun, profesor fisika dan astronomi di Vanderbilt University yang terlibat dalam penelitian ini, berpendapat bahwa pendeteksian fenomena semacam ini sangat sulit karena perbedaan periode waktu antara Bumi dan galaksi lain. “Namun, ini adalah fenomena yang sangat langka yang mungkin menjadi jendela kita menuju evolusi kehidupan di sistem bintang,” ujarnya.

Pilihan Editor: 4 Fakta Gerhana Matahari 8 April yang Menandai Akhir Ramadhan dan Awal Syawal 1445 M

IHSG pada sesi pertama hari ini melemah dengan menutup sesi pada 7.082,9 atau -0,22 persen. Baca selengkapnya

Kemungkinan terjadinya aurora di langit Indonesia sangat kecil karena letaknya di sekitar garis khatulistiwa. Baca teks lengkapnya

NOAA memperingatkan dampak badai geomagnetik parah yang menghantam Bumi. Hal ini dapat mengganggu komunikasi dan jaringan listrik. Baca selengkapnya

Sejak Juni 2023, suhu bumi terus menurun setiap bulannya, dengan puncak terpanas terjadi pada April 2024. Baca selengkapnya

Cairan ketuban dan zat seperti vernix caseosa berperan dalam menciptakan bau khas anak. Baca selengkapnya

Selain penampilan, orang bertubuh tinggi dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan dan gaya hidup. Di bawah ini adalah manfaat memiliki tinggi badan di atas rata-rata. Baca selengkapnya

Berikut beberapa hewan yang biasa dijadikan hewan laboratorium dalam penelitian: Baca selengkapnya

Ada banyak cara untuk merayakan Hari Bumi dengan kegiatan yang menghormati dan melindungi planet ini. Inilah beberapa di antaranya. Baca selengkapnya

Jurnal indeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau makalah penelitian. Bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks Scopus? Baca selengkapnya

KTT Kesehatan Dunia diadakan di Monash University untuk pertama kalinya. Ada banyak topik yang sedang dibicarakan para peneliti, termasuk penyakit demam berdarah. Bacalah secara lengkap

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *