TEMPO.CO , JAKARTA – Udara panas bisa menjadi musuh kenyamanan dan kesehatan, apalagi jika menimbulkan rasa panas yang menyengat. Saat tubuh terkena suhu tinggi, respon alami tubuh adalah mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.
Menurut Healthline, ada sekitar tiga juta kelenjar keringat aktif di tubuh manusia. Namun ada dua jenis yang biasanya berhasil, yaitu:
– Kelenjar keringat ekrin: terdapat di seluruh tubuh dan menghasilkan kelenjar keringat yang ringan dan tidak berbau: terutama di alat, leher, dan rambut. Mereka menghasilkan keringat yang kental dan berbau karena lemaknya. Bau badan terjadi ketika keringat apokrin bercampur dengan bakteri di kulit.
Sistem saraf otonom mengontrol keringat tanpa disadari oleh orang tersebut. Saat cuaca panas, keringat dikeluarkan melalui kulit untuk mendinginkan tubuh. Jus terbuat dari air, tetapi juga mengandung sedikit garam dan lemak.
Dilansir dari Channel News Asia, berikut beberapa cara efektif mengatasi keringat akibat udara panas:
1. Ketahui tingkat keringat Anda
Sebelum mengatasi masalah keringat panas, penting untuk memahami berapa banyak keringat yang dihasilkan. Tingkat aktivitas fisik dan faktor individu seperti ukuran tubuh, kebugaran jasmani, dan kondisi kesehatan dapat mempengaruhi produksi keringat seseorang. Dengan memahami tingkat keringat Anda, Anda dapat mengambil tindakan yang tepat untuk melawan panas.
2. Kenakan pakaian yang tepat
Pemilihan pakaian yang tepat dapat membantu mengurangi sensasi panas. Pilihlah pakaian yang menutupi tubuh Anda dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat, seperti katun atau serat alami lainnya. Hindari pakaian ketat dan bahan sintetis karena dapat meningkatkan risiko berkeringat dan iritasi kulit.
3. Mandi dengan benar
Mandi merupakan cara efektif untuk mendinginkan tubuh dan menghilangkan rasa panas. Gunakan air hangat daripada air panas, karena air panas dapat merusak kulit. Pastikan untuk menggunakan pembersih lembut bebas sabun untuk menjaga keseimbangan pH kulit.
4. Jaga kelembapan kulit Anda
Setelah mandi, pastikan untuk mengeringkan tubuh secara lembut menggunakan handuk bersih. Hindari menyentuh kulit terlalu keras karena dapat menyebabkan iritasi. Setelahnya, gunakan pelembap ringan untuk menjaga kelembapan kulit dan mencegah kulit menjadi kering dan gatal.
5. Hindari paparan sinar matahari langsung
Jika memungkinkan, hindari sinar matahari langsung pada jam-jam panas. Gunakan penutup kepala, seperti topi atau payung, dan kenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh untuk melindungi kulit dari sinar UV yang berbahaya.
6. Minum banyak air
Penting untuk terhidrasi dengan baik saat cuaca panas atau cuaca panas. Minumlah air secara teratur untuk menggantikan cairan yang hilang melalui keringat. Hindari minum kafein atau alkohol, karena dapat meningkatkan dehidrasi.
Pilihan Editor: Informasi cuaca panas di Indonesia menurut BMKG
Ada banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya awan atau kejadian hujan di sebagian wilayah Jawa Barat. Baca selengkapnya
Masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas pantai di daerah air pasang sebaiknya membaca ini dengan cermat
Penelitian menunjukkan bahwa cuaca panas ekstrem dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan mental. Di bawah ini adalah efek yang berbeda-beda. Baca selengkapnya
Tak hanya masyarakat umum, cuaca panas berpotensi menghambat tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Baca selengkapnya
BMKG mencatat, gempa terkini yang dirasakan pada Minggu, 5 Mei 2024 pagi hari terjadi di Bawin, Gresak, Jawa Timur. Baca selengkapnya
Prakiraan cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, pagi ini diawali dengan matahari dan awan di seluruh wilayah. Baca selengkapnya
Berikut tips yang bisa digunakan untuk mencegah dehidrasi dan heat stroke atau serangan panas di cuaca panas. Baca selengkapnya
Tren gelombang panas di sebagian Asia dalam sepekan terakhir tidak ada kaitannya dengan cuaca panas di Indonesia
BMKG mencatat 106 gempa bumi terjadi di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 gempa tersebut, gempa Garut berkekuatan M6,2 merupakan yang terbesar. Baca selengkapnya
BMKG menegaskan, suhu panas di Indonesia masih merupakan bagian dari kondisi tahunan, seperti kekeringan, bukan akibat gelombang panas. Baca selengkapnya