Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

TEMPO.CO, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta pemerintah berhati-hati dalam melaksanakan rencana pembentukan Otoritas Keuangan Negara. Pasalnya, pembentukan badan ini berdampak pada sistem pengelolaan keuangan negara.

Suryadi Sasmita, Wakil Ketua Eksekutif Kadin Bidang Keuangan dan Kebijakan Publik, mengatakan otoritas keuangan publik yang terpisah dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bukanlah hal yang mudah. Pengelolaan keuangan publik oleh dua lembaga yang berbeda dapat menimbulkan kesulitan dalam sinkronisasi selanjutnya.

“Kalau lembaganya berbeda, tidak mudah untuk melakukan sinkronisasi,” kata Suryadi dalam keterangan resminya tertanggal 3 Mei 2024.

Ia khawatir pembentukan Badan Pendapatan Negara akan menimbulkan ketimpangan pengelolaan keuangan negara. Dalam hal ini, terdapat potensi belanja publik menjadi lebih tinggi tanpa memperhitungkan beban otoritas keuangan publik.

Seperti sebelumnya, rencana pembentukan Otoritas Keuangan Negara dituangkan dalam rancangan awal dokumen rencana kerja pemerintah (tahun 2025).

“Dengan demikian, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat memberikan ruang belanja yang cukup bagi Indonesia Emas untuk melaksanakan pembangunan guna mencapai Visi 2045.”

Di awal kampanye pemilunya, Prabowo Subianto mengutarakan keinginannya untuk memisahkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dari Kementerian Keuangan.

Prabovo mengatakan tarif pajak di negara-negara tersebut sudah mencapai 16 dan 18 persen. Sementara tarif pajak Indonesia hanya akan sebesar 10,39 persen pada tahun 2022.

“Agar lebih efektif, Menteri Keuangan tidak perlu memikirkan (pendapatan negara) atau mengurusnya,” kata Prabowo dalam dialog bersama calon presiden dengan Kadin di Jakarta, Jumat, 12 Januari 2024.

Menurut dia, dengan sistem seperti itu, Direktorat Jenderal Pajak yang membidangi pemungutan pajak bisa dipisahkan dari struktur Kementerian Keuangan, serta memisahkan lembaga pengelolaan kekayaan dan pendapatan negara.

Menurut Prabovo, sistem seperti itu bisa menaikkan tarif pajak sebesar 5-6 persen.

AMELIA RAHIMA SARI

Kiat editor: Jokowi dan bos Microsoft mendiskusikan investasi besar dalam kecerdasan buatan

Presiden terpilih Prabowo Subianto diperkirakan akan melanjutkan kebijakan pertumbuhan ekonominya yang eksploitatif. Baca selengkapnya

Satgas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo-Gibran tiba di Kementerian Keuangan. Demikian pesan Prabowo kepada Sri Mulyani. Baca selengkapnya

Tommy Giwandono, keponakan Prabowo Subianto, bertemu Sri Mulyani bersama Satgas Sinkronisasi pemerintahan Prabowo-Gibran. Baca selengkapnya

Ketua Aspidi Suhandri mengatakan, pihaknya mengimpor daging sapi dalam bentuk pra-sembelih. Baca selengkapnya

Kadin menilai keputusan Presiden Jokowi yang mewajibkan seluruh pekerja ikut Tapera merupakan keputusan yang baik, namun belum semua perusahaan siap secara finansial.

Pertemuan tertutup dengan pengusaha mengenai program makan siang gratis dilaksanakan di Kementerian Pertanian. Baca selengkapnya

Fahmi Radhi, pengamat ekonomi energi Universitas Gadja Mada, menduga kenaikan harga BBM disebabkan kebutuhan dana untuk program makan siang gratis. Baca selengkapnya

Prabowo mengatakan, peningkatan jumlah wisatawan asing memberikan dampak yang sangat positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan khususnya penciptaan lapangan kerja.

Pada Rapat Kerja Nasional PDIP 2024, Ketua Umum Megawati menyinggung posisi politik partainya di pemerintahan mendatang. Apa kata pengamat? Baca selengkapnya

Prabowo mengumumkan telah mengganti nama program andalannya “Makan Siang Gratis” menjadi “Makanan Bergizi Gratis”. Mengapa Eric Tahir termotivasi? Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *