Kasus Ledakan Pabrik Smelter Bertambah, Pengamat: Pemerintah Lebih Prioritaskan Investasi Ketimbang Sistem Keamanan Pabrik

TEMPO.CO, Jakarta – Ledakan kembali terjadi di Indonesia di pabrik peleburan nikel. Kasus ledakan pabrik peleburan terbaru terjadi di PT Kalimantan Ferro Industry di Kuta Kartanegara, Kalimantan Timur. Warga setempat menyebutkan, ledakan di pabrik tersebut terjadi dua kali, yakni pada 16 dan 17 Mei 2024.

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai seringnya kasus ledakan pabrik smelter di Indonesia disebabkan oleh abainya pemerintah terhadap regulasi. Pemerintah tampaknya tidak serius dalam menegakkan standar keselamatan bagi para pengecoran logam atau investor asing yang masuk ke negara tersebut.

“Saya ragu pemerintah lebih mengutamakan investasi di sektor pengecoran dibandingkan sistem pengamanan pengecoran (pabrik),” ujarnya saat dihubungi, Minggu, 19 Mei 2024.

Apalagi setelah Presiden Joko Widodo alias Jokowi melarang ekspor bijih nikel yang akan dilebur di Indonesia sehingga menarik banyak investor asing untuk datang dan membuka pabrik di Indonesia. Apalagi pemerintah ada program merger, yang penting investor datang. Mereka tidak peduli atau mengabaikan sistem keamanan, kata Fahmy.

Lebih lanjut, menurutnya, rentetan ledakan di pabrik pengecoran logam di Indonesia merupakan konsekuensi dari rendahnya standar keselamatan internasional. Hal ini karena standar internasional yang digunakan oleh banyak negara maju untuk pengecoran logam mengacu pada nihil kecelakaan.

“Kalau kita menggunakan standar internasional yang menetapkan nihil kecelakaan, maka tidak boleh ada kecelakaan atau ledakan,” ujarnya. Namun pemerintah dinilai lemah dalam memperketat standar keselamatan bagi pengusaha pengecoran logam yang masuk ke Indonesia.

Kebanyakan smelter milik pengusaha atau investor asal Tiongkok disinyalir memanfaatkan kegagalan pemerintah Indonesia dalam mematuhi peraturan keselamatan. Dengan begitu, kata dia, investor asing bisa masuk dan berbisnis di Indonesia dengan standar keamanan yang rendah dan kecerobohan.

“Kalau investor ya, tidak perlu standar tinggi dalam sistemnya. Mahal, perlu biaya tambahan,” ujarnya. Oleh karena itu, dia menyatakan, prediksi ledakan smelter di Indonesia bergantung pada pemerintah.

Jika pemerintah Indonesia ingin mencegah ledakan di pabrik peleburan nikel, kata dia, harus berani dan berkomitmen. “Jika investor tidak bisa menunjukkan standar keselamatan yang baik, jangan biarkan mereka,” ujarnya.

Pilihan Editor: Anggota Dewan Kaget Pabrik Peleburan Nikel PT KFI Hanya 21 Meter dari Pemukiman, Bagaimana Bisa Izin?

Bulog menyatakan telah menjalin komunikasi dengan KBRI Phnom Penh dan pelaku usaha di Kamboja. Baca selengkapnya

SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) menargetkan produksi migas mencapai 12 miliar BSCFD pada tahun 2030. Baca selengkapnya

Menurut saksi, ledakan terjadi saat korban hendak mengeluarkan uap dari pipa uap setrika. Baca selengkapnya

Vladimir Putin berjanji untuk membangun sistem perdagangan dan keamanan dengan Korea Utara yang tidak berada di bawah kendali negara-negara Barat. Baca selengkapnya

Menteri Luhut menargetkan pembangunan kawasan industri di Kalimantan Utara atau Kalimantan Utara bisa selesai dalam waktu empat tahun. Baca selengkapnya

PHRI Bali berharap pemerintah melakukan pengawasan ketat terhadap investor asing yang masuk ke Bali. Pastikan investasi yang masuk legal dan sah. Baca selesai

Melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar Amerika (dolar AS) membuat para pengusaha resah. Baca selengkapnya

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung memperkirakan trafik bisnis menjelang libur Idul Adha di Bali diperkirakan meningkat. Baca selengkapnya

BCA dianugerahi predikat Bank Terbaik di Indonesia atau Best Bank in the World oleh Forbes. Ada lima aspek yang menjadi penilaian utama. Baca selengkapnya

Ledakan di pabrik pengecoran PT ITSS di kawasan industri Morowali menewaskan puluhan orang. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *