Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

TEMPO.CO, Jakarta – Warga Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan organisasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB-OPM. Kelompok bersenjata meminta warga sipil meninggalkan Kampung Pogapa, Distrik Hamio, Intan Jaya, Papua Tengah karena disebut sebagai zona perang.

Tidak mungkin seperti itu. Ada pemberontak di OPM, kata Bernard Cabogau, warga Wilayah Inton Jaya saat dihubungi Tempo, Kamis, 2 Mei 2024. Menurutnya, Wilayah Inton Jaya memiliki berbagai unsur seperti OPM. pemerintah daerah dan juga masyarakat.

Kepala Pariwisata Intan Jaya mengatakan permintaan TPPNPB-OPM tidak bisa dipenuhi. “Tidak bisa seperti ini. Konyol sekali,” ujarnya menanggapi pendapat TPNPB-OPM yang meminta warga sipil Pagapa meninggalkan Intan Jaya dengan alasan wilayah konflik.

Menurut dia, permintaan warga sipil untuk keluar dari Intan Jaya merupakan pernyataan buruk kelompok bersenjata. “Tidak baik kalau menulis pernyataan seperti itu,” kata Bernard yang disebut-sebut sebagai publik figur yang memahami situasi konflik di Papua.

Ia mengatakan, zona konflik di Inton Jaya merupakan tempat tinggal warga. Warga terkena dampak kampanye antara kelompok bersenjata dan aparat keamanan. “Penembakan itu datang dari mana-mana dan berdampak pada aktivitas masyarakat,” ujarnya. Ia berharap situasi di Intan Jaya bisa kembali aman.

Intan Jaya kembali panas usai menembak warga sipil. Penyerangan ke Polsek Khomeyo terjadi pada Selasa, 30 April 2024. Disusul dengan pembakaran Sekolah Dasar Negeri Inpress Pagopa di Distrik Khomeyo, Inton Jaya pada Rabu, 1 Mei 2024. Gedung sekolah pun ikut terbakar. TPNPB sekitar pukul 08.00 WIB.

Sebelumnya, pasukan TPNPB Komando Wilayah Pertahanan VIII Intan Jaya menyerang Polisi Sektor Hamio di Desa Pogapa, Distrik Hamio, Intan Jaya. Penyerangan tersebut memicu kontak senjata antara TPNPB dengan anggota Polri dan TNI.

Perwakilan atau Juru Bicara Comnas TPNPB Sebi Sambom mengatakan, kontak senjata antara pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya dengan Yonif 509 Polri-TNI di Intan Jaya, Papua, terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. TPNPB mengklaim dia menembak seorang perwira intelijen. “Dalam baku tembak, pasukan TPNPB berhasil membunuh seorang perwira intelijen Indonesia,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa, 30 April 2024.

Sebi mengatakan, Panglima Kodap VIII Intan Jaya, Brigjen Undius Kogeya, dan pasukannya mengaku bertanggung jawab atas penyerangan yang menewaskan perwira intelijen Indonesia di Intan Jaya, Papua tengah.

Wakil Komisaris Besar Humas Satgas Perdamaian Cartenza Bayu Susen mengatakan, korban baku tembak antara aparat dengan TPNPB adalah warga sipil bernama Alexander Parapak, 20 tahun. Korban ditembak di bagian dada kiri, tembus punggung, dan di bawah lengan kiri.

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebi Sambom mengatakan, Komandan Kodap VIII Intan Jaya, Kenny Tipago dan Aprianus Bagubaw membakar sekolah dan rumah dagang TNI-Polri di kampung Pogapa pada Rabu pagi. Pasalnya, warung di sekitar sekolah tersebut adalah milik TNI-Polri. Dan Kenny Tipagou meminta masyarakat sipil segera meninggalkan Desa Pogapa di Distrik Homeo, ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis, 2 Mei 2024.

Pilihan Editor: Alasan TPNPB Membakar Gedung SD Inpres Papua: Digunakan TNI

Walhi menyayangkan keputusan meminta informasi masyarakat mengenai dokumen HGB PT ITCI Kartika Utama yang dapat menggusur warga Desa Telemau. Baca selengkapnya

Usai operasi penegakan hukum terhadap TPPNPB-OPM di Panya selesai, personel Satgas Perdamaian Cartnz diperiksa. Baca selengkapnya

Pasukan TNI-Polri melakukan operasi penegakan hukum terhadap TPNPB-OPM yang melakukan penyerangan di kawasan Bibida-Panai pada 14 Juni 2024. Baca selengkapnya

Operasi penegakan hukum di Paniai telah berakhir, Pj Gubernur Papua Tengah mengajak seluruh elemen untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Baca selengkapnya

Mendagri ingatkan seluruh ASN harus mengundurkan diri sebelum dicalonkan sebagai paslon Pilkada 2024

Pilot Susi Air Philippe Marc Mertens yang disandera TPNPB-OPM selama setahun lebih, dia diperbolehkan berbicara bahasa Nduga. Baca selengkapnya

Aegianus Kagoya dikabarkan berencana melepas pilot Susi Air Philip Mark Mertens tanpa tuntutan politik. Tapi pembebasan adalah mediator. Baca selengkapnya

Ketua Satgas Humas Operasi Perdamaian Karenz 2024, AKBP Bayu Susena mengatakan, saat timnya meninggalkan Panyai, masyarakat yang mengungsi dalam keadaan selamat. Baca selengkapnya

Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigira mengatakan, pengungsian ratusan warga Distrik Bibida membuat pemenuhan dan perlindungan HAM di Papua sulit dilakukan. Baca selengkapnya

Menurut Hutt, pembelian pelindung tubuh untuk SYL direncanakan dalam anggaran Kantor Pusat Kementerian Pertanian. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *