Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana, Yayasan: Acara Perpisahan Telah Melalui Kesepakatan Orang Tua

TEMPO.CO, Jakarta – Pengurus Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) memberikan keterangan kepada media terkait kecelakaan bus yang dialami siswa SMK Lingga Kencana di Depok, Subang saat acara perpisahan akhir tahun.

Rombongan bus siswa dan guru SMK Lingga Kencana terlibat kecelakaan pada Sabtu, 11 Mei 2024 di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciateri, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kecelakaan itu terjadi saat rombongan hendak kembali ke Depok.

Bagian Penerangan YKS Dian Nur Farida mengatakan, atas nama yayasan dan keluarga, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat yang telah membantu siswa dan guru yang terkena dampak kecelakaan tersebut.

“Yayasan melakukan koordinasi yang baik untuk mewujudkan hal tersebut, tadi pagi Pak Wali Kota Depok menerima para santri dengan selamat. Kami berharap mereka mendapat kekuatan dalam musibah ini,” kata Dian, Minggu 12 Mei 2024.

Dian menjelaskan, para pelajar yang terluka tersebut dirawat di RS Bhayangkara Brimob Kelapa Dua dan 3 orang lainnya masih dalam perawatan intensif di RSUD Subang. Korban meninggal dikuburkan. “Kami mohon kepada pihak yayasan dan keluarga untuk menerima musibah ini,” kata Dian seraya menambahkan bahwa acara perpisahan tersebut telah diatur bersama pihak sekolah dan orang tua siswa.

Yayasan menjelaskan bahwa XII. Rombongan siswa dan guru yang berangkat ke Bandung untuk berpamitan kepada siswa kelas satu berjumlah 157 orang, terdiri dari 28 guru, 122 siswa, dan selebihnya. Rombongan start dibagi menjadi 3 bus.

11 orang tewas dalam kecelakaan tersebut, satu guru dan 10 siswa. 33 orang terluka.

Dian mengungkapkan, pengiriman siswa ke Bandung yang menjadi agenda tahunannya merupakan kesepakatan antara pihak sekolah dan orang tua siswa. “Itu sudah pengaturan sebelumnya,” kata Dian.

Terkait pemilihan tempat wisuda, Dian mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali bertemu dengan orang tua siswa, dan belum diputuskan langsung tempatnya.

“Keputusan itu tidak diambil secara kebetulan atau tiba-tiba, itu sudah disortir, dievaluasi, dan dilakukan beberapa persiapan,” kata SA seraya menambahkan PO akan menggunakan armada bus yang sesuai karena sisa dua bus dalam kondisi aman.

Dian menegaskan, digunakan Perusahaan Bus Resmi (PO) untuk acara perpisahan ini. Dia percaya bahwa organisasi manufaktur bus menggunakan bus yang layak. Sebab, 2 bus lainnya tiba dengan selamat.

“Kalau tidak yakin, kami tidak akan mulai, kami berusaha memberikan yang terbaik kepada mahasiswa,” ujarnya.

Terkait teknis bus, Dian mengaku akan berkonsultasi dengan pihak terkait setelahnya karena pihaknya belum mengetahui hal tersebut. “Tentunya kami akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian,” kata Dian.

Menurut dia, pihak yayasan juga tidak bisa menyebutkan nama biro perjalanan yang digunakan dalam acara tersebut, karena terkait dengan komisi. Nanti kita periksa lagi, kata Dian.

Dian belum mau menjawab lebih spesifik soal pengecekan kesesuaian bus tersebut, karena saat ini sedang merawat korban luka.

“Kalau terkait permasalahan ini akan kami serahkan ke pihak kepolisian. Kali ini tujuan kami menyelesaikan bencana yang kami alami agar semuanya berjalan baik dan juga keluarga korban,” kata Dian.

Terkait biaya pengobatan korban luka, Dian mengatakan Pemkot Depok akan menanggung biaya pengobatan korban luka.

“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Depok karena Pak Wali Kota menyampaikan (segala biaya terkait pengobatan) ditanggung pemerintah,” jelas Dian.

Terkait tanggung jawab perjalanan, Dian kembali menegaskan, saat ini baik pihak yayasan maupun pihak sekolah tidak ada rencana apa-apa, fokusnya adalah penanganan korban.

“Kami harus berkonsultasi dengan pihak terkait,” ujarnya.

Terkait santunan yang diberikan kepada korban, Dian berjanji akan dilakukan pembahasan dengan manajemen internal setelah perawatan korban selesai.

“Jadi saat ini kami fokus pada prosesi pemakaman dan setelah itu ada rapat pengurus,” jelas Dian.

Sementara itu, Sekretaris Yayasan Deddy Ahmad Mustofa menambahkan, pihaknya saat ini fokus menangani para korban.

“Soal kendaraan, kami akan memanggil panitia pelaksana, silakan datang ke panitia untuk pendataan, uji kelayakan, dan lain-lain.” dia menambahkan.

Dengan begitu, lanjut Deddy, semua pihak mendapatkan informasi yang jelas apakah kecelakaan bus tersebut disebabkan oleh kendaraan yang tidak layak atau kesalahan pengemudi.

“Apakah ada faktor lain sehingga komisi tetap fokus menangani korban meninggal dan dirawat, kami belum bisa memanggil mereka saat ini,” ujarnya.

Bahkan, para siswa SMK Lingga Kencana yang sudah pulang kampung masih trauma dengan kejadian yang dialaminya. – Guru peserta juga datang ke ruangan kami, yang keluar air mata bukannya bicara, jadi kami tunggu guru dan siswa tenang dulu untuk lebih jelasnya – kata Deddy.

Pilihan Redaksi: Kisah Satpam Sekolah yang Selamat dari Kecelakaan Bus yang melibatkan Siswa di SMK Lingga Kencana, Depok, Subangi

Menurut Pengamat Pendidikan, P5 yang merupakan pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu tujuan dari kegiatan study tour. Baca selengkapnya

Polres Metro Depok mengaku tengah menyelidiki kejadian pengemudi Toyota Fortuner menghalangi jalur ambulans. Baca selengkapnya

KPU Kota Depok membeberkan alasan tidak ada calon wali kota independen atau tunggal yang maju pada Pilkada 2024

Petugas Satpol PP menipu calon Wali Kota Depok dan mendapat kecaman dari politisi PDIP. Berikut kronologinya. Baca selengkapnya

Wali Kota Depok Mohammad Idris bereaksi terhadap pernyataan Calon Gubernur PAN Jabar Bima Arya yang menyebut Depok panas dan minim penghijauan. Baca selengkapnya

Dinas Pendidikan DKI Jakarta melarang seluruh satuan pendidikan di Jakarta menyelenggarakan acara perpisahan dan jalan-jalan di luar sekolah

Kedua korban bus rombongan SMK Lingga Kencana itu membayar SPP sebesar 800.000 sebagai kuli bangunan. Itu cerita lain. Baca selengkapnya

Setelah melapor ke Dinas Pendidikan, laporan tersebut diteruskan ke Dinas Perhubungan untuk diperiksa kendaraan yang digunakan dalam perjalanan studi. Baca selengkapnya

KNKT masih mendalami apakah salah bentuk bus wisata yang menyebabkan kecelakaan maut itu berdampak atau tidak. Baca selengkapnya

Operator tur meminta pemerintah tidak membatalkan studi wisata akibat kecelakaan bus di SMK Lingga Kencana. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *