Kemensos Berikan Instalasi Pengolahan Air Terpadu untuk Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Desa Pambotanjara

INFORMASI NASIONAL – Markus Hinggu Jata, warga Desa Pambotanjara, memasuki kawasan instalasi pengolahan air terpadu hadiah Kementerian Kesehatan (Kemensos) untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih. Pria berusia 40 tahun ini duduk di kursi berwarna hijau dan bercerita tentang situasi di desanya yang jauh dari memadai dalam hal air bersih. Markus menceritakan, sejak kecil Markus dan keluarganya tinggal di daerah terpencil dan selalu tidak ada air. Di belakang rumahnya, Markus selalu membuat lubang kecil mirip mata air dengan menggunakan air pegunungan. Keluarga ini mengandalkan galian ember sedalam 60 sentimeter dengan rembesan minimal untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Selama ini air bersih masih merupakan kebutuhan yang sulit dipenuhi. Meski kini tinggal di pinggir jalan yang akses membeli airnya lebih besar, ia menghadapi situasi perekonomian yang tarik menarik antara kebutuhan air bersih dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Bahkan karena kebutuhan yang harus dipenuhi, Markus harus membeli air ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang harganya tidak murah.

“Bayar. 150 ribu kalau di pinggir jalan. 150 ribu untuk tangki. 5.000 liter,” kata Markus, Kamis 2 Mei 2024.

Menurut dia, harga air dari tangki bisa berbeda-beda tergantung sulitnya akses ke tangki BUMDes. Markus mengatakan, harga per tangki berkisar antara 150 hingga 500 ribu.

Markus mengatakan, rata-rata kebutuhan air waduk setiap bulannya bisa mencapai 10.000 liter. Artinya masyarakat harus membeli air dua kali sebulan. Karena sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, jelas sulit memenuhi kebutuhan air bersih.

Namun kini masyarakat sedikit mampu mengatasinya karena mendapat bantuan pembangkit listrik tenaga nuklir terintegrasi dari Kemensos. Berlokasi di Dusun 01 Kokur Kalimbung, Desa Pambotanjara, Kecamatan Kota Waingapu, tengki ini bisa membantu Anda mendapatkan 40 Kartu Keluarga (KK) dari 4 dusun yang ada di Desa Pambotanjara.

Kepala Desa Pambotanajara Titus Umbu Java Ray mengatakan, minimnya air bersih berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan. Menurut dia, warga menghadapi dilema ketika harus membayar biaya sekolah atau memenuhi kebutuhan air dengan membeli. Oleh karena itu, sulitnya mendapatkan air bersih di Desa Pambotanjara merupakan permasalahan yang kompleks.

Sebagai pimpinan, ia berterima kasih atas bantuan instalasi PLTU terintegrasi dari Kemensos sejak Februari lalu. Menurutnya, kini kebutuhan air warga bisa tercukupi karena selain bantuan Kementerian Pertanian, kini musim hujan sudah tiba. Masyarakat bisa memanfaatkan air hujan untuk keperluan sanitasi dan air sulingan yang sudah diubah menjadi air reverse osmosis (RO), masyarakat bisa memanfaatkannya untuk dikonsumsi karena layak untuk diminum tanpa harus dimasak.

Sumber air instalasi pengolahan air terpadu Kemensos berasal dari sumur tua berkedalaman 36 meter yang terletak 400 meter dari tempat penyulingan. Menurut dia, jumlah air 400-500 liter per hari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat.

“Sebenarnya waktu kita sedikit, volume air di musim hujan sama dengan musim kemarau,” kata Titus menceritakan pertimbangan desa untuk memenuhi air dari sumur tua.

Kata dia, meski debit airnya sama, produksi air dari sumur dan daya isapnya tidak berbanding lurus. Jadi, setelah mengambil 400-500 liter air, mesin akan dimatikan dan menunggu 2 jam untuk mendapatkan volume air yang sama. Di Pambotanjara, air yang ditunggu disebut Mata Pendeng.

Proses penyulingan air diawali dengan memasukkan air ke dalam sumur, menyimpannya dalam tangki berkapasitas 5000 liter, melakukan penyulingan menggunakan mesin RO dan menghasilkan air bersih yang siap diminum. Untuk air limbah RO, biasanya masyarakat memanfaatkan air limbahnya untuk menyiram tanaman dan mengolahnya menjadi air kolam ikan lele.

Menurut Titus, hasil penyulingan air RO menjadi air RO sangat jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Bening banget, kayak model air mineral, kita lihat beningnya. Kita isi di botol ya. Beda,” kata Titus.

Titus mengatakan, setelah hadirnya Instalasi Pengolahan Air Terpadu Kemensos, biaya warga untuk membeli air menjadi berkurang.

“Mungkin ke depan, dengan adanya air, masyarakat akan membeli lebih sedikit,” ujarnya.

Sebelum datangnya bantuan dari Kemendikbud, kata Titus, sudah ada dana dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menangani masalah air bersih di Pambotanjara, membangun Waterhouse di sumber air Kambar Hiho yang berlokasi 7 kilometer dari lokasi tangki air Kementerian Sosial.

Namun Waterhouse sudah tidak beroperasi lagi karena kerusakan peralatan sehingga hingga saat ini terbengkalai. Jika Waterhouse ini dimanfaatkan, kata Titus, maka mampu memenuhi kebutuhan air di 3 desa.

Karena kapasitas baru tangki Kemensos bisa membantu 40 KK, Titus berharap Waterhouse di Kambar Hiho bisa digunakan kembali. Selain itu, ia juga berharap ke depan ada pengendalian sistematis terhadap peralatan dan tugas yang dilakukan Kementerian Pendidikan.

“Tentu yang namanya fasilitas itu ada masa kadaluwarsanya ya, kita sangat berharap dalam proses ini, apalagi kalau sudah diserahterimakan, kita tidak ketinggalan atau tidak menyerah. Harus diawasi supaya kalau ada yang berkaitan dengan objek ini, kita bisa mengadu ke mana ya,” ujarnya.

Tri Rismaharini menjelaskan permasalahan air memang menjadi salah satu permasalahan warga NTT. Menurut dia, jumlah penderita gangguan jiwa (ODGJ) di Kabupaten Sumba Timur menurut data pemerintah Kabupaten Sumba Timur mencapai 419 orang, salah satunya karena kesulitan pasokan air.

“Baiklah, mari kita selesaikan masalah ini, tapi apa akar masalahnya? Ini yang kita cari, makanya saya datang. “Nah, akar masalahnya kalau saya lihat dalam satu. Sekilas saya tahu itu masalah ekonomi, lalu masalah air dan sebagainya,” kata Tri Rismaharini.

Tri Rismaharini berkomitmen memenuhi kebutuhan air masyarakat dengan menyediakan pembangkit listrik tenaga nuklir terintegrasi. Dan di NTT ini sudah banyak. Kalau masalah airnya,” ujarnya.

Kementerian Sosial telah melaksanakan program pengadaan PLTU terpadu mulai tahun 2022. Di seluruh Indonesia, program ini menyasar tempat-tempat yang mungkin terkena dampak kekeringan ekstrem. (*)

Olahraga bagi generasi muda itu penting Baca Selengkapnya

Pada program Opla, pengelolaan air ditingkatkan sehingga penanaman dapat dilakukan pada musim hujan yang sebelumnya sulit dilakukan karena berisiko banjir.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Antariksa (DJPKRL) terus memperkuat upaya perlindungan habitat kritis hiu dan pari di Indonesia. tahu lebih banyak

Sejak mengambil alih jabatan pemerintahan, Pemprov Lampung telah meraih 155 penghargaan baik di tingkat Kementerian/Lembaga maupun masyarakat. tahu lebih banyak

Pertamina menampilkan berbagai bisnis dan inovasi yang diterapkan oleh Pertamina Group secara keseluruhan, terkait dengan konservasi air, kelestarian alam dan lingkungan. tahu lebih banyak

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) berhasil meraih penghargaan Best Islamic Currency Deal – kategori Indonesia pada Euromoney’s Islamic Finance Awards 2024, di Waldorf Astoria Dubai. tahu lebih banyak

Bagi Papua MPR RI hadir sebagai mitra strategis dalam menghubungkan komunikasi budaya dan adat bagi pemerintah pusat dan daerah. tahu lebih banyak

Pertamina akan terus berupaya memastikan BBM bersubsidi dapat dikonsumsi secara optimal oleh pihak yang berhak.

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI melalui Baznas Tanggap Bencana (BTB) melaksanakan kegiatan pembersihan dan pendistribusian air bersih bagi para korban terdampak banjir bandang di Sumabar (Sumbar). tahu lebih banyak

Anggaran untuk Taput masih tergolong kecil. APBD digunakan secara optimal dan spesifik. Bacalah secara lengkap

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *