Kenali Gejala Baby Blues Syndrome dan Cara Mengatasinya

TEMPO.CO, Jakarta – Baby blues syndrome merupakan gangguan emosi yang sering terjadi pada ibu pasca melahirkan.

Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, sindrom ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan rasa cemas, menangis, dan gelisah pada ibu. Kondisi ini biasanya hilang dalam 2 minggu pertama setelah melahirkan.

Sindrom baby blues, juga dikenal sebagai postpartum blues, adalah suatu bentuk depresi ringan yang bersifat sementara dan hilang ketika hormon ibu kembali normal.

Depresi ini biasanya disebabkan oleh kondisi ibu pasca melahirkan, biasanya istirahat yang tidak stabil dan kurang tidur. Apalagi ibu yang baru saja melahirkan tidak mempunyai banyak waktu untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, 4 dari 5 ibu baru mengalami depresi ringan dan perubahan suasana hati.

Untuk mengetahui apakah seorang ibu baru mengalami baby blues syndrome dapat dikenali dari ciri-cirinya berikut ini.

1. Gejala utama ibu yang mengalami baby blues syndrome adalah perubahan suasana hati dari senang menjadi sedih. Misalnya seorang ibu merasa senang dan bangga dengan pekerjaan barunya sebagai seorang ibu, maka perasaan tersebut dengan cepat berubah menjadi perasaan sedih karena ia merasa kesulitan dan tidak mampu merawat anaknya.

2. Selain gejala utama tersebut, masih banyak gejala baby blues syndrome lainnya yang bisa ibu kenali, yaitu sebagai berikut.

Kelelahan membuat ibu tidak mampu mengurus dirinya sendiri.

B Merasa mudah tersinggung, mudah tersinggung dan gugup.

C Kesedihan, depresi, kecemasan.

Aku menangis.

E Kehilangan nafsu makan.

FSulit tidur.

G Kewalahan dengan tugas anak.

H Kesulitan berkonsentrasi atau mengambil keputusan.

Bagi ibu yang merasakan gejala serupa di atas, ibu dapat mengatasinya dengan melakukan hal berikut.

1. Istirahat yang cukup

Ibu baru membutuhkan waktu untuk memulihkan dan memulihkan tenaganya setelah melahirkan. Ibu dapat beristirahat saat bayinya tidur, atau ibu dapat meminta bantuan anggota keluarga atau orang terdekatnya untuk mengurus bayinya atau melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya.

2. Makan makanan yang sehat dan bergizi.

Ibu yang baru melahirkan memerlukan pola makan yang sehat dan bergizi untuk kebutuhan tubuh ibu dan bayinya. Ibu dapat memilih makanan yang kaya protein, karbohidrat, lemak sehat, vitamin dan mineral serta menghindari kafein, alkohol, atau gula berlebih karena dapat memperburuk gejala baby blues.

3. Berolahraga secara teratur

Olahraga meningkatkan mood, mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan fisik. Olahraga yang bisa Anda lakukan antara lain jalan kaki, bersepeda, yoga, atau senam. Ibu bisa memilih olahraga sesuai minat dan kondisi tubuh.

Latihan ini bisa dilakukan minimal 30 menit sehari, 3 kali seminggu, dengan intensitas ringan hingga sedang.

4. Berkomunikasi dengan orang lain

Ibu yang baru melahirkan perlu berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya dan tidak mengucilkan diri dari lingkungan sosial. Berkomunikasi dengan pasangan, keluarga, teman, atau orang lain yang dapat memberikan dukungan dan pengertian.

5. Menyusui bayi

Menyusui dapat bermanfaat bagi ibu dan bayi. Bagi ibu, menyusui dapat melepaskan hormon oksitosin yang dapat menimbulkan perasaan nyaman, tenang, dan memiliki. Sedangkan bagi bayi, pemberian ASI dapat memberikan nutrisi, kekebalan tubuh, dan ikatan emosional dengan ibu.

6. Carilah bantuan profesional

Jika gejala baby blues tidak kunjung membaik, ibu dapat mencari bantuan profesional seperti dokter, psikolog, atau konselor yang dapat memberikan penilaian, diagnosis, dan pengobatan yang tepat terhadap kondisi ibu.

Ibu yang mengalami gejala-gejala di atas seperti sindrom baby blues sebaiknya tidak merasa sendirian dan malu dengan kondisi seperti yang sering terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan. Jika ibu mengalami hal tersebut, segera lakukan hal di atas dan pastikan selalu ibu dapat melewati masa-masa tersebut bersama bayinya.

Pilihan Editor: 57 persen ibu di Indonesia mengalami baby blues pasca melahirkan, tertinggi di Asia

Judi online dikatakan sangat merusak dan berbahaya

Penelitian menunjukkan bahwa marah dapat mengurangi depresi, stres, dan kecemasan dibandingkan dengan bersikap sopan dan tenang. Baca terus

Ada orang yang sangat senang membuat kekacauan, dan itu bukan hanya karena kemalasan. Inilah yang dikatakan para ahli. Baca terus

Psikiater mengatakan bahwa penderita gangguan kepribadian narsistik dapat mengalami komplikasi berupa gangguan mental seperti depresi. Baca terus

Gangguan narsistik merupakan gangguan kepribadian dimana penderitanya merasa lebih penting dibandingkan orang lain. Lihat Fitur dan Pemicu. Baca terus

Memahami efek kemoterapi sangat penting untuk membantu pasien meningkatkan proses pengobatan dan meminimalkan gangguan pada kehidupan sehari-hari.

Kebugaran dan kesehatan tubuh tidak hanya sekedar olahraga teratur, namun juga istirahat yang cukup

Doomscrolling adalah kebiasaan terus-menerus menelusuri media sosial atau Internet dalam jangka waktu lama untuk mencari berita buruk atau negatif. Baca terus

“Kami akan tanya dulu kenapa lama sekali. Khawatirnya polisi malah mempersulit,” kata Kak Seto. Baca terus

Para ahli menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra-olahan. Baca terus

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *