TEMPO.CO, Jakarta – Stroke bukan penyakit yang menyerang usia tua, namun bisa dialami oleh orang muda. Seorang ibu asal Amerika Serikat, Jenna Gibson, menceritakan pengalamannya terkena stroke di usia 39 tahun saat berlatih untuk maraton 2019, sebagai pengingat bahwa anak muda pun bisa mengalami hal yang tidak terduga.
Menurut penelitian Mayo Clinic baru-baru ini, hampir 60 persen kematian akibat stroke terjadi pada wanita. Gibson juga ingin membantu orang lain untuk lebih menjaga dan memprioritaskan kesehatannya.
“Saya memahami bahwa stroke dapat terjadi pada kaum muda dan saya ingin berbagi cerita saya,” kata ibu dua anak ini kepada Fox News Digital.
Gibson dalam keadaan sehat ketika menderita stroke. Dia baru saja menyelesaikan presentasi pekerjaan dan berjalan-jalan dengan ibunya setelah makan malam.
“Kami sedang membicarakan tentang pelatihan saya untuk Detroit Marathon untuk merayakan ulang tahun saya yang ke-40 dan tiba-tiba saya terjatuh seperti satu ton batu bata,” katanya.
Ibunya mengira dia hanya bercanda dan menyuruhnya bangun. Ibunya membantunya berdiri, tapi Gibson tidak bisa berjalan. Mereka membawanya pulang dan dia mengira dia menderita migrain, meminum obat sakit kepala dan pergi tidur.
“Beberapa jam kemudian saya terbangun dan masih merasa mual. Saya tidak bisa bangun dari tempat tidur dan bergerak,” lanjutnya.
Setelah itu, dia dibawa ke ruang gawat darurat dan diperiksa. Setelah CT scan, dia diberitahu bahwa dia menderita migrain optik. Karena dia masih kesulitan untuk bergerak keesokan harinya, mereka melakukan pemindaian lagi hingga akhirnya diketahui bahwa dia menderita stroke.
“Mereka melihat adanya penyumbatan di sisi kiri otak,” katanya.
Dia diterbangkan ke rumah sakit lain dan menjalani operasi otak untuk menghilangkan bekuan darah dari otak Gibson. Jika dia terlambat ditangani, dia bisa kehilangan nyawanya.
“Saya pikir saya tidak akan pernah bisa melihat anak-anak saya tumbuh besar, menikah, atau menjadi lumpuh dan tidak bisa bekerja,” kenangnya.
Meski sudah menjalani berbagai terapi, ia masih merasakan mati rasa di bagian tubuh sebelah kanan. Ia terkadang masih kesulitan berbicara, terutama saat ia sedang lelah atau stres. Ia berharap kejadian yang menimpanya bisa menjadi pelajaran bagi generasi muda lainnya.
“Stroke bisa menimpa siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin, dengan alasan apa pun. Meski bisa terjadi pada usia berapa pun, wanita berusia 20 hingga 39 tahun memiliki risiko lebih besar dibandingkan pria,” jelas Dr. Annie Tsui, yang tidak ada hubungannya dengan perawatan Gibson.
Pilihan Editor: Kapan Modalitas Komplementer Dapat Digunakan pada Pasien Stroke?
Demensia mengganggu kemampuan kognitif seseorang, yaitu kemampuan berpikir dengan benar. Baca selengkapnya
Para ahli mengatakan bahwa pengobatan dengan metode komplementer hanya mungkin dilakukan pada fase akut, yaitu dari hari pertama hingga hari ketujuh terjadinya stroke. Baca selengkapnya
Kesehatan Ruben Onsu yang kian memburuk diduga akibat sindrom sel kosong yang dialaminya. Baca selengkapnya
Ibu Lauren dikenal sebagai seorang peramal, dia meninggal 14 tahun yang lalu. Bagaimana perkiraan akhirnya? Baca selengkapnya
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif seiring dengan proses penuaan sistem saraf di otak, ketika dopamin menurun. Baca selengkapnya
Hari Hipertensi Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 17 Mei. Baca selengkapnya
Peneliti dari Indonesia telah mengembangkan alat untuk mendeteksi penyakit kardiovaskular. Cocok digunakan oleh tenaga kesehatan di pedesaan. Baca selengkapnya
Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan orang berhenti bernapas secara berkala saat tidur. Baca selengkapnya
Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot. Baca cerita lengkapnya
Para ilmuwan telah menemukan bahwa beberapa faktor dan kebiasaan yang tampaknya tidak berbahaya dapat mempercepat penuaan otak. Baca selengkapnya
