Komnas HAM Sebut Kekerasan di Papua Masih Terus Berlanjut

TEMPO.CO, Marauke – Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM Papua Fritz B. Ramande melaporkan tren peningkatan kekerasan di Papua terus berlanjut. Antara 1 Januari hingga 1 Juni 2024, terjadi 41 insiden kekerasan di berbagai wilayah di Papua.

Fritz mengatakan pemerintah harus memahami bahwa siklus kekerasan yang berulang disebabkan oleh peristiwa sosial ekonomi dan kebijakan politik di Papua. COMNAS HAM juga meminta Kapolda Papua melakukan upaya penegakan hukum yang cepat, tepat dan proporsional terhadap pelaku kekerasan dengan tetap memastikan tindakan anggotanya.

Situasi ini sangat menyulitkan semua pihak, terutama pemerintah yang selalu mengulangi siklus kekerasan dan hilangnya nyawa manusia di Papua, kata Fritz saat dikonfirmasi, Selasa, 4 Juni 2024.

COMNAS HAM menegaskan bahwa aparat keamanan dan kelompok sipil bersenjata (TPNPB-OPM) menghormati hukum hak asasi manusia dan hukum humaniter, menjamin rasa aman bagi warga sipil secara keseluruhan. Ia juga mengimbau kepada kelompok sipil bersenjata TPNPB-OPM untuk tidak melakukan tindakan vandalisme yang berujung pada pengrusakan harta benda dan terganggunya kondisi keamanan di wilayah Papua.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Indonesia dan kelompok TPNPB-OPM untuk membangun komitmen dalam proses dialog kemanusiaan untuk mewujudkan Papua tanah damai,” kata Fritz.

Ditanya data perbandingan antara tahun ini dan 2023, Fritz mengatakan pihaknya baru akan mencatatnya pada 2024. Dari 41 kasus, tercatat 53 orang menjadi korban, yakni 32 orang meninggal dunia dan 21 orang luka-luka.

Korban jiwa sebanyak 53 orang tersebut diantaranya anak-anak dan perempuan, 28 warga sipil (12 tewas, 16 luka-luka), 13 personel TPNPB-OPM (11 tewas, 2 luka-luka) dan 11 aparat keamanan (9 tewas, 3 luka-luka).

Dari sisi jumlah kasus kekerasan, wilayah dengan jumlah kasus terbanyak adalah Kabupaten Intan Jaya sebanyak 8 kasus. Paniai dan Yahukimo tercatat 6 kasus – Pancak 5 kasus, Pegunungan Bintang dan Nabir 3 kasus, Puncak Jaya masing-masing 2 kasus, Keerom, Jayavijaya, Dogiai, Jayapura, Mimika dan Maybrath masing-masing 1 kasus.

Tempo belum bisa menghubungi Kapolda Papua Matthews Derek Fakhiri untuk mengomentari situasi terkini di Papua.

Pilihan Redaksi: Lampu Hijau Ormas Keagamaan Kuasai Usaha Tambang, PBNU, Muhammadiyah, dan PGI Beri Reaksi

Bripda AM, anggota Polres Yalimo Pegunungan Papua, membawa empat pucuk senjata laras panjang Polri. Baca selengkapnya

Zenus Lepitalen yang tewas ditembak TPNPB-OPM merupakan salah satu korban penyanderaan yang menimpa karyawan PT IBS tahun lalu.

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menilai langkah Presiden Jokowi yang membagikan izin pertambangan kepada organisasi keagamaan memperparah konflik horizontal. Baca selengkapnya

Sedangkan adik mantan ajudan Jokowi menjabat Wali Kota Solo, David Agus Yunanto mendaftar sebagai calon bupati Boyolali bersama Gerindra. Baca selengkapnya

Presiden Jokowi Pilih Salah Satu Sapi Usulan Peternak Bantul Sebagai Hewan Kurban Perayaan Idul Adha 2024

TPNPB-OPM mengaku tidak mengetahui adanya dugaan pencurian senjata api yang dilakukan anggota Polres Yalimo di Pegunungan Papua. Baca selengkapnya

Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia PP Muhammadiyah menilai izin pertambangan khusus organisasi keagamaan merupakan pelanggaran terhadap Kode Administrasi Pemerintah. Baca selengkapnya

Joko Priyambodo, menantu mantan Ketua Hakim Anwar Usman, diangkat menjadi salah satu direktur baru anak usaha PT Pertamina (Persero). Baca selengkapnya

Adik mantan pembantu Jokowi, Agus Erawant, terdaftar sebagai calon bupati Boyolali pada Pilkada 2024. read more

TPNPB-OPM sedang mencari alasan untuk menembak warga sipil, kata Satgas Operasi Perdamaian Kartens. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *