Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

TEMPO.CO, Kupang – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA) mencatat ada tujuh kasus konflik manusia-buaya di Pulau Timor dalam setahun terakhir. Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmoud mengatakan di Kupang, Kamis, 11 April 2024: “Pulau Timor memiliki jumlah korban gigitan buaya terbanyak sebanyak 15 orang di NTT.”

Arief menyebut hal itu merupakan hubungan negatif antara buaya dan manusia, dan menyebut angka kejadian di NTT tergolong tinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Di NTT, tambahnya, lima dari 15 korban gigitan buaya tahun lalu berakibat fatal.

Di Pulau Sumba, pada periode yang sama, konflik antara buaya dan manusia terjadi sebanyak enam kasus. Ada juga Flores dan Lembata masing-masing satu.

Tercatat ada dua kejadian tahun ini, salah satunya mengakibatkan korban meninggal dunia. Arief menyebutkan periode Januari hingga April 2024.

Arif mengimbau, penyelesaian konflik antara buaya dan manusia harus dilakukan dengan fokus pada akar permasalahan. Antara lain, kata Arief, memperbaiki lingkungan hutan mangrove yang terdegradasi dan membatasi aktivitas masyarakat di kawasan lokasi situs.

Itu sebabnya, menurut Arif, buaya banyak bermunculan di tempat umum. “Karena buaya mencari habitat baru akibat rusaknya habitat aslinya atau persaingan wilayah yang menyebabkan individu berpindah.”

Dalam beberapa kasus, jelasnya, buaya berinteraksi dengan manusia saat bergerak atau mencari makan. Oleh karena itu, Arief meyakini solusi jangka pendek yang diambil pemerintah saat ini adalah dengan menangkap dan merelokasi buaya yang banyak ditemukan di masyarakat.

Namun dengan banyaknya buaya yang saat ini berada di tempat penampungan sementara di BBKSDA NTT, Arief meminta agar permasalahan tersebut dijadikan peluang, misalnya dengan membangun tempat penampungan umum yang bisa dimanfaatkan untuk pariwisata.

Selain itu, diperlukan peran serta investor untuk memanfaatkan peluang ini dengan mendukung pendampingan proses perizinan dari BBKSDA NTT.

Selain itu, BBKSDA NTT mengimbau warganya untuk tidak mengambil tindakan jika bertemu buaya. Selain itu, tidak membuang sisa makanan ke laut yang dapat menarik kehadiran buaya dan melaporkan kejadian interaksi yang merugikan buaya melalui Contact Center BBKSDA NTT.

Pilihan Editor: Profesor Unpad menjelaskan proses identifikasi korban tewas di jalur seberang Tol Chicampek dan meminta polisi tidak terburu-buru

Wali Kota Tangerang Selatan menggelar pertemuan usai kerusuhan terkait penolakan salat rosario oleh mahasiswa Katolik Unpam. Lagi

Bencana berulang diperkirakan terjadi di Lembah Anai, Sumatera Barat. Bagaimana Wahyu dapat melakukan hal ini? Lagi

Hutan bakau mempunyai banyak manfaat, terutama melalui penyerapan karbon yang efisien. Berikut penjelasannya. Lagi

BMKG mengingatkan masyarakat NTT bahwa ada kemungkinan terjadinya kebakaran lahan akibat angin kencang dan kering hingga 13 Mei 2024. Baca selengkapnya

Pekan lalu, sekelompok tiga ekor beruang memusnahkan puluhan batang kayu di Kecamatan Blang Bintang, Provinsi Aceh Besar.

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem di sepanjang Sungai Winongo hingga tepian Baros Samas, Bantul yang kaya akan keanekaragaman hayati. Lagi

Mangrove juga mempunyai potensi memberikan jasa ekologi seperti pengembangan ekowisata dan pengembangan lokasi keanekaragaman biota laut. Lagi

AirNav Indonesia memastikan kabar jatuhnya pesawat yang terbang rendah di perairan Bengga Nagekeo tidak benar, yakni bohong. baca selengkapnya

Anggota DPR geram atas dugaan pemecatan 249 Petugas Medis (Nakes) Non-ASN di Manggarai, NTT. Lagi

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasikh Mufidayati mengomentari pemecatan 249 tenaga medis non-ASN di Manggara NTT. Lagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *