Kontroversi Asian Value: Perspektif Alternatif tentang Hak Asasi Manusia dan Pemerintahan

TEMPO.CO, Jakarta – Nilai Asia merupakan sebuah konsep yang muncul sebagai alternatif dari nilai-nilai politik Barat seperti hak asasi manusia, demokrasi, dan kapitalisme. Kontroversi muncul setelah Ari Putra dari podcast Total Politik dengan bintang tamu Panji Pragivaksono mengaitkan dinasti politik dengan nilai-nilai Asia dan hak asasi manusia.

Pernyataan tersebut sempat menimbulkan kontroversi karena sebagian besar dinasti politik justru menghambat demokrasi dan sarat dengan praktik korupsi. Hal ini menimbulkan perdebatan yang lebih luas tentang tempat dan definisi nilai-nilai Asia dalam masyarakat modern.

Menurut Britannica, nilai-nilai Asia mencakup norma dan prinsip budaya yang dipopulerkan oleh para pemimpin dan intelektual Asia sejak akhir abad ke-20. Berasal dari Konfusianisme, nilai-nilai tersebut menekankan pada disiplin, kerja keras, berhemat, pembelajaran, keseimbangan antara kebutuhan individu dan masyarakat, serta menghormati otoritas. Para pendukungnya berpendapat bahwa nilai-nilai tersebut mendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Timur setelah Perang Dunia II.

Nilai-nilai Asia sering disamakan dengan nilai-nilai Barat yang dianggap mendorong individualisme berlebihan. Filosofi ini menekankan keselarasan masyarakat dan sosial atas hak individu untuk menjaga stabilitas dan kemajuan ekonomi. Pada awal tahun 1990-an, tokoh-tokoh seperti mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew menekankan pentingnya nilai-nilai tersebut sebagai tandingan terhadap narasi Barat tentang hak asasi manusia, demokrasi, dan supremasi kapitalisme.

Namun, perubahan ekonomi dan sosial yang cepat di Asia Timur memicu perdebatan internal mengenai nilai-nilai ini. Bangkitnya gerakan individualisme, demokratisasi, dan hak asasi manusia menantang tatanan sosio-ekonomi dan rezim otoriter yang ada.

Dalam laporan Universitas PBB, para kritikus mengatakan nilai-nilai Asia sering digunakan untuk membenarkan pemerintahan otoriter dan menekan perbedaan pendapat. Krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998 memperlihatkan kelemahan model ekonomi berbasis nilai ini. Kritikus juga berpendapat bahwa wacana tentang nilai-nilai Asia didasarkan pada stereotip budaya dan Orientalisme.

Selain itu, terdapat kontradiksi dalam mendukung anti-liberalisme sekaligus mendorong pengembangan ekonomi pasar. Para ahli teori feminis mengkritik nilai-nilai Asia karena melegitimasi hierarki gender, kelas, etnis, dan ras dalam masyarakat Asia.

Perdebatan nilai-nilai Asia juga terkait dengan teori politik keadilan dan kesetaraan global. Para pemikir komunitarian mengeksplorasi potensi nilai-nilai ini dalam membangun konsensus global yang lebih komprehensif mengenai hak asasi manusia. Banyak nilai-nilai masyarakat Asia yang dapat memperkaya teori dan praktik hak asasi manusia global serta meningkatkan martabat dan kesejahteraan masyarakat Asia kontemporer.

Terlepas dari manipulasi dan generalisasi politik, terdapat karakteristik budaya tertentu dalam masyarakat Asia Timur seperti orientasi kelompok dan pengutamaan kepentingan komunitas. Pendekatan kolektif ini mendukung kekuasaan negara yang kuat untuk menjaga kohesi sosial dan ketertiban umum. Namun, sejauh mana masyarakat Asia Timur dipengaruhi oleh Konfusianisme masih diperdebatkan, dan para skeptis melihatnya sebagai upaya untuk melawan kritik Barat terhadap otoritarianisme.

Pilihan Editor: Kritik terhadap Putusan Mahkamah Agung, Upaya Memperhatikan Nilai dalam Melestarikan Dinasti Politik

Perdebatan terjadi saat Panji Pragivaksono mengkritik maraknya praktik dinasti politik, khususnya terhadap putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Rak. Baca selengkapnya

Pengamat politik Undip, Semarang, Bangkit Wiryawan membeberkan hasil penelitiannya terkait dinasti politik. Baca selengkapnya

Nilai-nilai Asia dan politik dinasti kembali ramai diperbincangkan masyarakat belakangan ini, menyusul podcast Total Politik dan komik Panji Pragiwaksono. Apa artinya ini? Baca selengkapnya

Prime Video telah mengumumkan adaptasi lokal terbaru dari serial komedi global LOL: The Last Laugh in Southeast Asia Baca selengkapnya

Komedian Panji Pragivaksono mengaku dalam podcast Total Politics, ia menghubungi pimpinan partai politik usai perdebatannya soal dinasti politik. Baca selengkapnya

Bobby Nasution memilih bungkam saat ditanya soal politik dinasti. Baca selengkapnya

Hasto menilai putusan MA sarat kepentingan sehingga diubah 30 tahun setelah pengangkatannya. Baca selengkapnya

Sejumlah pengamat mengkritisi putusan MA atau Putusan MA Nomor 23-P/HUM/2024 yang melengkapi penafsiran syarat usia calon daerah.

Gibran mengatakan, keputusan mengangkat Kaesang Pangerep sebagai calon kepala daerah diserahkan kepada kakaknya. Baca selengkapnya

Siapa saja artis Indonesia yang merespons putusan MA yang membolehkan Kaesang maju di Pilgub DKI Jakarta? Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *