Korban Kerusuhan Masih Alami Trauma, Berikut Penjelasan Trauma Korban Kerusuhan

TEMPO.CO, Jakarta – Secara umum, kerusuhan mengacu pada penembakan atau gangguan di tempat umum yang mengakibatkan lebih dari satu orang terluka atau terbunuh. Tindakan kekerasan massal mungkin ditujukan terhadap kelompok tertentu di masyarakat, seperti tindakan genosida di Palestina atau kerusuhan Mei 1998 yang menargetkan kelompok etnis Tionghoa. Namun setelah kejadian tersebut bisa berdampak jangka panjang akibat trauma yang mengendap di alam bawah sadar.

Menurut laporan dari Pusat PTSD Nasional, kerusuhan terjadi dengan frekuensi yang mengkhawatirkan. Kerusuhan seringkali melibatkan penggunaan senjata api, pisau, bom atau kendaraan seperti mobil dan truk. Beberapa dari insiden ini dapat digambarkan sebagai kejahatan rasial berdasarkan ras, agama, etnis, gender, seksualitas dan faktor sosial lainnya.

Orang yang pernah mengalami peristiwa kekerasan massal dapat mengalami reaksi stres traumatis yang parah, dan reaksi tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pada kebanyakan orang, reaksinya mereda dalam beberapa minggu pertama setelah kejadian. Namun bagi mereka yang pernah mengalami trauma, seperti kehilangan seseorang yang dikenalnya atau hadir saat kekerasan terjadi, tentu akan menimbulkan reaksi yang lebih intens dan bertahan lama.

Di bawah ini adalah beberapa dampak yang dialami seseorang saat terjadi kekerasan massal atau kerusuhan.

1. Hilangnya rasa aman

Kerusuhan tersebut menimbulkan reaksi mendalam yang membuat mereka takut akan keselamatan mereka dan kemungkinan terulangnya kejadian tersebut. Hal ini berlaku pada individu, komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan. Mereka yang mengalami kecemasan akan sulit berhenti memikirkan peristiwa yang sedang terjadi, sulit tidur, dan merasa gelisah.

2. Menurunnya kemampuan merasakan kedamaian emosional

Masyarakat yang terkena dampak langsung dari kerusuhan dapat mengalami berbagai reaksi yang terjadi secara terus menerus, bahkan bertahun-tahun, seperti kemarahan, frustasi, ketidakberdayaan, kesedihan, duka, ketakutan, dan keinginan balas dendam yang seringkali merupakan reaksi terhadap kejahatan serupa.

Setelah terjadi kerusuhan, masyarakat mempunyai prioritas berbeda untuk memulihkan diri dan keadaannya. Secara umum, segera setelah terjadinya pemberontakan massal, kebanyakan orang mempunyai serangkaian prioritas dasar yang berkaitan dengan 5 kebutuhan dasar:

– Mengembalikan rasa aman

-Dapatkan kembali kendali dan ketenangan

-Kontak dengan orang yang dicintai dan orang lain

– Bertahan dari krisis

– Perasaan harapan, optimisme, keyakinan atau keyakinan bahwa semuanya akan berhasil

Kebanyakan orang yang terkena kerusuhan secara langsung atau bersentuhan dengan orang-orang tercinta yang mengalami kerusuhan membutuhkan waktu untuk pulih, dan bisa memakan waktu yang lama. Anda dapat menggunakan strategi berikut;

1. Tingkatkan keselamatan dengan melakukan hal-hal positif dan fokus pada rutinitas tertentu sehari-hari

2. Beristirahatlah dari media sosial jika menonton liputan tersebut membawa kembali kenangan buruk tentang peristiwa tersebut

3. Kelola emosi dengan mendengarkan musik, berolahraga, melakukan latihan pernapasan, berbicara dengan orang lain, menghabiskan waktu di alam terbuka, menulis jurnal

4. Memberikan dukungan sosial dengan menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih

5. Mendukung orang-orang yang menghadapi kejadian serupa, secara informal atau melalui kerja sukarela. Ini dapat membantu Anda membangun hubungan dengan orang-orang yang memiliki minat atau nilai yang sama.

Tidak ada batasan waktu yang ditetapkan untuk pemulihan dari suatu peristiwa yang intens dan berpotensi traumatis seperti kerusuhan massal, tergantung seberapa dekat seseorang dengan peristiwa tersebut, diperlukan waktu yang lama untuk merasa lebih baik.

VA PTSD | Rawat Jalan MEADOW | RESEARCH GATE Pilihan Editor: Dampak Trauma Masa Lalu terhadap Hubungan Saat Ini, lihat dampaknya

Menteri Luar Negeri Retna Marsudi membahas situasi terkini di Gaza dengan D-8 atau negara berkembang. Baca selengkapnya

Kekejaman Israel yang menewaskan sedikitnya 40 warga sipil di kamp pengungsi Gaza pada hari Kamis telah membuat marah seorang menteri Belgia. Baca selengkapnya

Spanyol menyatakan akan mengikuti jejak Afrika Selatan dalam memerangi Israel dengan mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional. Baca selengkapnya

Kisah hidup ikon Hollywood Angelina Jolie yang terlibat dalam berbagai kegiatan kemanusiaan. Baca selengkapnya

Menlu Retna mengaku yakin pemerintahan Indonesia selanjutnya akan terus mendukung perjuangan Palestina sebagaimana diamanatkan UUD 1945.

Presiden Israel Isaac Herzog pada hari Minggu menyatakan dukungannya terhadap rencana gencatan senjata tiga fase yang diusulkan Presiden AS Joe Biden di Gaza.

Hamas mengatakan mereka tidak akan melanjutkan perundingan gencatan senjata sampai Israel mengakhiri agresinya di Gaza. Baca selengkapnya

Seorang perawat Palestina dipecat dari sebuah rumah sakit di AS setelah mendapat imbalan karena menyebut serangan Israel di Gaza sebagai “genosida”. Baca selengkapnya

Sejumlah pemimpin negara Eropa mengaku siap mendukung kemerdekaan Palestina yang tengah mengalami genosida oleh Israel. Baca selengkapnya

Agnes Moe dipuji atas kesediaannya untuk belajar dari kesalahan yang dilakukannya ketika menyamakan genosida Palestina dengan perang. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *