Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

TEMPO.CO, Jakarta – Setiap musim hujan, masyarakat di berbagai belahan dunia selalu diingatkan akan ancaman penyakit leptospirosis, penyakit serius. Penyakit ini terjadi ketika virus leptospira masuk ke dalam tubuh manusia melalui air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi.

Meski sering dianggap sepele, leptospirosis bisa menjadi penyakit fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Penyebab utama penyakit leptospirosis, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, adalah urin hewan seperti tikus.

Gejala leptospirosis

Biasanya gejala leptospirosis muncul dalam waktu 5 hingga 14 hari setelah seseorang terinfeksi virus oleptospira. Namun, periode ini dapat bervariasi antara 2 dan 30 hari setelah infeksi, dengan rata-rata sekitar 10 hari setelah kontak pertama.

Secara umum, gejala awal penyakit leptospirosis seringkali menyerupai pilek. Ini termasuk demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, muntah, kehilangan nafsu makan dan bahkan ruam kulit. Gejala-gejala ini dapat berkembang dan tingkat keparahannya bervariasi.

Leptospirosis dapat didefinisikan dalam tiga cara:

1. Sakit kritis. Meski tersangka demam tinggi dan sakit kepala, ada juga yang tidak sakit kepala. Selain itu, gejala lainnya antara lain nyeri otot, kelelahan (malaise), pembengkakan konjungtiva mata, dan riwayat paparan zat penyebab leptospirosis dalam dua minggu terakhir.

2. Faktor Risiko Kasus suspek diasumsikan memiliki dua gejala yaitu nyeri pada otot betis, tanda-tanda pendarahan, kesulitan bernapas, gangguan jantung, tidak ada darah pada batuk atau tinja, dan ruam kulit. .

3. Kasus terkonfirmasi Kasus terkonfirmasi terjadi ketika terjadi keadaan darurat dengan salah satu dari beberapa gejala, antara lain keluarnya bakteri leptospira dari tes laboratorium, hasil tes PCR positif, atau perubahan tes MAT dari negatif menjadi positif.

Apakah leptospirosis berbahaya?

Dalam beberapa kasus, orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, leptospirosis dapat menimbulkan banyak gejala, dan pada kasus yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan kondisi serius yang dapat berujung pada kematian, seperti kerusakan hati dan ginjal, meningitis, gangguan pernafasan, dan masih banyak lagi.

Berdasarkan laporan dari farming.kulonprogokab.go.id, leptospirosis merupakan penyakit menular yang dapat menyerang manusia secara serius karena dapat menyebabkan kematian.

Risiko tertular leptospirosis dapat dikurangi dengan menghindari berenang atau mandi di air yang terkontaminasi urin hewan. Penting juga untuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang berpotensi terinfeksi. Jika kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi bakteri tersebut tidak dapat dicegah, disarankan untuk menggunakan pakaian atau sepatu pelindung.

Bagaimana cara penularan leptospirosis?

Ada tiga cara utama urin tikus atau kotoran hewan dapat tertular virus leptospira di dalam tubuh manusia: Kontak langsung o: Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang terbuka, seperti melalui luka pada urin tikus atau air atau tanah yang terkontaminasi. kotoran. . Hal ini mungkin juga disebabkan oleh kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA I NAOMY A. NUGRAHENI I HARIS SETYAWAN I PUSPITA AMANDA SARI

Pilihan Editor: Leptospirosis Lebih Sering Terjadi Saat Musim Hujan, Hati-hati Paparannya.

KP.1 dan KP.2 tidak ditemukan di Indonesia, namun masyarakat diimbau tidak lengah dan memperhatikan perlindungannya. Baca selengkapnya

Pengawasan terhadap peternakan dan pasar hewan terus diperkuat guna mencegah penyebaran penyakit hewan menjelang Idul Adha. Baca selengkapnya

Walikota New York mengumumkan bahwa dia akan mengadakan pertemuan mengenai serangan tikus.

Hati-hati saat memanaskan kembali nasi sisa karena nilai pH-nya tidak sama dan lebih lembab dibandingkan makanan lain, sehingga bakteri mudah berkembang biak. Baca selengkapnya

Raja Salman dari Arab Saudi mengalami demam tinggi dan akan menjalani tes hari ini. Baca selengkapnya

Kementerian Kesehatan meminta jemaah haji berhati-hati terhadap virus MERS-CoV selama musim haji. Berikut gejala dan risiko tertular virus ini. Baca selengkapnya

Dokter mencatat bahwa gejala lupus pada anak-anak seringkali lebih parah dibandingkan pada orang dewasa. Baca selengkapnya

Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah. Banyak alasan yang saling terkait. Baca selengkapnya

Kementerian Kesehatan telah menerima banyak laporan yang menunjukkan perubahan gejala pasien demam berdarah setelah penyakit Covid-19 berakhir. Apa pun? Baca selengkapnya

Gelombang panas baru-baru ini muncul di Indonesia setelah banyak wilayah di benua Asia terkena dampak gelombang panas yang parah. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *