Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

TEMPO.CO, Jakarta – Sebanyak 202 warga Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, terjangkit diare. Jumlah kasus diare meningkat pascabanjir bandang yang melanda wilayah Pesisir Selatan pada Maret lalu. Pesisir Selatan Intan Novia Fatma, Pj Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, mengatakan penyakit tersebut telah menyebabkan lima orang meninggal dunia.

Kelimanya adalah anak-anak di bawah usia lima tahun (balita), katanya kepada Tempo, Rabu, 8 Mei 2024.

Kematian akibat diare, kata dia, umumnya disebabkan oleh keterlambatan keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan. Rata-rata, keluarga mengorbankan diri mereka sendiri setelah dehidrasi dan demam tinggi.

Pantauan Dinas Kesehatan Pesisire Selatan sejauh ini, tercatat ada 123 penderita diare di Pesisire Selatan yang dinyatakan sembuh. Saat ini, pihaknya masih memiliki 31 pasien kasus diare yang dirawat di Puskesmas Surantih, 16 pasien di RSUD M. Zein, 12 pasien di RS Bhakti Kesehatan Masyarakat Painan, dan sisanya menjalani rawat jalan.

Kasus diare terbanyak terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan seperti Taratak, Lansano, Rawang dan Pasar Surantih. Hingga 85 persen pasiennya adalah bayi baru lahir hingga anak berusia 5 tahun.

Intan mengatakan, peningkatan kasus diare terbesar terjadi pada 4 Mei 2024 yakni mencapai 28 kasus. “Kami menemukan banyak balita yang sudah mengalami dehidrasi parah namun tidak dibawa ke fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Dehidrasi berat ditandai dengan diare dan muntah. Bahkan balita pun biasanya mengalami demam tinggi. Intan menduga peningkatan tajam kasus diare disebabkan oleh konsumsi air yang tidak dimasak.

“Kami menduga kualitas air di Kecamatan Sutera tercemar. Hal ini disebabkan oleh banjir Maret 2024,” kata Intan.

Intan mengimbau masyarakat mengikuti anjuran Dinas Kesehatan Pantai Selatan, khususnya merebus air minum hingga mendidih. “Kami berharap masyarakat mengikuti imbauan tersebut agar kasus diare segera berakhir.”

Pilihan Editor: Startup logistik ini menghadirkan teknologi pendingin canggih ke Indonesia yang mampu mengatur 4 jenis suhu

Hujan lebat disertai petir dan angin kencang mempersulit penyelamatan korban banjir di Brasil selatan. Jumlah korban tercatat per 100 orang

Banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, telah menewaskan sedikitnya 90 orang dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka. Baca selengkapnya

BNPB salurkan dana siap pakai Rp 2,15 miliar ke Pemprov Sulsel untuk darurat banjir dan lahan Baca Selengkapnya

Hujan deras di Rio Grande do Sul, Brasil, telah menewaskan sedikitnya 55 orang dan menyebabkan 74 orang hilang. Baca selengkapnya

Kementerian Kesehatan, UNDP dan WHO bekerja sama dalam sebuah proyek untuk memperkuat layanan kesehatan yang siap menghadapi perubahan iklim. Baca selengkapnya

Banjir di Musi Rawas Utara merusak rumah dan berbagai bangunan di lima kecamatan. BNPB mencatat 51 ribu warga setempat terdampak. Baca selengkapnya

Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan mengirimkan tim khusus ke kawasan banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya adalah memprediksi penyakit pasca banjir. Baca selengkapnya

Peningkatan intensitas hujan di Dubai nampaknya tidak wajar dan jauh melebihi perkiraan awal. Baca selengkapnya

Banjir di Musi Rawas Utara, Sumsel merusak fasilitas umum. Arusnya habis ketika air naik. Baca selengkapnya

Puluhan rumah rusak akibat banjir bandang berisi lahar dingin atau material vulkanik Gunung Marapi yang terbawa air hujan. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *