Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

TEMPO.CO , Jakarta – Singapore Airlines didenda karena kursi penumpang kelas bisnisnya tidak bisa dipasang. Dua penumpang Ravi dan Anjali Gupta juga melaporkan keluhan tersebut.

Ravi dan Anjali terbang ke Australia dari Hyderabad, India dan tiba di Singapura pada Mei tahun lalu. Menurut India Today, mereka membayar INR 66.750 atau sekitar Rp 13 juta untuk setiap kursi kelas bisnis. Dia mengatakan dalam penerbangan ke Singapura bahwa sandarannya tidak bisa direbahkan. Namun, belum ada laporan adanya masalah pada penerbangan Singapura-Perth.

Pasangan ini mengeluh karena merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi padahal sudah membayar untuk kelas bisnis. Bedanya, menurut Deccan Chronicle, mereka mendapat ruang hidup ekstra. Alhasil, ia pun mengaku terpaksa harus tetap terjaga sepanjang waktu karena diturunkan secara manual dalam posisi tengkurap.

Juru bicara Singapore Airlines mengatakan kepada media Inggris The Independent bahwa kursinya masih dapat disandarkan secara manual.

“Staf kami secara rutin memeriksa para pelanggan ini dan menyediakan sandaran kursi secara manual bila diperlukan,” katanya.

India Today melaporkan bahwa maskapai tersebut menawarkan masing-masing 10.000 frequent flyer miles kepada pasangan tersebut, tetapi mereka menolak.

Pada hari Jumat, 26 April, media lokal melaporkan bahwa Dewan Sengketa Konsumen Hyderabad memerintahkan Singapore Airlines untuk memberikan kompensasi kepada Gupta. Besaran ganti ruginya disebut-sebut sebesar INR 200.000 atau sekitar Rp 39 juta. Menurut India Today, sekitar setengahnya adalah imbalan dari ketua dan sisanya adalah kompensasi atas penderitaan mental dan rasa sakit fisik.

Ravi Gupta adalah kepala polisi di negara bagian Telangana, India, tempat Hyderabad menjadi maskapai penerbangan bintang lima, menurut situs web pemerintah setempat.

Menurut pemeringkatan Skytrax, Singapore Airlines adalah salah satu dari sedikit maskapai penerbangan bintang lima di dunia. Tahun lalu, maskapai ini terpilih sebagai kelas bisnis terbaik kedua di dunia setelah Qatar Airways.

Namun, kemiringan yang tidak berfungsi adalah hal biasa bahkan pada maskapai penerbangan terkemuka. Emirates, yang menduduki peringkat ketiga tahun lalu, menghadapi tuntutan hukum senilai $3.300 pada tahun 2023 dari seorang penumpang berusia 20 tahun yang mengeluh bahwa kursi kelas bisnisnya tidak dapat direbahkan dan ternoda.

Orang Dalam Bisnis | CNA

Pilihan Editor:

Jokowi mempertemukan Prabu dengan calon Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong. Baca selengkapnya

Startup MYCL mengembangkan biomaterial berbasis jamur ramah lingkungan yang telah memasuki pasar Singapura dan Jepang. Baca selengkapnya

Kementerian Perdagangan Singapura dan Duta Besar RI menyelenggarakan peragaan busana di Singapura. Total nilai transaksi sebesar Rp 4,2 miliar. Baca selengkapnya

Presiden Jokowi menerima Menteri Luar Negeri Singapura. Baca selengkapnya

Namun pada tanggal 5 Mei, cahaya indah Aurora Borealis akan memulai debutnya di Gardens by the Bay. Baca selengkapnya

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya mata uang asing sebesar Rp 180 triliun karena banyak masyarakat yang terus berobat ke luar negeri. Baca selengkapnya

Bila melakukan perjalanan udara, otomatis mereka termasuk dalam kategori anak di bawah umur dan harus didampingi oleh pengawas. Baca selengkapnya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap mengungkapkan kekhawatirannya terhadap warga Indonesia yang mencari pengobatan di negara lain dibandingkan berobat lokal. Baca selengkapnya

Salah satu menteri Jokowi, Lohit Bansar Panjitani, diketahui sempat mendapat perawatan di Singapura sekitar sebulan pada November tahun lalu. Baca selengkapnya

Presiden Jokowi Soroti Kebiasaan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri yang Berpotensi Kehilangan Devisa US$180 Triliun, Apa Alasannya? Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *